Sukses

Israel Tunjuk Menhan Baru yang Penuh Kontroversi

Lieberman yang tinggal di salah satu kawasan pemukiman di Tepi Barat, dilaporkan skeptis terhadap upaya perdamaian dengan Palestina.

Liputan6.com, Yerusalem - Parlemen Israel mengesahkan penunjukan politikus beraliran nasionalis keras -- sayap kanan, Avidgor Lieberman, sebagai menteri pertahanan. Sosok yang dianggap beberapa kalangan penuh kontroversi karena tanggapannya soal Palestina.

"Saya berkomitmen untuk bertanggung jawab dengan kebijakan yang masuk di akal," kata Menhan Israel baru, Lieberman seperti dikutip dari BBC, Selasa (31/5/2016).

Lieberman yang tinggal di salah satu kawasan permukiman di Tepi Barat, dilaporkan skeptis terhadap upaya perdamaian dengan Palestina.

Namun setelah pelantikannya di Yerusalem, Senin 30 Mei 2016, kepada para wartawan dia mengatakan mendukung solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina.

"Semua dari kita memiliki komitmen untuk perdamaian, perjanjian status akhir, pemahaman antara kami dan tetangga (Palestina)."

Lieberman ditunjuk menduduki jabatan menteri pertahanan oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu setelah partai pimpinannya, Yisrael Beitenu, bergabung dalam koalisi pemerintah.

Sebelumnya dia juga pernah mengusulkan penggulingan Otoritas Palestina dan mengancam akan membunuh pemimpin Hamas jika kelompok itu tidak mengembalikan jenazah tentara-tentara Israel yang tewas dalam perang Gaza pada 2014.

Lieberman menetap di satu permukiman Yahudi di kawasan pendudukan di Tepi Barat. Lahir tahun 1958 di Kishinev -sebuah kawasan di Uni Soviet yang kini menjadi Chisinau di Moldova- dia pindah ke Israel pada usia 20 tahun berdasarkan Undang-Undang Pemulangan Israel.

Kepala Negosiator Palestina, Saeb Erekat mengingatkan bahwa penunjukan Lieberman sebagai menteri pertahanan akan "menghasilkan apartheid, rasisme dan ekstremisme agama dan politik".

Awal pekan lalu, Menteri Pertahanan Moshe Yaalon pendahulu Lieberman menyatakan pengunduran dari Kabinet Perdana Menteri, Benjamin Netanyahu.

Pengunduran dari Yaloon disebabkan sudah kehilangan kepercayaan terhadap Netanyahu. Hal itu terjadi karena PM Israel itu menawarkan posisi Menhan ke politisi ekstrem Yahudi, Avigdor Lieberman.

Saat itu, Liebermen mengatakan dia siap membawa partainya Yisrael Beitenu ke koalisi orang nomor satu di pemerintahan Israel ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.