Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Tinjauan Ilmiah Dampak Ketagihan Seks Pada Otak

Sebanyak 76 persen kaum pria mengatakan ingin menghentikan ketagihan porno setelah mengetahui dampak ketagihan pada hubungan dan kesehatan.

Liputan6.com, New York - Baru-baru ini, Stop Procrastinating, suatu situs penelitian dan produktivitas, mengungkapkan bahwa 76 persen kaum pria mengatakan ingin menghentikan ketagihan porno setelah mengetahui dampak ketagihan pada hubungan dan kesehatan.

Dikutip dari Bustle pada Jumat (27/5/2016), ketagihan pornografi adalah salah satu jenis ketagihan seks. Penulis Rebecca Paredes menanyai Dr. Robert Navarra, seorang Master Addiction Counselor sekaligus ahli terapi dengan sertifikasi Gottman.

Pakar yang berkedudukan di San Carlos, California, itu mengatakan kepada Bustle, "Hubungan seksual yang sehat bisa mungkin dengan komunikasi yang baik dan rasa positif di antara pasangan."

Navarra menjelaskan bahwa menyaksikan pornografi dapat mengubah kadar alamiah dopamin kita. Dopamin adalah suatu neurotransmitter yang berurusan dengan kenikmatan. Katanya, "Dalam hal ketagihan pornografi, sistem ganjaran kita terlalu terangsang dan dopamin membanjiri otak dengan kadar dopamin yang lebih tinggi daripada yang disanggupi otak."

Ketagihan terjadi dalam 2 tahap:

Tahap 1 adalah ketika jalur ganjaran pada otak dibanjiri oleh tingginya kadar dopamin. Seiring berjalannya waktu, melimpahnya dopamin ini menaikkan ambang yang diperlukan untuk merasakan nikmat.

Tahap 2 adalah ketika lobus depan pada otak, bagian otak yang terlibat dalam pembuatan keputusan, penilaian, dan kendali impuls, mengalami perubahan struktur dan fungsi.

Dampaknya adalah pembuatan keputusan yang kacau, misalnya menjelajahi situs pornografi di tempat kerja atau semakin mencari sajian porno yang semakin genit supaya mendatangkan semburan dopamin.

"Dasar ilmunya jelas sekali. Sejumlah penelitian terkini dapat mengungkapkan bahwa perubahan-perubahan yang teramati dalam otak seorang penagih seks cocok dengan perubahan dalam otak orang yang menderita penyimpangan penggunaan alkohol dan narkoba," kata Navarra.

Untunglah, ada kabar baik. Ketika penagih seks menghentikan perilaku ketagihannya, otak menyusun ulang dirinya seiring dengan berjalannya waktu.

"Jalur-jalur neural baru mulai terbentuk dan hubungan seksual yang sehat menjadi mungkin dengan komunikasi yang baik dan rasa positif di antara pasangan."

Ia melanjutkan, "Seks yang intim sekarang dimungkinkan dan menggantikan kehidupan seks khayalan pada kehidupan para penagih seks."

Langkah-langkah Pemulihan

Tujuan utama pemulihan dari ketagihan seks adalah agar mengembangkan pandangan yang lebih sehat tentang seks dan keintiman.

Navarra menyarankan melakukannya bersama-sama dengan ahli terapi yang terlatih dan mengerti ketagihan seks. Jika seseorang khawatir dengan kebiasaan pornonya, Navarra membeberkan sejumlah pertanyaan yang digunakan oleh para ahli terapi untuk mencirikan tanda peringatan adanya ketagihan:

1. Apakah seseorang menyadari ia dikejar-kejar pikiran seksual?
2. Apakah seseorang menyembunyikan perilaku seksnya dari orang lain?
3. Pernahkah orang itu mencari bantuan mengatasi perilaku seksual yang tidak disukainya?
4. Apakah orang merasa dikendalikan oleh nafsu syahwat?
5. Ketika melakukan seks, apakah orang itu merasa depresi sesudahnya?

Baik bagi kaum pria maupun wanita, jawaban 'ya' untuk 3 pertanyaan menunjukkan kepekaan kepada ketagihan seksual.

Jika ditanyakan kepada murid sekolah menengah, mungkin akan ditertawakan karena memang begitulah kebiasaan pornografi mereka, walaupun kebiasaan itu menghabiskan waktu mereka juga.

Namun demikian, pertanyaan-pertanyaan itu mungkin dapat merasuk dalam hati sehingga membuka perbincangan tentang faktor-faktor lain yang mendasari dan menggiring mereka menjadi ketergantungan kepada pornografi.

Porn tetap menjadi industri yang mendatangkan sekitar US$97 miliar setiap tahun, apalagi ditambah dengan kehadiran medium baru semisal virtual reality (VR).

Namun satu hal yang jelas, hal itu tidak selalu buruk. Pornografi sebetulnya dapat menjadi bagian penting dalam hubungan seksual yang sehat.

Yang jelas, kejujuran kepada diri sendiri merupakan suatu langkah menuju perbaikan pribadi. Dan itu adalah hal yang layak diperbincangkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini