Sukses

Propaganda Keturunan Orang Amerika yang Membelot ke Pihak Korut

Video bahasa Korea berdurasi satu jam tersebut, membahas tentang kehidupan dan impian Ted dan James, serta kemuliaan Korut.

Liputan6.com, Pyongyang - Jika hanya melihat perawakan mereka, kakak adik itu terlihat seperti orang Barat. Namun, saat mereka berbicara, dua saudara tersebut terdengar seperti orang Korea pada umumnya.

Mereka adalah anak dari seorang mantan prajurit AS yang tinggal di Korea Utara, setelah ayahnya membelot ke pihak Pyongyang pada tahun 1960-an.

Ted Dresnok dan James Dresnok -- berusia 30 tahunan -- merupakan warga kulit putih yang menjadi 'bintang' dalam video propaganda terbaru di negara yang dipimpin oleh Kim Jong-un.

Dalam rekaman video propaganda yang dirilis dari Daily Mail, Jumat (27/5/2016), Ted dan James terdengar berbicara menggunakan bahasa Korea dengan sangat lancar. Mereka mengatakan, mendukung program 'keunggulan Korea ala Kim Jong-un' dan mengecam AS karena menantang 'visi' pemimpinnya.

Video bahasa Korea berdurasi satu jam tersebut, membahas tentang kehidupan dan impian Ted dan James, serta kemuliaan negara Korea Utara.

James atau Hong Chol, 36 tahun, mengatakan dia adalah seorang kapten tentara militer Pyongyang. Sedangkan abangnya, Ted, bekerja di fasilitas pertahanan dan pendidikan Partai Pekerja -- mereka terlihat menggunakan pin bergambar foto Kim Il Sung dan Kim Jong Il.

"Aku ingin menyarankan AS untuk berhenti memusuhi Korut, mereka salah menilai dan sekarang sudah saatnya sadar dari delusi mereka," kata Ted atau Hong Sun Chol.

Ted bergabung dengan militer Korut pada tahun 2014 -- saat situasi di Semenanjung Korea sedang memburuk.

"Terima kasih telah memberika ku kesempatan untuk mengabdi kepada negara. Aku selalu bercita-cita ingin menjadi anggota Partai Pekerja. Terima kasih atas keramahan Jenderal Kim Jong-un, kami menerima hadiah setiap libur nasional," kata Ted.

James juga mengatakan hal yang serupa dengan pernyataan abangnya. Dia mengatakan ingin mengabdikan diri untuk tanah airnya dan membuat dunia melihat keunggulan Korea di bawah kepemimpinan Kim Jong-un.

"Penjajah AS menyebabkan terpecahnya Semenanjung Korea -- Korut dan Korsel -- bukan aku dan kakakku, tapi para petinggi AS," kata dia.

Masih merupakan sebuah tanda tanya, apakah jawaban wawancara dalam video tersebut, diatur atau tidak oleh Pyongyang. Namun, kata-kata yang mereka lontar terdengar sangat mirip dengan propaganda.

Dengan diambilnya rekaman tersebut di Korea Utara, terbuka kemungkinan bahwa pemerintah juga ikut 'mengatur' wawancara tersebut.

Latar Belakang Dresnok Bersaudara

Ayah Ted dan James adalah seorang mantan prajurit AS bernama James Dresnok. 

Dresnok senior melarikan diri ke persawahan di salah satu daerah di Pyongyang pada 15 Agustus 1962. Ia membelot ke Korut.

Dresnok kemudian menikahi seorang gadis berdarah Rumania, Donia Bumbea, seorang pematung yang seharusnya bekerja di kedutaan negaranya di Pyongyang.

Namun, menurut laporan seorang pembelot bernama Charles Jenkins, kembali ke AS pada 2004, mengklaim bahwa Bumbea diculik dan dipaksa menikah.

Orangtua gadis Rumania itu juga percaya, anak mereka dirayu dengan iming-iming akan dibawa ke Jepang.

Setelah menikah, pasangan tersebut membesarkan Ted dan James kecil di Pyongyang, hingga mereka menikah dan mempunyai anak.

Bumbea meninggal pada tahun 1997 karena kanker yang menyerangnya, dan suaminya James, saat ini berusia 75 tahun, masih tinggal di Pyongyang.

"Aku mendengar banyak cerita dari ayahku. Jika dia tidak datang ke Korea, dia tidak akan memiliki hidup seperti yang dimilikinya di sini," kata Ted.

"Dia adalah seorang yatim piatu. Kesengsaraan yang dirasakannya bukan karena ayah tidak memiliki orang tua, tapi karena kebijakan yang dibuat oleh pemerintah AS," sambung James.

James dan Ted terlihat bosan, di dalam rekaman, ketika ditanya mengenai pendapat mereka, tentang klaim AS yang menyatakan Korea Utara melakukan pelanggaran hak asasi manusia.

Ted hanya menjawab, AS ingin membesar-besarkan masalah itu. "Kami menikmati hidup yang adil dan setara di sini," kata dia.

"Lihat AS, di sana polisi kulit putih menembak warga kulit hitam pada siang bolong. Memperlakukan mereka seperti lalat tidak berharga," kata Ted.

"Aku ingin memberitahu AS untuk melepaskan diri dari pemikiran pemimpin mereka dan mulai bernegosiasi damai dengan kami. Itulah satu-satunya cara untuk menyelamatkan diri," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini