Sukses

Sebelum EgyptAir Jatuh, Pilot Turki Mengaku Melihat 'UFO' Hijau

Para pilot tersebut mengklaim melihat UFO tersebut saat berada di ketinggian 17.000 kaki di distrik Silivri Istanbul, pada pukul 23.30.

Liputan6.com, Kairo - Dua pilot Turki Airlines mengaku melihat UFO dengan lampu hijau melewati pesawat mereka, sesaat sebelum jatuhnya pesawat EgyptAir -- yang terbang di dekatnya.

Menurut laporan yang dikutip dari News.com.au, Selasa (24/5/2016), objek tak dikenal itu terlihat oleh pilot yang terbang dari Bodrum ke Istanbul, pada Kamis 19 Mei 2016 malam lalu.

Para pilot tersebut mengklaim melihat UFO tersebut saat berada di ketinggian 17.000 kaki di distrik Silivri, Istanbul, pada pukul 23.30 waktu setempat.

Satu jam kemudian, pesawat EgyptAir jatuh di Mediterania, antara Turki dan Mesir.

"Sebuah objek tak dikenal dengan lampu hijau melewati 3.000 kaki di atas kami, kemudian menghilang tiba-tiba. Kami menduga benda itu adalah UFO," kata pilot tersebut.

Misteri yang menyelimuti seputar kecelakaan EgyptAir MS804 memperkuat klaim bahwa pilot melakukan panggilan darurat -- adanya indikasi 'smoke alerts' atau lampu peringatan pendeteksi asap beberapa saat sebelum hilang kontak.

Kapten Mohamed Said Shoukair, 37 tahun, dilaporkan kehilangan kontak radio dengan pusat kontrol, sesaat sebelum Airbus A320 yang dikemudikannya terjun ke Mediterania, dan menghilangkan 66 jiwa.

Sumber penerbangan di Paris mengatakan, pilot pesawat nahas tersebut sempat menghubungi pusat kontrol lalu lintas udara, mengatakan bahwa ada asap yang memenuhi kabin dan akan melakukan pendaratan darurat.

"Terdapat percakapan selama beberapa menit antara Kapten Shoukair dan pengontrol. Panggilan darurat," kata sumber itu.

Menurut laporan dari media setempat, pilot kemudian memprakarsai 'penurunan cepat' yang bertujuan untuk memadamkan api dari pesawat dan membersihkan asap.

Militer Mesir mempublikasikan gambar barang yang ditemukan dalam pencarian pesawat Egypt Air MS804 yang hilang di Laut Mediterania. (Egyptian Armed Forces)

Manuver tersebut mengakibatkan perubahan tekanan udara yang dramatis di dalam kabin dan bisa sangat berbahaya.

Menurut Menteri Pertahanan Yunani, Pano Kammenos, pesawat terjun dari ketinggian 37.000 kaki ke 15.000 kaki, dan kemudian 'membanting' secara tiba-tiba saat memasuki wilayah udara Mesir.

Menurut sebuah laporan yang bocor ke publik, api berkobar di dalam kabin beberapa menit sebelum bencana tersebut terjadi -- diduga akibat adanya kerusakan elektronik.

Setelah menghilangnya pesawat tersebut, maskapai mengatakan ada panggilan darurat diterima. Namun, pernyataan itu kemudian disangkal oleh militer Mesir -- pernyataan tersebut lantas ditarik kembali oleh pihak EgyptAir.

Pada Jumat 20 Mei 2016, pemerintah merilis sebuah rekaman suara antara pilot EgyptAir MS804 dengan air traffic controller (ATC) -- pengatur lalu lintas udara di Zurich, Swiss, menunjukkan bahwa sebelum pesawat hilang dari radar, keadaan di kokpit tampak baik-baik saja.

Pilot, Kapten Shoukair, bahkan sempat mengucapkan terima kasih kepada pusat kendali dalam bahasa Yunani.

Aviation Herald menyebut, detektor asap menyala di toilet sebelum sinyal lenyap. Disebutkan, sistem menunjukkan, pada jam 02.26 waktu setempat Kamis itu (00.26 GMT), asap terdeteksi dari toilet dan di bawah kokpit.

Sebuah perahu Militer Mesir mengambil bagian dalam operasi pencarian pesawat EgyptAir yang diduga jatuh ke Laut Mediterania, Kamis (19/5). Pesawat EgyptAir hilang dalam perjalanan dari Paris menuju Mesir. (Egyptian Military/Handout via Reuters)

Upaya pencarian black box atau kotak hitam pesawat EgyptAir yang hilang pun terus dilakukan. Pemerintah Mesir mengerahkan robot kapal selam guna mencari perekam data penerbangan itu.

"Kami sedang bekerja keras untuk menemukan dua kotak itu," kata Presiden Abdel Fattah al-Sisi.

Sebelumnya, militer Mesir pada Sabtu 21 Mei 2016 merilis gambar benda-benda temuan mereka di Laut Tengah atau Laut Mediterania. Mulai dari rompi penyelamat, barang-barang pribadi hingga puing-puing yang menunjukkan logo EgyptAir.

Mereka juga menyebutkan menemukan bagian tubuh manusia, dan koper.

Sejauh ini bagian utama dari pesawat dan dua "kotak hitam" yang merekam data penerbangan dan transmisi kokpit belum ditemukan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini