Sukses

Solusi Praktis Olahraga di Bus Kota untuk Si Super Sibuk

Sebuah pusat kebugaran mencoba gagasan baru untuk melakukan latihan kebugaran dalam bus yang berkeliling kota.

Liputan6.com, London - Penyedia jasa latihan kebugaran di London, Inggris menawarkan solusi praktis demi menjaga kebugaran tubuh bagi para pekerja super sibuk yang memiliki waktu terbatas. Caranya: mengubah bus kota menjadi studio latihan sepeda statis.

Dengan fasilitas tersebut, para penggunanya bisa berolahraga sambil berkeliling kota atau menuju tempat kerja.

"Bagi mereka yang menginginkan suasana seperti dalam kelas pusat kebugaran, tapi tidak punya komitmen waktu. Bus ini menyediakan solusi bagi mereka untuk memanfaatkan selang waktu menuju tempat kerja," kata James Balfour, salah satu pendiri 1Rebel melalui pernyataan tertulisnya yang dikutip dari CNBC pada Rabu (18/5/2016).

 

Biaya penggunaan fasilitas itu berkisar antara $17 sekitar Rp 227 ribu dan $21 atau sekitar Rp 267 ribu) untuk kelas selama 45 menit -- sekiranya program 'Ride2Rebel' ini jadi diluncurkan.

Perusahaan itu berencana memulainya pada musim panas nanti -- sekitar bulan Juli, tergantung persetujuan pemerintah kota.

Beberapa rute bus kota itu akan berakhir di sejumlah klub kebugaran 1Rebel, sehingga penggunanya bisa mandi dan salin sebelum menuju tempat kerja mereka.

Sebuah pusat kebugaran mencoba gagasan baru untuk melakukan latihan kebugaran dalam bus yang berkeliling kota. (Sumber 1Rebel UK via Facebook)

Untuk menjajal ketertarikan calon pengguna, perusahaan itu sedang menjajaki minat melalui internet.

"Pendaftaran untuk pagi hari sangat menarik minat, sehingga situs web pendaftarannya sampai down dan harus dipindahkan ke server lain," ucap Balfour.

Beberapa rute bus itu akan berakhir di sejumlah klub kebugaran 1Rebel, sehingga penggunanya bisa mandi dan bersalin. (Sumber 1Rebel via Metro.co.uk)

Namun demikian, masalah keamanan masih menjadi pemikiran terkait rencana ini. Sepeda pelatihan yang dipasang dalam bus tidak dirancang untuk menyertakan sabuk pengaman. Lalu, Balfour juga tidak bicara apapun soal pemakaian helm.

"Kami bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan bus dan pemerintah, untuk memenuhi semua syarat kesehatan dan keselamatan," kata Balfour kepada CNBC.

"Karena gagasan ini bersifat inovatif, belum ada patokan yang sudah jadi. Tapi, karena minat yang membeludak, hal ini menjadi fokus bagi semua rekanan kami."

Sepertinya bagus juga jika dijajal di tengah kemacetan kota-kota di Indonesia. Bagaimana menurut Anda?

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini