Sukses

Pertama Kali, Pasien Donor Penis Ungkap Jati Dirinya ke Publik

Pasien transplantasi penis itu berharap hidup normal.

Liputan6.com, Boston - Thomas Manning adalah pria pertama yang menerima transplantasi penis di Amerika Serikat. Dan ia juga orang pertama yang berani buka mulut dan menunjukkan jati dirinya.

Akhirnya, secara terbuka ia berharap bisa hidup normal selepasnya dari rumah sakit.

Pegawai bank berusia 64 tahun itu menerima donor penis dari seorang pria yang telah meninggal dunia. Operasi transplantasi itu dilakukan tim bedah di rumah sakit umum, Massachussetts Boston.

Penis yang ia terima untuk menggantikan miliknya yang tersisa setelah dokter memutuskan mengamputasi agar tumor langka dan berbahaya tidak menyerang seluruh tubuhnya.

"Aku ingin kembali seperti aku sedia kala," kata Manning kepada New York Times, Senin 26 Mei 2016. Manning memutuskan berbicara kepada umum agar pria lain yang bernasib sama dengan kanker pada kelamin atau kecelakaan di alat vital tahu bahwa ada harapan bagi mereka.

Hingga saat ini, Manning mengaku belum berani melihat organ 'barunya' itu. Namun, dokter berharap setidaknya ia bisa buang air kecil secara normal dalam beberapa minggu ke depan.

Dan, dalam beberapa bulan mendatang, dokter berharap Manning dapat melakukan hubungan seks secara normal.

Sebelum operasi, Manning mengaku hubungan percintaannya kacau.

"Aku tak bisa berkencan dengan satu orang pun. Anda tak bisa mudah bilang kepada wanita, 'penisku sudah diamputasi'," ujar dia.

Tim dokter bedah menghabiskan 3 tahun persiapan operasi Manning. Mereka melakukan banyak percobaan kepada setengah lusin donor mati. Manning sendiri harus dipersiapkan secara mental agar ia siap dengan transplantasi penis dari donor lain. Ia harus menunggu 2 minggu sebelum akhirnya mendapatkan penis yang cocok dengan golongan darah dan warna kulit.

Manning bukan pria pertama di dunia yang melakukan transplantasi penis. Pada 2006, ahli bedah di Guangzhou, China melakukan operasi transplantasi kepada pria berusia 44 tahun. Penisnya 'tersisa' 1 cm akibat kecelakaan. Dalam 15 jam operasi, ia akhirnya mendapat penis sepanjang 10 cm dari pasien yang 'mati otak' berusia 20-an tahun.

Operasi itu sendiri berjalan mulus. Namun, dua pekan kemudian, pasien kembali ke dokter bedahnya dan meminta dokter 'mencopot' kembali penisnya. Menurut dr Weilie Hu, kepala tim dokter bedah, pasien menerima kondisi psikis dengan sang istri.

Setelah diinspeksi, rupanya organ transplantasi itu tidak 'bereaksi' setidaknya secara biologis.

Tahun lalu, dokter di Afrika Selatan sukses melakukan transplantasi kepada penis pria berusia 21 tahun. Ia harus kehilangan alat vitalnya itu akibat kelemayuh atau gangraena, matinya jaringan tubuh. Pria itu tak hanya mendapatkan penisnya kembali, ia juga berhasil menghamili pacarnya.

Menurut laporan, Manning sebenarnya meminta segera transplantasi sesudah diamputasi. Namun dokter tidak mengizinkannya. Tiga tahun kemudian, mereka menawarkan operasi. Kini, Manning mulai menjalani kehidupannya sebagai bankir dan berharap bisa menemukan wanita tepat yang dapat ia kencani.

Manning tak berhenti menyerah, kepada Times, ia berkata, "Kalau aku beruntung, setidaknya aku mendapatkan 75 persen dari aku yang dahulu kala. Namun, dokter tak menjanjikan banyak. Dan itu merupakan perjanjiannya..."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.