Sukses

Misteri 'Man in the Iron Mask' Terkuak Setelah 350 Tahun?

Liputan6.com, Jakarta - Tak ada yang tahu identitas L'Homme au Masque de Fer atau The Man in the Iron Mask asal Prancis

Julukan 'pria bertopeng besi' tersebut diberikan untuk seorang tahanan yang mendekam sebagai Eustache Dauger sekitar tahun 1669 atau 1670.

Ia ditahan di sejumlah penjara, antara lain Bastille dan Benteng Pignerol. Selama 34 tahun mendekam dalam bui, pria itu ditemani Bénigne Dauvergne de Saint-Mars -- tahanan yang diyakini sebagai penjaganya.


Pria yang disamarkan di bawah kedok topeng besi itu meninggal dunia pada 19 November 1703 dengan identitas Marchioly, selama masa pemerintahan Raja  Louis XIV -- yang berumur panjang hingga 72 tahun bertakhta.

Namun, identitas sang pria bertopeng menjadi subjek perdebatan dan spekulasi.

Misteri 'Man in the Iron Mask' terkuak setelah 350 tahun?  (Wikipedia)

Penulis dan filsuf Voltaire menyebut orang itu adalah kakak tidak sah dari Louis XIV.

Sementara, Alexandre Dumas pada 1840 menyebut, tahanan misterius itu adalah kembaran identik Louis XIV -- alur yang diangkat dalam Film The Man in the Iron Mask yang dibintangi Leonardo Dicaprio.

Misteri Terpecah Setelah 350 Tahun?

Kini, klaim baru muncul. Dalam bukunya, Paul Sonnino, dosen sejarah University of California, Santa Barbara, mengklaim ia telah menguak identitas sejati Man in the Iron Mask.

"Kalangan sejarawan sepakat namanya adalah Eustache Dauger. Ia tak selalu mengenakan topeng, hanya sesekali," kata Sonnino seperti dikutip dari situs sains, LiveScience, Minggu (8/5/2016).

"Ia memang mengenakan topeng, tapi bukan dari besi melainkan beludru," katanya.

Ia menambahkan, para ahli sejarah juga yakin yang dikenakannya adalah topeng beludru. "Yang tak bisa dipastikan adalah sosok di balik beludru itu. Dan apa alasan ia ditahan dengan penjagaan penuh, selama lebih dari 30 tahun," katanya.

Lukisan L'Homme au Masque de Fer dari tahun 1789 (Wikipedia)


Dalam bukunya, The Search for the Man in the Iron Mask: A Historical Detective Story (Rowman & Littlefield, 2016), Sonnino menuntun para pembacanya menelaah catatan sejarah berupa korespondensi terkait tahanan itu, juga aspek lain dalam penyelidikan.

Lewat penelitiannya, Sonnino menduga Dauger adalah pelayan bendahara Kardinal Mazarin, yang menjadi menteri penting selama awal kehidupan Louis XIV hingga dinobatkan jadi penguasa Prancis.

Mazarin mengumpulkan banyak kekayaan, dan Sonnino meyakini uang tersebut hasil jarahan -- yang membuat sang menteri bahkan konon lebih tajir dari raja.

"Apa yang mampu saya ungkap adalah Mazarin mendapatkan keuntungan besar dari mantan raja dan ratu Inggris...," kata dia. "Dauger mungkin mengoceh pada waktu yang salah. Dan ia diberitahu, saat ditangkap, bahwa jika ia mengungkapkan identitasnya kepada siapa pun, ia akan segera dibunuh."

Perintah penahanan Dauger konon dikeluarkan Marquis de Louvois, Menteri Urusan Perang Louis XIV.

Ilustrasi Man in The Iron Mask dari tahun 1872 (Wikipedia)

 

Ia diduga memerintahkan Dauger ditahan di sel khusus yang terisolasi, kontak pun dibatasi dengan segelintir orang. Karena pentingnya rahasia yang ia pegang, sang tahanan diancam, jika buka mulut niscaya ia akan segera dieksekusi mati.

Terkait mengapa identitas Man in the Iron Mask tak kunjung diungkap dalam sejarah, Sonnino menyalahkan kalangan sejarawan. Menurut dia, para sejarawan bersikeras membuat kisahnya steril, moralistik, dan masuk akal."

"Hidup memang tidak masuk akal," kata Sonnino. "Dan, manusia jauh lebih rumit dari itu."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.