Sukses

Gelombang Panas Landa Kamboja, Murid Sekolah Pulang Lebih Cepat

Kebanyakan sekolah di Kamboja tak memiliki pengatur suhu sehingga udara panas menganggu proses belajar mengajar.

Liputan6.com, Phnom Penh - Sekolah di seluruh Kamboja memulangkan lebih cepat 1 jam para siswanya akibat gelombang panas. Suhu di negara itu mencapai 42 derajat Celcius.

Menteri Pendidikan Hang Chuon Naron menandatangani peraturan itu pada Senin 2 Mei 2015 dan berlaku hingga musim penghujan tiba. Musim itu biasanya terjadi pada akhir Mei, namun hingga kini belum ada tanda-tandanya.

 

"Suhu dalam beberapa terakhir mencapai 42 hingga 43 derajat Celcius di siang hari," kata Chuon Naron, dilansir dari Cambodia Daily, Selasa (3/5/2016)

Kebanyakan sekolah di Kamboja tak memiliki pengatur suhu sehingga gelombang panas mengganggu proses belajar mengajar.

Peraturan itu juga meminta sekolah istirahat tiap 15 menit dan memastikan jendela dan pintu terbuka.

Pihak sekolah juga mewanti-wanti bahaya dari serangan gelombang panas, seperti stroke dan meminta murid untuk minum air lebih banyak.

Selain mempengaruhi aktivitas sekolah, nelayan Kamboja juga dikagetkan dengan kematian massal ikan di Danau Tonle Chhmar.

Mereka mencurigai ikan-ikan itu mati karena pengaruh dari kekeringan dan gelombang panas. Air danau menyusut hingga 20 cm sementara suhu di dalamnya panas.

Negara-negara Asia Tenggara kini tengah menghadapi serangan gelombang panas yang disebabkan oleh El Nino. Gelombang itu datang dari Samudera Pasifik yang mampu mengubah cuaca sedunia jadi lebih panas.

Di negeri tetangga, Thailand, suhu rata-rata tiap harinya mencapai lebih dari 40 derajat Celcius.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini