Sukses

5 Perbuatan 'Dosa' yang Kerap Tak Disadari Penumpang Pesawat

Ternyata, ada saja sejumlah pelanggaran tata krama dalam penerbangan yang sering kita lakukan tanpa disadari.

Liputan6.com, Sydney - Pengguna penerbangan terkadang melakukan sejumlah ‘dosa’ yang seringkali tetap dilakukan walaupun sudah mengetahui yang seharusnya.

Ayo mengaku, tentu ada saja yang tidak peduli dengan tanda pemakaian sabuk pengaman, kelamaan di toilet, atau bahkan menggunakan kursi orang lain sebagai sandaran kaki.

Ternyata, ada saja sejumlah pelanggaran tata krama dalam penerbangan yang sering kita lakukan tanpa disadari. Laman News.com.au yang dikutip pada Sabtu (30/4/2016), membeberkan penjelasan pramugari Nuralia Muzlan yang menjawab pertanyaan-pertanyaan melalui laman Quora terkait dengan 5 hal yang selayaknya jangan lagi dilakukan selama dalam penerbangan.

Menurutnya, 5 ‘dosa’ yang jangan dilakukan lagi adalah:

1. Mengambil benda-benda dari laci atas selagi proses masuk pesawat

Banyak di antara kita yang mengalami hambatan ketika sedang menuju tempat duduk kita karena ada penumpang lain berdiri mengalangi jalan. Ia sibuk mengatur-ngatur isi tas yang sudah ditaruhnya di laci atas kabin.

Sebaiknya, biasakan mengatur isi tas sebelumnya atau lakukan sesudah semua penumpang sudah naik. “Kalau perlu bantal leher, tutup mata, buku, sumbat telinga, earphones, laptop, atau apapun, lakukan ketika semuanya sudah duduk di kursinya dan bukan ketika sedang antre panjang menuju kursi mereka,” kata Muzlan.

Ternyata, ada saja sejumlah pelanggaran tata krama dalam penerbangan yang sering kita lakukan tanpa disadari. (Sumber Flickr via news.com.au)

“Anda menghalangi lorong dan mengganggu proses naik pesawat itu tidak baik. Lebih baik lakukan sebelum masuk kabin. Keluarkan semua yang paling dulu diperlukan sehingga tidak usah merogoh-rogoh tas.”

2. Waktu yang salah untuk mengajukan pertanyaan

Menurut Muzlan, yang paling utama janganlah judes pada awak kabin. Bicaralah dengan sopan jika ada masalah. Jika bisa, tunggulah hingga selesai boarding sebelum menanyakan sesuatu.

Boarding adalah waktu sibuk di mana semua orang melakukan begitu banyak hal sekaligus,” katanya. “Kami tidak hanya mengurusi Anda, tapi juga pihak-pihak lain, misalnya awak darat, awak kokpit, penyedia katering, dan pegawai teknis.”

“Sumbu orang-orang pendek saat itu. Ingat pintunya masih terbuka dan lebih mudah bagi kami untuk memanggil petugas keamanan dan, mendepak penumpang yang membuat ulah.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menjajah Lorong Hingga Mesum

3. 'Menjajah' lorong

Yang ini mudah dimengerti, yaitu jangan menghalangi lorong. Lorong itu harus lancar setiap saat, terutama untuk mencegah cedera. Muzlan mengatakan, cedera bisa terjadi setiap saat. “Saya pernah menangani cedera-cedera yang begini, yaitu ketika penumpang tersandung tas orang lain, terjatuh, dan mulutnya menghajar sandaran lengan,” katanya.

4. Kebablasan menggunakan fasilitas ‘hiburan’

Kita semua merasa bosan dalam penerbangan, karena begitulah senyatanya perjalananan udara. Tapi para penumpang seringkali harus diingatkan bahwa mereka tidak bisa begitu saja melakukan apapun semaunya supaya tetap sibuk.

“Jangan melakukan yang tidak sopan, deh. Apalagi berlaku mesum dalam penerbangan. Pesawat terbang bukanlah kamar tidur pribadi. Terlalu mabuk atau keterlaluan apapun dan menghina orang lain tentu tidak lucu.”

“Anda akan disambut oleh penegak hukum segera setelah kita mendarat.”

5. Mencoba lebih dahulu keluar pesawat terbang

Kita semua pernah mencoba menjadi yang pertama keluar dari pesawat, walaupun jauh sekali dari pintu keluar, bukan? Nah, pendaratan itu adalah saatnya untuk bersabar, dan penting untuk mematuhinya, kata Muzlan.

Ternyata, ada saja sejumlah pelanggaran tata krama dalam penerbangan yang sering kita lakukan tanpa disadari. (Sumber David Jackmanson di Flickr via news.com.au)

“Saya tahu Anda harus ke suatu tempat lain. Saya tahu kamu melihat lampu tanda sabuk pengaman masih menyala. Lalu kenapa bangkit sebelum lampu itu mati?”

“Saya tahu Anda ingin sekali keluar. Saya juga," kata dia. “Tapi haruskah ada penumpang cedera dan kesehatan mereka terganggu sekarang hanya karena ada penumpang lain yang menolak menaati peraturan dan malah memilih untuk mementingkan diri?”

“Bagaimana kalau sang kapten mendadak menginjak rem ketika sedang merayap di landasan? Anda bisa terjerembab. Ini juga tidak ideal buat saya, apalagi kalau sudah tengah malam dan saya perlu pulang ke rumah juga.”

“Silahkan tetap duduk dan kita semua bisa keluar setelah sang kapten menyebutkan kalimat ajaibnya yang Anda dengar berulang-ulang sejak pemeriksaan sebelum terbang,’ Awak pesawat, buka kunci semua pintu dan lakukan pemeriksaan ulang.”

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini