Sukses

Demonstran Nyaris Gagalkan Pidato Donald Trump

Ratusan demonstran menyerbu ajang Konvensi Partai Republik yang digelar Jumat 29 April 2016.

Liputan6.com, California - Ratusan demonstran menyerbu ajang Konvensi Partai Republik yang digelar Jumat 29 April 2016. Tujuan mereka untuk memprotes Donald Trump yang kala itu dijadwalkan menyampaikan pidatonya.

Para demonstran -- yang beberapa dari mereka mengenakan bandana di wajah mereka dan membawa bendera Meksiko -- memblokade jalan di depan Hyatt Regency.

Tindakan mereka memaksa iring-iringan kandidat kuat Grand Old Party (GOP) -- nama lain Partai Republik -- menepi di sepanjang median beton di luar pintu belakang hotel.

Trump dan para pengiringnya terpaksa keluar dari dalam mobil dan berjalan kaki menuju gedung.


"Itu bukan jalan masuk termudah yang pernah kulakukan," kata pengusaha nyentrik itu mengawali pidatonya, seperti dikutip dari CNN, Sabtu (30/4/2016). "Rasanya seperti menyeberang perbatasan."

Sebelum kedatangan Trump ke lokasi acara, sekitar 20 demonstran mencoba untuk menerabas pembatas yang dipasang dekat hotel. Polisi pun langsung bersiaga dengan memblokade pintu masuk bangunan agar para pemrotes tak bisa masuk. Sejumlah pegangan pintu bahkan diborgol dari dalam.

Dan, ketika Trump tiba, massa berkerumun di gerbang hotel dan berseru, "Keluarkan dia!"

Letnan Jay Kiely dari Kepolisian Burlingame mengatakan, 5 orang ditahan dalam insiden tersebut, termasuk seseorang yang mencoba untuk memasuki pintu Hyatt.

Satu orang juga dilaporkan terluka. Namun, Kely tak bisa memastikan apakah korban adalah polisi, pemrotes, atau berasal dari pihak pendukung.

Ia memperkirakan, demonstran berjumlah ratusan orang, meski angka pasti belum diketahui.

Biang Keladi

Bukan kali ini saja demonstran memprotes kampanye Trump di sejumlah negara bagian. Namun, jarang yang eskalasinya meningkat jadi protes jalanan. Sejumlah aksi fokus menentang retorika Trump soal imigran ilegal.

"Aku datang ke sini untuk mendukung saudara-saudara dan ayahku," kata Adrian Olivares, mahasiswa berusia 23 tahun yang membawa bendera Meksiko.

Ia mengatakan, tujuannya memprotes Trump adalah untuk mengibarkan bendera negara di depan hidung sang miliarder.

Olivares mengatakan, ayahnya datang ke Amerika Serikat pada tahun 1980-an secara ilegal, lalu mendapatkan status kewarganegaraan, dan mendirikan bisnis pembersihan rumah di Sonoma County.

"Usaha ayahku sukses besar," kata Olivares. "Dan, Trump tiba-tiba muncul dan mengatakan kami adalah gerombolan pemerkosa, dia sungguh..."

Frank Lara, seorang guru berusia 30 tahun asal San Francisco membawa pinata berbentuk Trump. Ia mengaku khawatir dengan komentar-komentar sang kandidat.

Ratusan demonstran menyerbu ajang Konvensi Partai Republik yang digelar Jumat 29 April 2016 (Reuters)

Pinata adalah buntelan kertas aneka bentuk. Untuk mengeluarkan isinya yang berupa permen atau gula-gula, biasanya orang memukulkan tongkat untuk menghancurkannya.

"Kami sangat menyesalkan pidatonya yang bernada kebencian dan perpecahan yang disampaikan Trump di tengah krisis," kata Lara. "Kami turun ke jalan untuk memastikan agar ia tak lagi merasa nyaman berkoar tentang hal-hal yang kerap ia ucapkan secara lantang."

Sejumlah peserta dan wartawan menyaksikan kekacauan yang terjadi di luar ruang konvensi, namun kebanyakan orang tidak menyadari. Mereka asyik mengamati pameran yang digelar atau menunggu antrean makan siang itu.

Sebelumnya, pada hari yang sama, sejumlah demonstran yang bertelanjang dada -- pria dan wanita -- beberapa di antaranya terkait dengan kelompok progresif Code Pink, meneriakkan "hentikan kebencian".

Nancy Mancias, seorang peserta aksi, ditendang keluar dari konvensi setelah berteriak ke pengeras suara bahwa Partai Republik harus "membuang Trump."

Tindakannya menyebabkan kegemparan di dalam konvensi yang sedang panas-panasnya.

"Pesanku jelas, 'hentikan kebencian dan buang saja Donald Trump'," kata Mancias kepada CNN.

Sementara pada Kamis malam, kekisruhan terjadi di depan kampanye Trump di Costa Mesa, California.

Saat itu bentrokan pecah antara demonstran dan pendukung Trump. Setidaknya satu mobil polisi rusak dan salah satu pendukung sang miliarder berlumuran darah setelah ditinju di bagian wajah. Sekitar 20 orang ditangkap.

Calon presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump saat berkampanye di Mar-A-Lago Resort di Palm Beach, Florida (REUTERS/Joe Skipper)

Dalam pidatonya saat konvensi, Trump memprediksi, pemilihan pendahuluan (primary) akan segera berakhir dan meminta Partai Republik bersatu.

Namun, Trump menambahkan, ia tetap akan menang dalam babak final November nanti, meski ia gagal menyatukan partainya.

"Bisakah aku menang tanpa itu (persatuan)? Kupikir begitu, jujur, menurutku itu akan terjadi," kata dia.

Sejumlah petinggi Republik, seperti Jeb Bush menyatakan tak sudi mendukung Donald Trump. Apapun, bos  The Trump Organization mengaku, itu bukan masalah besar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini