Sukses

Krisis Listrik, PNS Venezuela Kerja 2 Hari Dalam Sepekan

Meski kerja hanya 2 hari dalam seminggu, PNS tetap digaji utuh.

Liputan6.com, Caracas - Pemerintah sosialis Venezuela memerintahkan pegawai negeri (PNS) untuk bekerja hanya dua hari dalam sepekan. Alasannya, krisis energi tengah menerpa wilayah di Amerika Selatan itu.

Kondisi yang ironis, padahal negeri itu adalah anggota dari OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries), negara pengekspor minyak bumi. 

Presiden Nicolas Maduro sebelumnya talah meliburkan 2,8 juta PNS di sana, setiap hari Jumat selama bulan April. Kemungkinan pada Mei mendatang aturan tersebut akan berlanjut untuk memangkas konsumsi listrik.

"Mulai besok, setidaknya selama dua minggu. Pada Rabu, Kamis dan Jumat adalah hari tidak bekerja bagi pegawai pemerintah," kata Maduro seperti dilansir dari Reuters, Selasa 26 April 2016.

 

 

Kekeringan telah membuat level air di bendungan Venezuela menyusut. Sementara pusat pembangkit tenaga air di Guri tengah dalam kondisi kritis.

Sebanyak dua per tiga penduduk Venezuela bergantung pada bendungan itu untuk pasokan energi.

Keterbatasan air dan pemadaman listrik membuat menderita 20 juta warga Venezuela, yang selama ini telah mengalami resesi parah atas kebutuhan dasar seperti susu hingga obat-obatan. Akibatnya, harga-harga melonjak dan antrean di toko-toko kelontong mengular.

Maduro yang mengalahkan Hugo Chavez pada pemilu 2013, kini menghadapi tekanan dari oposisi yang memaksa referendum karena krisis ini.

"Wilayah Guri sudah terlihat seperti padang pasir. Dengan berbagai upaya, kami harus menyelamatkan kawasan itu," kata Maduro seraya menambahkan bahwa penyusutan air melaju lebih lambat 10 cm dibanding sebelumnya yang mencapai 20 cm.

Setelah berbulan-bulan pemadaman listrik yang tidak teratur, pemerintah mulai melakukan program pemadaman bergilir, kecuali di ibukota Caracas. Akibatnya, protes sporadis terjadi di beberapa kota.

Maduro juga memperpanjang waktu penggunaan tanpa listrik lebih lama 30 menit setiap harinya. Selain itu ia juga meminta kaum perempuan membatasi peralatan listrik seperti pengering rambut, dan memerintahkan mal untuk menyediakan generator sendiri.

Terkait hari libur ekstra untuk PNS, hanya pekerja di sektor sensitif alias penting yang masuk seperti biasa seperti departemen yang menangani kebutuhan pokok. Sementara gaji tetap dibayarkan utuh kendati hanya bekerja seminggu dua kali.

Kebijakan itu dikritik, karena justru merusak produktivitas nasional. Selain itu dianggap lebih boros listrik karena orang akan tinggal di rumah dan menyalakan peralatan.

Pemerintah menyalahkan fenomena El Nino atas berkurangnya tenaga listrik di Venezuela. Namun lainnya mengatakah hal itu terjadi akibat ketidakpiawaian pemerintah dalam hal investasi, terjadi korupsi, serta gagal mencari energi alternatif. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini