Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Unik, Restoran Ini Persilahkan Tamu Bersantap Telanjang

Bersantap tanpa berbusana sekarang menjadi 'simbol pemberontakan' dalam dunia modern, walaupun manusia bertelanjang sejak dulu.

Liputan6.com, London - Kabar gembira bagi penggemar hidup bebas secara alami. Sebentar lagi ada kesempatan bersantap di restoran bergaya ‘alami’. Silahkan bersantap tanpa mengenakan pakaian.

Dikutip dari News.com.au pada Selasa (25/4/2016), restoran baru bernama Bunyadi di London, Inggris, ini mempersilahkan para pengunjung untuk bersantap tanpa busana sama sekali. Tapi, masih boleh mengenakan sesuatu, kalau agak malu-malu.

Restoran yang akan dibuka pada bulan Juni nanti digagas oleh Seb Lyall, seorang restorateur yang menjadi dalang pendirian bar 'Breaking Bad' tahun lalu.

Lyall mengatakan konsepnya bukan sekedar tampil tanpa busana, tapi lebih kepada tema ‘kembali ke asal’ dalam semua pengalaman bersantapnya. Menu yang ada menghindari pemakaian pewarna dan zat kimia buatan. Tidak ada lampu listrik maupun telepon pintar diizinkan dalam ruang makan yang diterangi lilin dengan perabot kayu alamiah ini.

Para tradisionalis mungkin menganggap remeh gagasan Lyall, tapi, sejak pengumuman pembukaan restoran tema Pangea itu, telah ada 25 ribu orang yang mendaftar dalam daftar tunggu.

Lyall mengatakan bahwa eksperimen sosial sambil santap ini akan menantang anggapan para peserta tentang ketelanjangan dan apa yang disebut “alamiah” dalam masyarakat modern.

Bersantap tanpa berbusana sekarang menjadi “tindakan pemberontakan” dalam dunia modern, walaupun manusia sudah telanjang sejak dulu.

Bersantap tanpa berbusana sekarang menjadi “tindakan pemberontakan” dalam dunia modern, walaupun manusia bertelanjang sejak dulu. (Sumber news.com.au)

“Ketika ada kesempatan, bukalah pakaianmu,” katanya kepada Washington Post. “Ketika berada di ranjang, bukalah pakaianmu. Ketika pergi ke pantai atau sauna, kita membuka pakaian. Alamiah sajalah.”

Sewaktu tiba di sana, pengunjung diarahkan untuk membukan pakaian dalam ruang ganti tempat penitipan ‘jebakan’ zaman modern tersebut. Untuk mencegah kontaminasi, para pengunjung duduk di atas kain.

Di dalam restoran, para pengunjung disuguhi “daging bakar di atas kayu api yang disajikan di atas wadah tanah liat buatan tangan dan perangkat layak, dalam suatu ruang yang bebas dari jebakan dunia modern.”

Plastik dan logam terlarang di dalam dapur dan juga dalam ruang makan. Ada juga pilihan menu vegan.

Untuk menghindari masalah sanitasi makanan, para karyawan dapur diizinkan untuk memakai penutup selagi mempersiapkan makanan. Namun demikian, para pramusaji hanya akan memakai penutup “minimalis”.

Bersantap tanpa berbusana sekarang menjadi “tindakan pemberontakan” dalam dunia modern, walaupun manusia bertelanjang sejak dulu. (Sumber news.com.au)

Menurut pihak restoran, nama Bunyadi berasal dari kata Hindi yang berarti mendasar atau alamiah. Pendirinya menjelaskan adanya unsur-unsur kesopanan bagi para tamu yang agak malu-malu.

“Setiap meja yang dipesan dirancang supaya pandangannya terhalang di antara para pihak yang sedang bersantap,” kata Lyall. “Restoran ini diberi partisi atau bahan bambu, sehingga kamu hanya melihat punggung orang lain atau bayangan mereka karena cahaya lilin.”

Dilarang keras berfoto di sana. Harga makanan mulai 100 dolar Australia (Rp 1 juta) untuk sajian lima jenis.

Sementara itu, dikutip dari Sports Ideas, dikisahkan bahwa di kawasan Manhattan, New York City, sudah ada restoran Clothing Optional Dinners yang khusus ditujukan bagi para pelanggan yang bersantap tanpa busana.

Restoran khusus untuk tamu yang bersantap tanpa busana sudah ada di kawasan Manhattan di kota New York. (Sumber Sports Ideas)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini