Sukses

330 Juta Warga India Terkena Dampak Kekeringan Parah

Suhu udara mencapai 40 derajat Celcius dalam beberapa hari belakangan di banyak bagian India.

Liputan6.com, New Delhi - Sekitar 330 juta orang, atau seperempat dari total penduduk di India terkena dampak kekeringan. Demikian disampaikan para pejabat pemerintah New Delhi.

Pemerintah mengatakan, hampir 256 kabupaten di seluruh India, rumah bagi hampir seperempat dari populasi di sana, mengalami kekeringan.

"Jumlah warga yang terkena dampak kekeringan bisa lebih tinggi, karena beberapa negara bagian belum memasukkan data terbaru tentang kelangkaan air," demikian otoritas India melaporkan seperti dikutip dari BBC, Selasa (20/4/2016).

Dalam dokumen yang dimasukkan ke Mahkamah Agung, pemerintah India mengaku telah mencairkan dana darurat untuk membantu kawasan-kawasan yang paling parah terkena dampak kekeringan.

Di negara bagian Maharashtra, yang mengalami kelangkaan air, pemerintah memasok air minum dengan menggunakan kereta api, sementara pertandingan kriket -- cabang olahraga yang sangat populer di India-- dilarang untuk sementara waktu.

Beberapa bagian India mengalami musim kering tahunan, yang biasanya terjadi sebelum musim hujan. Tapi kali ini kondisi diperparah dengan rendahnya persediaan air.

Suhu udara mencapai 40 derajat Celcius dalam beberapa hari belakangan di banyak tempat.

Seorang anak perempuan berusia 11 tahun, Yogita Desai, dilaporkan meninggal akibat gelombang panas saat berupaya mengambil air dari satu sumur pompa di Maharashtra.

Ia selama beberapa jam berada di luar ruang, di tengah suhu udara 42 derajat Celcius, untuk mengambil air yang berjarak 500 meter dari rumahnya pada hari Minggu 10 April 2016.

Dia mulai muntah setelah kembali ke rumah dan dilarikan ke rumah sakit, namun meninggal pada Senin 18 April pagi. Menurut sertifikat kematian Yogita, dia dinyatakan meninggal karena heatstroke atau sengatan panas dan dehidrasi.

Akibat gelombang panas, sekolah di negara bagian Orissa juga ditutup. Lebih dari 100 kematian terjadi akibat serangan panas dilaporkan dari seluruh negeri, termasuk dari negara-negara bagian di sebelah selatan seperti Telangana dan Andhra Pradesh.

Jumlah tersebut memang jauh lebih sedikit dibandingkan lebih dari 2.000 kematian terjadi musim panas lalu.

India sangat tergantung pada musim hujan yang langka, sehingga memicu gagal panen selama dua tahun berturut-turut.

Negara-negara bagian seperti Punjab dan Haryana di India utara bahkan berebut atas kepemilikan perairan sungai.

Di Orissa, yang juga mengalami kelangkaan air, petani dilaporkan mengalirinya untuk menyelamatkan tanaman mereka.

91 waduk tempat penampungan air di India berada pada titik terendah dalam satu dekade. Menurut Central Water Commission, berada pada level 29 persen dari total kapasitas penyimpanan mereka.

Menurut WaterAid, 85 persen air minum di negara itu berasal dari akuifer -- proses penyulingan -- juga berada pada level yang rendah.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini