Sukses

Majikan Ditangkap ISIS, Gaji TKI Casih Rp 118 Juta Tak Dibayar

Gaji Casih yang tertunggak sekitar US$ 9.000 atau Rp 118.395.000.

Liputan6.com, Jakarta - Nasib Casih binti Waan masih samar. Meski sudah berhasil keluar dari Deir Ezzor yang dikepung ISIS, gaji perempuan asal Subang ini tertunggak.

Setelah 5 tahun bekerja di negara konflik Suriah, gaji Casih tidak dibayarkan. Hal ini karena sang majikan, Tsair bin Samalut keberadaannya urung diketahui.

Diduga kuat Tsair hilang tanpa jejak karena ditangkap ISIS. Penangkapan tersebut terjadi karena Tsair terbukti membantu Casih kabur dari Deir Ezzor.

Melihat nasibnya seperti ini, Casih meminta pemerintah tidak lepas tangan. Dia memohon agar pihak berwenang di Tanah Air mau membayarkan gajinya.

"Adapun perihal gaji Casih binti Waan, kami berharap BNP2TKI dapat mengeluarkan santunan pengganti gaji sesuai peraturan yang berlaku," ucap Penjabat Fungsi Konsuler Bidang Pendidikan Sosial Budaya KBRI Damaskus, A.M. Siddqi, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa (20/4/2016).

Siddqi mengatakan, gaji Casih yang tertunggak sekitar US$ 9.000 atau Rp 118.395.000. Setiap bulannya ia menerima gaji US$150 atau Rp 1.973.250.

Menurut informasi yang didapatSiddqi majikan dariCasih, Tsair bin Samalut kemungkinan besar ditangkap milisi ISIS. Penangkapan tersebut diduga terkait tindakan Tsair membantu Casih keluar dari wilayah tersebut.

"Info yang saya terima dari jaringan intelijen Suriah adalah ditangkap ISIS," sebut Siddqi 

Casih keluar dari Deir Ezzor sekitar awal tahun ini. TKW asal Subang Jawa Barat tersebut dievakuasi menggunakan helikopter tentara Suriah dari Kota Deir Ezzor.

Tanpa alasan jelas, sang majikan TKW asal Subang Jawa Barat ini dievakuasi menggunakan helikopter tentara Suriah dari Kota Deir Ezzor.

Setelah diinapkan selama kurang lebih satu minggu di sebuah hotel di Hasakah, TKI Casih binti Waan diterbangkan ke Damaskus menggunakan penerbangan swasta Suriah, Cham Wings Air. Ia berada di shelter KBRI Damaskus sejak 14 Januari 2016.

Pada 25 April 2016, Casih rencananya akan dipulangkan pada repatriasi gelombang ke-274 bersama 50 orang WNI lainnya dari Negara Berbahaya Suriah.

Hingga saat ini, ibukota Provinsi Deir Ezzor merupakan salah satu dari wilayah yang masih dikuasai Pemerintah Suriah di wilayah Timur berbatasan dengan Irak.

Sejak perang saudara meletus di Suriah, Deir Ezzor merupakan salah satu wilayah paling parah sekaligus medan perang paling berat antara Angkatan Bersenjata Suriah dengan pemberontak Free Syrian Army (FSA), ISIS, serta Jabhat Al-Nusra.

Pada 2014, ISIS berhasil menguasai hampir 80% wilayah Provinsi Deir Ezzor, sedangkan 20% sisanya dikuasai Pemerintah Suriah, yakni di wilayah sekitar Pangkalan Militer dan kota Deir Ezzor.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.