Top 3: Busa Misterius Setelah Gempa Jepang

Liputan6.com, Jakarta - Warga Kota Fukuoka di Jepang Selatan kaget bukan kepalang menyaksikan tumpukan busa putih dan tebal memenuhi jalanan. Gundukan mirip busa sabun tersebut muncul pada Sabtu 16 April 2016 pagi, sesaat setelah gempa 7,3 skala Richter mengguncang.

Foto-foto yang menggambarkan kondisi jalanan yang tak biasa beredar di situs mikroblog Twitter. Sejumlah netizen menganggapnya 'menjijikan'.

Kemunculan busa aneh pasca gempa yang mengguncang kota Fukuoka ini menarik perhatian pembaca Liputan6.com, kanal Global edisi Senin (18/4/2016) pagi ini.

Dua artikel lainnya yang juga ramai menyedot perhatian pembaca yaitu muntahan ini dijual Rp 932 juta serta indahnya masa kecil tanpa tv, media sosial, dan alat elektronik.

Top 3 Global Selengkapnya:

1. Busa Misterius Muncul Sesaat Setelah Gempa Mengguncang Jepang

Tumpukan busa putih dan tebal memenuhi jalanan membuat warga Fukuoka di Jepang Selatan kaget. Gundukan mirip busa sabun tersebut muncul pada Sabtu 16 April 2016 pagi, sesaat setelah gempa 7,3 skala Richter mengguncang.

Foto-foto yang menggambarkan kondisi jalanan yang tak biasa beredar di situs mikroblog Twitter. Sejumlah netizen menganggapnya 'menjijikan'.

"Aku melihatnya sesaat setelah gempa," kata Kazuki Nabeta, warga yang tinggal di Distrik Tenjin di pusat kota, di mana tumpukan busa ditemukan, seperti dikutip dari Independent, Sabtu 16 Apri.

Selengkapnya...

2. Muntahan Ini Dijual Rp 932 Juta, Berminat?

Pasangan asal kota Lancashire, Inggris, kegirangan seperti menemukan harta karun ketika mendapati benda aneh tergeletak di pantai. Namun ini bukan harta karun biasa, meski keberadaannya langka.

Gary dan Angela Williams menemukan muntahan paus seberat 1,57 kilogram ketika sedang jalan-jalan di pantai Middletons dekat Morecambe Bay, Inggris.

Selengkapnya...

3. Indahnya Masa Kecil Tanpa TV, Sosial Media, dan Alat Elektronik

Masa kecil merupakan masa yang paling indah untuk dilewati bersama dengan teman sepermainan dan keluarga.

Namun, di dunia yang didominasi oleh alat-alat elektronik, media sosial, komunikasi serba cepat, dan gaya hidup yang terus berubah, tidak lagi mudah untuk mewujudkan masa kecil yang indah dan alami, seperti yang dirasakan orang-orang dahulu. 

Seorang fotografer memilih untuk mengambil satu langkah ke belakang dan menunjukkan seperti apa rasanya hidup di dunia tanpa hal tersebut.

Selengkapnya...