Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

LanjutkanStop di Sini

Berpose Telanjang, Perempuan Ini Lecehkan Danau 'Keramat'

Pekerja kawakan wisata Tibet menganjurkan agar para tamu agar mengenal adat setempat sebelum datang ke 'Atap Dunia'.

Liputan6.com, Yamdrok - Sebuah foto mengabadikan seorang perempuan berdiri di pinggir danau di Tibet, matanya menatap kejauhan. Tak ada yang salah dengan pose itu, masalahnya, sang model hanya membawa selembar kain merah yang tak sepenuhnya menutupi tubuhnya yang telanjang.

Dalam foto lain, wanita tersebut membelakangi kamera, mempertontonkan bagian belakang tubuhnya yang polos.

Apa yang dilakukan wanita tersebut tak hanya dianggap melanggar norma kesopanan, tapi juga menyakiti perasaan masyarakat yang menganggap danau tersebut 'keramat'.

Foto-foto tersebut mulai mengundang kontroversi setelah diunggah ke Weibo oleh seorang pengguna bernama “YouchumDolkar” pada Senin malam lalu.

Pemotretan tersebut dilakukan di sekitar Danau Yamdrok, salah satu danau yang dianggap keramat oleh warga Tibet.

Dikutip dari Shanghaiist.com pada Jumat (15/4/2016), dalam unggahan aslinya, ada penjelasan bahwa perempuan muda itu sedang berada dalam puncak kehidupannya dan ingin meninggalkan sejumlah kenangan di tempat keramat tersebut.

Walaupun terdengar mulia, pengguna bernama 'YouchumDolkar' tidak menganggap pameran bokong sebagai ekspresi rasa hormat.

Pekerja kawakan wisata Tibet menganjurkan agar para tamu agar mengenal adat setempat sebelum datang ke “Atap Dunia”. (Sumber Shanghaiist.com)

“Seorang juru foto hebat bersama dengan model yang menakjubkan membuktikan bahwa mereka tidak punya pemahaman mendasar tentang budaya ataupun moral,” kata dia. Banyak yang sepakat dengan pendapatnya.

Pada Rabu lalu, seorang wartawan Beijing News mengunjungi Biro Keamanan Umum Kabupaten Langkazi untuk menanyakan tentang kejadian tersebut. Menurut pihak berwenang, sang fotografer telah ditangkap dan ditahan selama 10 hari.

Tak Tahu Aturan

Laporan penahanan sang juru foto awalnya dimuat dalam media People’s Daily dan Xinhua, namun ada informasi berbeda.

“Polisi setempat membantah laporan media bahwa sang fotografer telah dijatuhi hukuman selama 10 hari.”

Sementara itu, pada Kamis pagi, seorang wartawan Legal Evening News berbincang dengan pejabat biro keamanan yang menolak menyeret tersangka ke tempat tahanan ataupun menghukumnya. Siangnya, majalah TIME menghubungi biro yang sama dan mendapatkan jawaban, “Kami tidak tahu apapun.”

Fotografer yang disebut “Yu Feixiong” awalnya membagikan foto-fotonya pada teman-temannya melalui WeChat sehingga menarik perhatian. Namun, unggahan ke Weibo lah yang kemudian mengundang kegemparan.

Sang juru foto punya laman Weibo yang berisi gambar-gambar sejumlah wanita bergaya di seantero Tibet, tapi semua wanita itu berpakaian.

Wartawan Beijing News tersebut berbicara dengan salah satu teman tersangka yang mengatakan bahwa sang jurufoto tidak bermaksud menghina dan bahwa kontroversi tersebut menyebabkan kondisi mentalnya jatuh.

“Ia sungguh-sungguh tidak ingin melanggar kebiasaan setempat, sejumlah netizen hanya membesar-besarkannya.”

Pendapat itu diperkuat oleh Can Can, seorang model profesional dan sekaligus teman sekolah Yu. “Saya tidak bisa menghubunginya. Padahal, ia adalah orang yang selalu ramah. Sebelum ia pindah ke Tibet, ia bekerja di Hangzhou. Ia seorang ateis. Terkadang sulit mengatakan apakah dia benar atau salah. Saya jarang melihat dia mengambil foto-foto telanjang lain.”

Seorang praktisi pariwisata Tibet bermarga Yang juga bicara pada wartawan. Menurutnya, foto-foto tersebut membuat banyak orang terkejut dan marah. Menurut Yang, sang fotografer sudah bekerja di Tibet selama 2 tahun, sehingga seharusnya ia lebih tahu aturan.

Yang tidak mempersalahkan wanita dalam foto itu, karena menurutnya perempuan itu mungkin belum paham. Tapi ia menganjurkan para tamu agar mengenal aturan sebelum datang ke wilayah 'Atap Dunia'.

Kisruh seperti ini mengingatkan kepada gambar seksi lain yang mengundang kontroversi. Pada 15 Mei 2015, ada sejumlah gambar wanita tanpa bawahan memanjat kepala patung naga marmer di dalam Kota Terlarang, Tiongkok, sehingga mengundang kehebohan di Weibo.

Seorang wisatawan nekat berfoto telanjang mengangkangi kepala patung naga di Kota Terlarang, Beijing, pada Mei 2015. (Sumber Shanghaiist.com)

Juru foto bernama Wang Dong berulangkali bersikeras bahwa foto itu adalah karya seni dan tidak berdampak kepada siapapun.

Tak sampai sebulan setelah unggahan juru foto berjulukan “Wanimal” itu, Museum Istana Terlarang menyelesaikan penyidikan dan memasang ratusan kamera disertai dengan aturan keamanan yang lebih ketat guna mencegah terulangnya kejadian serupa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini