Sukses

Legenda Bocah Berkulit Hijau, Alien 'Jatuh dari Langit'?

Sepasang bocah tiba-tiba muncul. Kulit mereka berwarna hijau, mengenakan pakaian aneh, dan bicara bahasa 'alien'.

Liputan6.com, London - Suatu hari di tengah musim panen di Desa Woolpit, Suffolk, Inggris. Sejumlah warga yang sibuk di ladang, dekat lubang perangkap serigala, menemukan sepasang bocah -- pria dan wanita -- yang terlihat kebingungan.

Namun, penampakan keduanya membuat orang-orang ternganga. Meski terlihat seperti manusia biasa, kulit mereka berwarna hijau.

Kedua bocah juga mengenakan pakaian yang aneh dari bahan tak dikenal, dan bicara dengan bahasa yang tak dimengerti siapapun.


"Mereka mengenakan sesuatu yang dibuat dari dedaunan musim panas atau rumput halus, sebagai pakaian. Ada rona aneh pada mata keduanya, bahkan kulit para bocah itu hijau!," demikian petikan cerita yang beredar soal legenda 'Green Children of Woolpit' seperti Liputan6.com kutip dari situs Today I Found Out, Rabu (13/4/2016)

Pandatang misterius tersebut juga menolak semua makanan yang disediakan, misalnya roti. Mereka bergeming melihat bahan pangan yang disodorkan. Hingga akhirnya, keduanya bereaksi saat melihat kacang.

"Mereka kemudian memakan kacang tersebut. Dari reaksi mereka, jelas terlihat, itu makanan yang biasa disantap."

Meski ada ketidaksepakatan soal waktu -- ada yang menyebut kejadiannya pada masa pemerintahan Raja Stephen (1135-1154) atau Henry II (1154-1189), kisah-kisah yang beredar menyebut bahwa bocah lelaki -- yang lebih muda -- sakit dan kemudian meninggal dunia.

Kemunculan dua bocah berwarna hijau memunculkan legenda Green Children of Woolpit (Wikipedia)

Sementara, bocah perempuan tetap sehat. "Ia mulai mengonsumsi makanan lain dan perlahan warna hijau pada kulitnya memudar.

Gadis cilik yang kemudian beranjak dewasa tersebut konon mempelajari Bahasa Inggris, dibaptis, dan kemudian menikah. Salah satu kisah menyebut, ia kemudian diberi nama Agnes Barre.

Sebuah cerita menyebut, ia menjelma menjadi perempuan dewasa yang agak ceroboh dalam bersikap. Sementara, yang lain mengatakan, wanita tersebut menikah dengan seorang diplomat bernama Richard Barre.

Setelah bisa bicara dalam Bahasa Inggris, ia kemudian menceritakan asal usulnya.

Menurut legenda, berdasarkan pengakuannya, tempat dari mana ia berasal seluruhnya berwarna hijau. "Tak ada sinar matahari, namun tempat tersebut terang mirip senja."

Perempuan tersebut mengaku, ia dan adik lelakinya sedang menggembala ternak ketika menemukan sebuah gua. Mendengar suara denting bel mereka akhirnya masuk dan tersesat dalam labirin batu tersebut. Mereka kemudian menemukan jalan keluar dari liang.

"Keduanya dikejutkan cahaya matahari yang menyorot terang. Mereka lantas berbaring dalam waktu yang lama. Ketakutan...keduanya berharap bisa terbang, namun mereka tak mampu menemukan jalan masuk gua sebelumnya."

Versi lain menyebut, kedua bocah tersebut terperangkap jin  dan terjebak ke dunia lain. Dunianya manusia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Fakta atau Fantasi?

Fakta atau Fantasi?

Setidaknya dua akademisi mendokumentasikan kisah tersebut, yakni kepala biara Benediktian, Ralph of Coggeshall dan William of Newburgh, penulis Historia rerum Anglicarum.

Coggeshall menyebut  Sir Richard de Calne sebagai sumber catatannya. Sementara, sejarawan dari Newburgh mengaku meyakini kisah tersebut karena ada banyak saksi mata yang meyakinkan soal lakon tersebut.

Dengan mengasumsikan bahwa legenda itu benar adanya, sejumlah orang mencetuskan teori asal usul dua anak berkulit hijau.

Ada yang menyebut, mereka sejatinya alien, bahkan ada yang 'menuduh' dua bocah berasal dari dimensi lain.

Sejumlah pihak beranggapan, warna hijau pada kulit kedua bocah tersebut akibat keracunan arsenik.

Zat beracun tersebut juga mungkin berdampak pada nafsu makan mereka yang rendah dan kesehatan anak laki-laki yang buruk.

Arsenik pada masa lalu digunakan dalam pembuatan pewarna hijau -- itu mungkin yang membuat kedua anak tersebut memiliki kulit bertotol-totol hijau.

Penyebab lain diduga klorosis, bentuk anemia, Hypochromic Anemia, yang ditandai dengan warna kehijauan pada kulit -- yang biasa terjadi pada pergantian Abad ke-20.

Terkait asal usul kedua bocah itu, penulis sekaligus editor Paul Harris menawarkan penjelasan masuk akal.

Ia menduga, mereka adalah anak-anak pengungsi Flemish yang orangtuanya tewas dalam kekerasan di wilayah tersebut selama paruh kedua Abad ke-12  -- termasuk dalam pertempuran di Fornham di 1173.

Fornham yang kini dikenal sebagai Fornham All Saints atau Fornham St. Martin terletak dua mil dari Gereja Bury St Edmunds. Pada Abad ke-12 dan Abad ke-13, rumah ibadah itu memiliki lonceng yang terkenal dengan suaranya yang riuh.

Lokasi reruntuhan di lokasi lahirnya legenda Green Children of Woolpit (Wikipedia)


Selain itu, Sungai Lark yang mengalir dekat Fornham St. Martin terbelah oleh fitur bawah tanah berupa tambang batu yang telah ada selama ribuan tahun di daerah tersebut.

Diduga, orang-orang Flemish hutan Thetford, naungan dedaunan mungkin membuat suasana di sana seperti senja.

Anak-anak tersebut bisa jadi memasuki salah satu dari banyak bagian tambang bawah tanah, yang menuntun mereka ke Woolpit.

Namun, tak semua orang sepakat dengan penjelasan tersebut. Para penentang menggarisbawahi bahwa orang-orang Flemish yang dieksekusi pada pemerintahan Henry II adalah tentara bayaran untuk melawan raja. Tak mungkin mereka membawa serta anak-anak.

Meski sementara, orang-orang Flemish pernah tinggal di wilayah tersebut. Jika benar anak-anak tersebut bagian dari para pendatang, tak mungkin warga tak mengenal bahasa mereka.

Robert Burton dalam bukunya 'The Anatomy of Melancholy' yang terbit pada 1621 berspekulasi bahwa anak-anak berkulit hijau itu 'jatuh dari langit'.

Sebuah video berisi rekaman suara aneh diduga merupakan bukti dari kehidupan di luar angkasa

Pendapat itu mendorong sejumlah orang berspekulasi, anak-anak itu mungkin makhluk angkasa luar.

Dalam sebuah artikel tahun 1996 yang diterbitkan dalam majalah Analog, astronom Duncan Lunan berhipotesis bahwa anak-anak sengaja diangkut ke Woolpit dari planet mereka -- yang mungkin terjebak di orbit sinkron sekitar bintangnya sehingga kehidupan hanya terjadi dalam zona senja sempit antara permukaan yang panas ekstrem dan sisi gelap yang beku.

Kisah anak-anak hijau tersebut atau Green Children of Woolpit telah bertahan selama lebih dari 8 abad. Fakta sebenarnya di balik cerita tersebut mungkin tidak akan pernah diketahui.

Apapun, legenda tersebut telah menjadi inspirasi bagi banyak puisi, novel, opera, dan drama di seluruh dunia -- terus memerangkap imajinasi manusia yang penasaran dan menuntut penjelasan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.