Sukses

Kombinasi 'Maut' Zuckerberg-Hawking Cari Kembaran Bumi dan Alien

Orang-orang hebat di dunia membuat satu proyek ambisius untuk mengeksplorasi Alpha Centauri yang diperkirakan menghabiskan dan Rp 1,3 T

Liputan6.com, New York - Sebuah tim yang terdiri dari para miliarder, pendiri perusahaan besar, serta fisikawan paling berpengaruh dan terkenal di dunia merancang sebuah misi angkasa luar yang ambisius.

Mereka adalah miliarder asal Rusia Yuri Milner, pendiri Facebook Mark Zuckerberg, serta fisikawan Inggris yang legendaris Stephen Hawkings.

Seperti yang dikutip dari CNN, Rabu (13/4/2016), dalam sebuah konferensi pers yang diadakan di New York mereka mengungkap akan menggelar sebuah misi untuk menjelajah sistem bintang sejauh 4,37 juta cahaya atau 40,23 triliun kilometer dari Bumi.

Misi yang diberi nama Breakthrough Starshot tersebut rencananya akan mengirim nanocraft atau pesawat berukuran kecil untuk menjelajah Alpha Centauri, sistem bintang terdekat dari tata surya kita.

"Hari ini, kami berkomitmen untuk melakukan sebuah lompatan besar ke dalam angkasa luar," ujar Hawking.

"Karena kita adalah manusia, dan sifat alami kita adalah untuk terbang," tambahnya.

Dalam menjalankan proyek seharga US$100 juta atau Rp 1,3 triliun itu mereka mencari orang-orang jenius dari Sillicon Valley--julukan di daerah di selatan San Fransisco Bay yang terdapat banyak perusahaan di bidang komputer.

Stephen Hawking, Yuri Milner, dan Mark Zuckerberg (Foto: Reuters).

Proyek tersebut dipimpin oleh mantan Direktur Ames Research Center NASA, Pete Worden, serta melibatkan sebuah komite penasihat yang terdiri dari ilmuwan dan insinyur nomor satu dunia.

Dalam menjalankan misi ambisius tersebut, rencananya mereka membuat ratusan probes--robot penjelajah angkasa luar-- berukuran kecil dan sangat ringan yang membawa kamera, pendorong foton, tenaga cadagan, serta alat navigasi dan komunikasi.

Probes berukuran kecil atau nanocraft yang rencananya akan digunakan untuk menjelajah Alpha Centauri (Foto: Reuters).

Sebuah roket akan mengangkut nanocraft ke angkasa luar dan benda itu membuka sayapnya seperti layar kecil. Kemudian sinar laser dari Bumi akan mendorong layar kecil hingga kecepatan 160,9 juta kilometer per jam, di mana jauh lebih kencang dari pesawat antariksa saat ini.

Di sana alat tersebut berfungsi untuk mengumpulkan gambar dan data lainnya. Sebelumnya, para astronom yakin bahwa terdapat planet yang mirip dengan Bumi dalam sistem bintang Alpha Centauri.

Worden memperkirakan jika menggunakan pesawat angkasa luar akan membutuhkan waktu 30 ribu tahun untuk mencapai Alpha Centauri. Namun mereka yakin bahwa nanocraft 1.000 kali lebih cepat dan dapat mencapai sistem bintang tersebut hanya dalam 20 tahun.

Letak Alpha Centauri (Foto: NASA).

Pimpinan proyek itu juga mengakui bahwa mereka menghadapi tantangan besar. Ia mengataka, peluncuran tersebut mungkin baru dapat dilakukan beberapa tahun ke depan dan memakan biaya yang tak sedikit.

Namun mereka mengatakan bahwa misi ambisius tersebut berdasakan teknologi yang telah ada atau dalam waktu dekat akan tercipta. Tim tersebut juga meminta para ilmuwan dunia untuk membantu dengan mengirimkan penelitian dan ide-ide secara online.

Sinar laser yang digunakan untuk mendorong layar kecil nanocraft (Foto: Reuters).

Beberapa ilmuwan tak begitu yakin bahwa tim tersebut dapat menjalankan misinya, mengingat keterbatasan teknologi dan dana untuk membiayai proyek ambisius itu.

Namun Milner tetap optimistis terkait proyek yang sedang mereka rancang.

"Ada banyak lompatan besar dalam sejarah manusia. Pada 55 tahun lalu, Yuri Gargarin (kosmonot Rusia) menjadi orang pertama yang dapat ke angkasa luar. Hari ini, kita sedang mempersiapkan lompatan besar lainnya, yaitu ke bintang," ujar Milner.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.