Sukses

Polisi Tangkap Penembak Ahli Forensik Malaysia Airlines MH17

Pria penembak itu dalang di balik percobaan pembunuhan kepala forensik itu dan memiliki keterkaitan dengan jatuhnya MH17.

Liputan6.com, Kiev - Polisi menangkap terduga pelaku percobaan pembunuhan kepala forensik MH17, Oleksandr Ruvin

Penyidik percaya Ruvin sengaja ditembak terkait dengan pekerjaannya menyelidiki jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17. Ia tertembak di kaki, untungnya korban selamat.

Ahli forensik senior dari Ukraina itu ditembak pada November 2015. 

Pihak penyidik mengatakan pria penembak itu dalang di balik percobaan pembunuhan kepala forensik dan memiliki keterkaitan dengan jatuhnya MH17. 

 

"Segera akan kami beberkan siapa orang ini. Hingga kini kami masih melakukan investigasi terhadapnya. Namun, pembunuh itu terkait dengan percobaan pembunuhan ahli forensik yang tengah menyidik jatuhnya MH17," kata kantor jaksa Ukraina dalam keterangannya. 

Sebanyak 289 penumpang beserta kru tewas setelah pesawat MH17 yang tengah terbang dari Amsterdam ke Kuala Lumpur ditembak oleh misil buatan Rusia di timur Ukraina pada 17 Juli 2014.

Kendati hingga kini belum ada yang menyebut siapa di balik penembakan misil itu, namun negara-negara termasuk Inggris, Australia, Prancis dan AS menuduh separatis pro-Rusia berada di balik penyerangan itu.

Tim investigasi MH17 dari Malaysia, Belanda, Australia, Belgia dan Ukrainia telah berdiskusi untuk menggelar pengadilan tribunal untuk kasus itu.

Namun, mereka harus mencari opsi alternatif termasuk pengadilan internasional setelah Rusia mengeluarkan hak veto PBB pada Juli tahun lalu menolak rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk mendirikan pengadilan tribunal terkait MH17 itu.

"Kejaksaan Malaysia dan lembaga hukum negara lain tengah mencari jalan terbaik untuk membawa kasus ini ke pengadilan," kata Menteri Transportasi Liow Tiong Lai, seperti dilansir dari Daily Mail, Selasa (12/4/2016).

"Kami yakin ada pelaku yang bisa digeret ke hukum, dan saat mereka teridentifikasi, pengadilan yang tepat segera digelar," tambahnya lagi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.