Sukses

Anak Korban Gempa Nepal Diperbudak di Inggris?

Mereka dijual oleh geng yang mengincar anak-anak pengungsi Nepal serta bocah dari keluarga miskin di India.

Liputan6.com, London - Menteri Dalam Negeri Inggris, Theresa May, telah meminta polisi untuk menginvestigasi laporan yang mengungkapkan adanya jaringan penjualan anak korban gempa Nepal ke negerinya. Di negeri Ratu Elizabeth itu, bocah-bocah diperkerjakan sebagai pembantu rumah tangga di rumah-rumah dibayar rendah bahkan tanpa dibayar.

Investigasi berawal dari koran The Sun yang melaporkan bocah laki-laki dan perempuan dari usia 10 tahun dijual seharga 5.300 pound sterling atau sekitar Rp 99 juta di pasar gelap yang dioperasikan oleh geng penyelundup manusia di Provinsi Punjab, India.

Geng itu mengincar anak-anak pengungsi Nepal serta bocah dari keluarga miskin di India.

 

Theresa mengatakan penjualan anak adalah tindakan kriminal keji dan meminta Badan Kriminal Nasional untuk menginvestigasi temuan surat kabar itu. Ia juga menegaskan bahwa koran itu harus berbagi penemuannya kepada agen di lapangan.

"Jadi kami bisa mengambil langkah tepat untuk memenjarakan kriminal itu yang mengambil keuntungan dari perdagangan ini," seperti dikutip dari The Guardian, Senin (4/4/2016).

"Tidak ada satu pun anak, di mana pun di dunia, diambil dari rumah mereka dan dipekerjakan sebagai budak," lanjutnya lagi.

"Itulah mengapa kita membuat peraturan Modern Slavery Act tahun lalu, yang di dalamnya termasuk perlindungan anak dari perbudakan dan menaikkan hukuman bagi mereka yang terlibat penjualan anak mendapat ganjaran hukuman seumur hidup," tambah Theresa lagi.

Geng Penjual Anak 

Menurut laporan The Sun, yang terbit edisi Senin, anak-anak yang putus asa itu dijual kepada keluarga berada Inggris untuk dipekerjakan sebagai pembantu rumah tangga dan dibayar di bawah upah minimum.

Dilaporkan, seorang pedagang yang bernama Makkhan Singh, membariskan bocah-bocah kepada seorang wartawan yang menyamar untuk dipilih jadi pembantu, seraya berkata,"kami menyuplai pembantu ke Inggris. Kebanyakan dari mereka berasal dari Nepal," katanya.

"Untuk pekerja anak laki, bayarannya 5.300 pound sterling. Lalu, Anda akan keluar sejumlah uang lagi saat membawanya ke Inggris. Itu semua tanggung jawab Anda," lanjut pria bernama Singh itu.

"Bawa bocah Nepal ini ke Inggris. Mereka pekerja yang baik. Mereka cakap membersihkan rumah juga memasak. Ambillah. Tak ada petugas yang akan menangkapmu," tambahnya lagi. Pria itu menyarankan jangan mengambil bocah lebih muda dari 10 tahun karena mereka bisanya hanya menangis.

Menurut catatan Inggris, ada jutaan manusia di seluruh dunia menjadi budak modern. Mereka diperdagangkan antar benua dan dipaksa bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.