Sukses

'Kecanduan' Sampah, Burung Liar Enggan Bermigrasi

Perilaku burung white storks Portugal telah berubah selama tiga puluh tahun. Hal tersebut salah satunya disebabkan karena junk food.

Liputan6.com, Lisbon - Burung white storks (Ciconia boyciana) Portugal adalah hewan bermigrasi. Pada musim dingin, sepupu bangau tersebut terbang jauh ke Afrika, menuju tempat yang lebih hangat.

Namun, akhir-akhir ini mereka memilih untuk tak bermigrasi dan hal tersebut jelas mengkhawatirkan. Setiap perubahan drastis perilaku hewan sering memiliki dampak negatif, namun anehnya jumlah burung tersebut justru meningkat.

Sekarang, terdapat lebih dari 14.000 burung di Portugal pada musim dingin. Jumlah tersebut meningkat sepuluh kali lipat selama 20 tahun terakhir.

Kenaikan jumlah mereka juga bertepatan dengan meningkatnya jumlah lokasi pembuangan sampah. Teryata itu saling berkaitan.

Pembuangan sampah memberikan pasokan makanan untuk disantap bangau tersebut, termasuk junk food.

Peneliti berusaha memahami perubahan perilaku hewan itu dengan melihat apakah mereka berhenti bermigrasi karena junk food, atau suhu Eropa yang memanas.

Untuk memahami hal tersebut, sebuah tim memantau 48 burung white storks dengan menaruh monitor GPS kecil. Benda tersebut dapat melacak lokasi mereka lima kali dalam sehari, untuk memonitor seberapa sering hewan itu melakukan perjalanan ke lokasi pembuangan serta seberapa cepat mereka terbang.

Kesimpulan dari pengamatan tersebut mengejutkan. Tempat pembuangan tersebut memberikan makanan kepada burung white storks sepanjang tahun.

Hal tersebut juga mempengaruhi bagaimana mereka bersarang, dibesarkan, dan tempat hewan itu tinggal.

Burung tersebut mendirikan koloni di sebelah lokasi pembuangan. Berdasarkan penjelasan dalam jurnal Ecology Movement, tim tersebut memperkirakan 80 persen white storks menghabiskan hampir seluruh waktunya di timbunan sampah.

Burung White Storks di antara tumpukan sampah (Foto: University of East Anglia).

Di sana, mereka makan hampir apa saja, walaupun tidak semuanya baik untuk dikonsumsi. Hal tersebut dikutip dari BBC pada Senin, 21 Maret 2016.

"Setiap kali truk sampah membongkar muatan di tempat tersebut, burung-burung itu mengambil apa yang mereka dapat," ujar salah satu penulis penelitian dari University of East Anglia, Aldina Franco.

Burung yang termasuk dalam satu famili dengan bangau itu, sebelumnya dikenal sebagai pemakan plastik, termasuk bagian-bagian komputer tua.

"Mereka benar-benar mencoba mengambil sisa makanan yang telah kita buang... seperti hamburger, sisa daging dan ikan," ujar Franco kepada BBC.

Pasokan makan tersebut dalam waktu dekat akan berkurang. Hal tersebut terjadi karena Uni Eropa menetapkan bahwa limbah makanan perlu untuk didaur ulang.

Selain itu, tempat pembuangan sampah terbuka juga akan digantikan oleh fasilitas pengolahan limbah tertutup, sehingga burung tersebut tak dapat mengaksesnya.

Oleh karena itu white storks menghadapi masa depan yang tak pasti. Apakah mereka akan bermigrasi ke Afrika seperti yang biasa mereka lakukan, atau akan tetap tinggal di dekat tempat pembuangan.

Burung White Storks di antara tumpukan sampah (Foto: University of East Anglia).

"Yang akan terjadi jika lokasi pembuangan ditutup adalah sumber daya berupa makanan tidak akan lagi tersedia, dan kumpulan white storks yang berlokasi di dekat tempat tersebut mungkin akan kekurangan makanan," ujar Franco.

Mereka akan kembali ke strategi mencari makan yang biasa, memakan serangga kecil, atau mungkin kelaparan.

Perilaku burung-burung itu telah berubah dalam 30 tahun. Harapannya mereka akan membalik kebiasaannya dengan cepat dan mulai berperilaku seperti dahulu.

"Pada dasarnya kita tidak tahu," ujar Franco. "Kita tidak tahu apakah mereka dapat mengubah strategi bermigrasi dari satu tahun ke tahun berikutnya."

"Aku sangat penasaran untuk mencari tahu apa yang akan burung storks Portugal lakukan ketika tempat pembuangan ditutup. Kami akan terus mengawasi burung tersebut dan melihat bagaimana respons mereka terhadap perubahan."

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini