Sukses

Pecahkan Soal Berusia 300 Tahun, Pria Ini Diganjar Rp 91 Miliar

Andrew Wiles berhasil memecahkan persamaan matematika berumur 300 tahun atau yang lebih dikenal dengan teorema terakhir fermat.

Liputan6.com, Inggris - Salah satu cabang ilmu pasti yang buat banyak orang malas mengerjakannya adalah matematika. Banyaknya angka dan rumus-rumus yang membingungkan membuat sebagian orang terkesan alergi, bahkan memilih untuk menghindar.

Namun tidak bagi profesor dari Universitas Oxford, Inggris ini. Andrew Wiles berhasil memecahkan persamaan matematika berumur 300 tahun atau yang lebih dikenal dengan Fermat's Last Theorem atau Teorema Terakhir Fermat.

"Tidak ada solusi untuk nomor persamaan xn + yn = zn ketika n lebih besar dari 2," kata sang profesor seperti dilansir dari CNN, Kamis (17/3/2016). 

Persamaan Teorema Terakhir Fermat pertama kali diajukan oleh Pierre De Fermat pada 1637. Ia adalah seorang ahli di bidang ilmu matematika asal Perancis dan dikenal sebagai orang paling cerdas di dunia selama lebih dari 300 tahun.

Namun pada 1990-an, Profesor Andrew akhirnya berhasil memecahkan soal tersebut. Dan atas pencapaiannya itu, sang profesor dianugerahi Abel Prize pada tahun 2016 ini-- termasuk uang sebesar US $ 700.000 atau sekitar Rp 91 miliar.

Andrew Wiles berhasil memecahkan persamaan matematika berumur 300 tahun atau yang lebih dikenal dengan teorema terakhir fermat.(CNN.com)

Penghargaan tersebut diberikan oleh Norwegian Academy of Science and Letters dengan upacara resmi yang dihadiri oleh pangeran mahkota Haakon dari Norwegia.

"Miles adalah satu dari sedikit orang yang ahli dalam bidang matematika. Jika dia bukan satu-satunya, Wiles berhasil membuktikan teorema bisa menjadi berita utama di seluruh dunia," ucap Komite Abel Prize.

"Pada tahun 1994, ia berhasil memecahkan persamaan matematika Teorema Terakhir Fermat. Yang pada saat itu adalah persamaan yang paling terkenal dan belum bisa dipecahkan sepanjang sejarah."

Ketertarikan Wiles (62) pada matematika teorema ini mulai tumbuh saat berusia 10 tahun. Kala itu, ia menemukan salinan Teorema Terakhir Fermat di perpustakan lokal dekat tempat tinggalnya di Cambridge, Inggris.

"Sejak saat itu saya tahu, bahwa saya tidak akan membiarkannya pergi. Saya harus dapat menyelesaikannya," ucap Wiles.

Selama 7 tahun lebih, Wiles secara rahasia bekerja intensif untuk menyelesaikan persamaan tersebut di Universitas Princeton. Pada 1994, Wiles berhasil menemukan jawabannya, yakni dengan menggabungkan 3 bidang ilmu matematika dalam bentuk modular, kurva eliptik, dan representasi galois.

"Saya sangat beruntung. Tidak hanya bisa memecahkan masalah tersebut, tapi juga membuka pintu bagi sebuah era baru di bidang yang saya tekuni," tutur Wiles.

"Masalah yang sebelumnya tampak tidak dapat diakses, sekarang menjadi terbuka."

"Anda tidak akan pernah melupakan saat Anda berhasil menemukan sebuah terobosan besar - itu adalah hal yang membuat Anda hidup," tambahnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.