Sukses

Menderita Penyakit Mematikan, Dosen Ini Tetap Mengajar

Seorang dosen yang menderita penyakit mematikan tidak pernah absen mengajar. Kisahnya mendapatkan perhatian media dan netizen di China.

Liputan6.com, Hubei - Seorang dosen berdedikasi tinggi di Wuhan University di provinsi Hubei, bersikeras untuk selalu hadir dalam kelasnya kendati mengidap penyakit ginjal selama bertahun-tahun. Kisahnya telah menyebar luas melalui media sosial China dan mendapatkan perhatian media lokal serta netizen.

Yu Gongmao, 41 tahun didiagnosa dengan pembengkakan pembuluh darah otak pada tahun 2012, yang berujung pada Autosomal Dominant Polycystic Kidney Disease (ADPKD) -- gangguan ginjal di mana kelompok kista berkembang terutama dalam ginjal. Menurut laporan The Paper, ketika itu ia melakukan pembedahan pada otak dan matanya.

Ketika merasa lemah, Yu terkadang berlutut dalam memberikan kuliah. (Shanghaiist)

Namun, kondisinya memburuk pada tahun 2014, ketika penyakit ADPK-nya kembali kambuh. Yu kemudian didiagnosa dengan ginjal nekrosis.

Untuk bertahan hidup, Yu harus melakukan hemodialisis atau cuci darah -- proses pembersihan darah dari zat-zat sampah, melalui proses penyaringan di luar tubuh -- tiga kali seminggu selama satu tahun setengah, sementara menantikan transplantasi ginjal.

Ketika itu, pria dengan tinggi 1,75 meter itu pun mengalami penurunan berat badan secara drastis hingga tinggal 55 kilogram.

Mengetahui kondisinya, pihak sekolah bersikeras agar Yu untuk beristirahat di rumah, namun dengan rendah hati ia menolak tawaran tersebut.

"Ruang kelas memberikan aku tujuan dan perasaan memiliki ," katanya.

Untuk bertahan hidup, Yu harus melakukan hemodialisis tiga kali seminggu selama satu tahun setengah, sementara menantikan transplantasi ginjal. (Shanghaiist)

Yu, gemar berinteraksi dengan mahasiswanya dan memberikan kuliah yang interaktif. Menurut laporan, ia bahkan terkadang harus berlutut di atas bangku ketika merasa lemah untuk berdiri.

Di mata para mahasiswa, Yu menjadi sesosok pahlawan, inspirasi untuk optimistis dan memberikan pengaruh positif dalam kehidupan mereka. Salah satunya bahkan mengaguminya karena tidak pernah absen dalam melakukan tugasnya untuk mengajar.

Menurut Shanghaiist, Senin (14/3/2016), Yu memiliki kotak untuk menyimpan kartu ucapan dan surat dari bekas mahasiswanya, sebagian dikirim dari berbagai kota di China, dan bahkan dunia.

Yu mengatakan, surat-surat tersebut memberikannya perasaan yang nyaman setingkat dengan rasa sakit yang dideritanya.

"Semua itu sepadan. Meski aku guru biasa, mereka tetap mengingatku," katanya.

Ketika ditanya apa yang memacu semangatnya, ia menjawab," Aku suka mengajar, aku suka murid-muridku dan mereka pun senang mengikuti kelasku. Di samping itu, rekan-rekan kerjaku juga memberikan aku dukungan, membuatku merasa tidak sendiri menghadapi penyakit ini."

Yu gemar sekali berinteraksi dengan mahasiswanya dan memberikan kuliah yang interaktif. (Shanghaiist)

Sebagian besar biaya medis telah ditangani oleh pihak universitas. Dan ia juga telah mendapatkan dana sumbangan dari rekan-rekan dosen dan mahasiswa untuk melakukan transplantasi ginjal nantinya. Di dalam hati terdalam, Yu, percaya ia dapat pulih kembali.

Kisahnya kini telah beredar melalui sosial media China, Weibo. Netizen memberikannya pujian dan semangat untuk penyembuhannya.

Seorang netizen menulis," Aku kagum dengan guru seperti dia. Dia sungguh luar biasa, tapi di samping itu aku pasti akan cemas dengan kesehatannya. Aku harap akan ada mukjizat agar dia bisa terus mengajar."

"Aku berharap banyak orang yang bisa membantunya melalui sosial media, untuk membantu guru ini pulih kembali," ungkap pengguna Weibo lainnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.