Sukses

Benarkah Ikan Punya Perasaan?

Manusia memang sudah terbukti mempunyai kesadaran yang membuatnya mampu memilki emosi dan berpikir. Lalu, bagaimana dengan ikan?

Liputan6.com, Stirling - Pertanyaan tentang apakah hewan selain manusia dapat berpikir dan memiliki perasaan menjadi perdebatan selama beradab-abad.

Sebagian besar setuju bahwa manusia mempunyai kesadaran, atau didefiniskan memiliki kemampuan berpikir dan emosi. Tapi yang masih menjadi hal kontroversial adalah keberadaan makhluk lain dengan penjabaran tersebut di atas.

Banyak yang mengira lumba-lumba dan rusa memiliki emosi layaknya manusia. Bagaimana dengan ikan, hewan kecil, atau tanaman?

Seorang ilmuwan dari University of Stirling, Sonia Rey Planellas, dan beberapa peneliti lainnya baru-baru ini melakukan pengkajian sebagai salah satu cara untuk menjawab pertanyaan tersebut. Lalu ditemukan bahwa ikan berkemungkinan besar memiliki emosi.

Penelitian tersebut dituliskan dalam salah satu artikel di The Conservation dan dilansir oleh BBC pada 20 Februari 2016.

Para ilmuwan menggunakan kriteria yang berbeda untuk membahas apakah hewan memiliki kapasitas untuk mengekspresikan emosi dan kesadaran. Mereka berdebat bahwa ikan memiliki otak dan cerebral cortex yang relatif kecil dan sederhana -- lapisan otak yang berfungsi untuk menentukan kecerdasan, kepribadian, fungsi motorik, perencanaan, dan sentuhan.

Mereka mengatakan, bahwa ikan menunjukkan sedikit kemampuan untuk belajar, mengingat dan repertoar perilaku yang sangat sederhana. Berdasarkan hal ini, respons ikan terhadap keadaan yang merugikan mungkin lebih dari sekedar refleks yang tak terkendali, namun masih sangat sederhana dan memiliki sedikit emosi bahkan tidak ada sama sekali.

Namun, ilmuwan lain tak sependapat atas hal tersebut. Mereka mengatakan mungkin saja ikan memiliki emosi atau kesadaran.

Meskipun otak ikan berbeda dengan mamalia, tapi menurut mereka memiliki struktur dengan asal usul evolusi yang sama seperti bagian otak mamalia.

Ada juga sejumlah besar penelitian yang secara jelas menunjukkan bahwa ikan memiliki kapasitas belajar mengesankan dan menggunakan hal tersebut untuk mendukung berbagai macam perilaku kompleks. Banyak spesies ikan dapat menunjukkan perilaku yang rumit seperti navigasi dan mengingat peta mental.

Ikan lainnya dapat mengetahui kemungkinan mereka untuk menang dalam berkelahi dengan mengamati dan mengingat perkelahian dengan musuh sebelumnya. Beberapa lainnya bahkan membuat dan menggunakan alat-alat seperti paron -- landasan keras, untuk meretakkan hewan-hewan bercangkang.

Ikan Zebra yang stres lebih menghabiskan waktu di air hangat (Foto: BBC/ Alamy Stock Photo)

Saat ini, para peneliti juga tahu bahwa ikan dapat merasakan dan menanggapi rangsangan berbahaya seperti asam asetat, yang juga dapat menyebabkan rasa sakit pada manusia. Hal tersebut termasuk hal-hak yang jauh melampaui refleks sederhana. 

Salah satu sifat tertentu yang digunakan untuk mengidentifikasi kesadaran pada ikan adalah kemampuan menjadi stres karena hipertermia atau demam emosional. Hal tersebut merupakan reaksi fisik yang mirip dengan demam karena infeksi. Pada dasarnya, suhu tubuh akan lebih hangat ketika merespon stres.

Hingga sekarang, peneliti berpikir bahwa di antara hewan vertebrata hanya mamalia, burung, dan reptil yang dapat mengalami demam emosional. Hal tersebut merupakan salah satu bentuk yang menunjukkan hewan memiliki kapasitas kesadaran.

Tapi dengan mempelajari ikan zebra yang dipaparkan dalam situasi stres dengan cara mengurung mereka di dalam jaring kecil di tengah tangki eksperimental, Sonia dan rekan-rekan ilmuwan mampu membuktikan bahwa ikan memiliki kapasitas kesadaran. Karena ikan merupakan hewan berdarah dingin, mereka harus pindah ke lingkungan dengan suhu yang cocok dengan keadaan fisiologis internalnya.

Setelah 15 menit ikan itu berada di jaring, ikan yang dikondisikan dalam kondisi tertekan akan dibebaskan untuk berenang di antara bilik lain yang berada di tangki, yang masing-masing dipanaskan dengan suhu yang berbeda.

Ikan yang stres menghabiskan lebih banyak waktu di air hangat daripada kelompok ikan lain yang tidak terpapar situasi yang menekan. Dengan suhu tubuh yang meningkat antara 2 sampai 4 derajat Celcius, peneliti menyimpulkan bahwa demam emosional adalah penyebabnya.

Fakta bahwa hanya beberapa ikan yang dapat mengalami demam emosional, tidak membuktikan bahwa semua ikan merupakan makhluk yang memiliki kesadaran. Hal tersebut menggambarkan binatang air tersebut adalah hewan kompleks yang mempunyai akal dan serta kesadaran, setidaknya dalam batas tertentu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.