Sukses

Gencatan Senjata Berlangsung Aman di Suriah

Pemberlakuan gencatan senjata di Suriah sejauh ini masih dalam kondisi aman, belum diwarnai insiden apa pun.

Liputan6.com, Aleppo - Gencatan senjata sementara yang ditopang resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta didukung Amerika Serikat dan Rusia mulai berlangsung di Suriah. Proses tersebut dimulai pada Jumat 26 Februari pukul 22.00 GMT atau Sabtu 27 Februari pukul 05.00 WIB.

Pemberlakuan gencatan senjata Suriah tersebut sejauh ini masih dalam kondisi aman, belum diwarnai insiden apapun.

Utusan Khusus PBB, Staffan de Mistura mengatakan jika sebagian besar situasi damai dapat dipertahankan, maka perundingan damai akan berlanjut pada 7 Maret mendatang.

"Ini akan menjadi proses rumit dan menyakitkan. Tapi, tiada yang mustahil, khususnya saat ini," kata Mistura kepada DK PBB melalu konferensi video jarak jauh seperti dikutip dari BBC, Sabtu (27/2/2016).

Selain untuk mengiringi perundingan 7 Maret nanti, gencatan senjata dilakukan agar warga sipil di wilayah-wilayah yang terjepit pertempuran antara pemerintah dan pemberontak Suriah dapat menerima bantuan pangan dan obat-obatan.

Resolusi DK PBB secara jelas menyebut sekitar 30 wilayah yang warganya memerlukan bantuan, termasuk kawasan timur dan barat Aleppo dan bagian timur Kota Deir al-Zour.

Jet Rusia dilaporkan telah mengintensifkan serangan terhadap posisi pemberontak Suriah pada hari Jumat. Tetapi ketika batas waktu berlalu, kelompok pemantau Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan beberapa tembakan terdengar di utara Kota Aleppo, sementara di lokasi lain kota itu dalam kondisi tenang.

Sebelumnya, perundingan damai yang melibatkan pemerintah Suriah dan kubu pemberontak di Jenewa, Swiss, berakhir tanpa ada hasil.

Tanggapan Presiden AS

Presiden AS Barack Obama mengatakan kesuksesan gencatan senjata tergantung komitmen semua pihak, termasuk pemerintah Suriah dan Rusia.

"Beberapa hari mendatang akan jadi masa-masa kritis, dan dunia akan menyorotinya," kata Obama.

Gencatan senjata tersebut diberlakukan di wilayah yang dikuasai pemerintah Suriah dan seitar 100 faksi pemberontak. Akan tetapi, gencatan senjata tidak berlaku di wilayah kekuatan kelompok ISIS atau Front Al-Nusra.

Pada Jumat 26 Februari, militan 'sahabat' merintahkan pendukungnya untuk menggencarkan serangan terhadap Presiden Suriah Bashar al-Assad dan sekutunya. Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin menegaskan pasukan Rusia tetap menggempur ISIS, Front Al-Nusra dan semua kelompok ekstremis yang masuk dalam daftar target DK PBB.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini