Sukses

Satelit 'Monkey King' Kuak Misteri Kegelapan di Alam Semesta

Satelit DAMPE atau Wukong milik Tiongkok bertujuan memecahkah hal paling misterius di alam semesta: dark matter atau materi gelap.

Liputan6.com, Nanjing - Pada 17 Desember 2015 lalu, Tiongkok meluncurkan Satelit Dark Matter Particle Explorer (DAMPE) ke angkasa dari pusat peluncuran Jiuquan yang terletak di tengah Gurun Gobi.

DAMPE disebut juga Wukong atau 'Monkey King' -- dalam Bahasa Indonesia disebut juga 'Kera Sakti'  -- tokoh utama dalam kisah Perjalanan ke Barat (Journey to the West), yang memiliki kekuatan super demi melindungi Biksu Tong dalam perjalanan ke India untuk mendapatkan kitab atau sutra Buddha.

Secara harfiah 'wu' berarti memahami, sementara 'kong' berarti angkasa.

"Jadi, Wukong adalah satelit yang memiliki misi untuk 'memahami angkasa'," demikian menurut National Space Science Center of the Chinese Academy of Sciences (CAS), seperti Liputan6.com kutip dari Xinhua, Kamis (11/2/2016).


Satelit yang memiliki panjang 1,5 meter, tinggi 1,2 meter, dan bobot 1,9 ton itu diluncurkan ke orbit sinkron matahari, pada ketinggian 500 kilometer dari permukaan Bumi.

Diluncurkan dengan menggunakan roket Long March 2D, DAMPE atau Wukong mengemban misi untuk mengekplorasi kegelapan di alam semesta. Atau, persisnya, untuk menyelidiki materi gelap (dark matter).

Dark matter adalah materi tidak terlihat, tidak teridentifikasi, juga tak terdeteksi, yang diyakini menjadi mayoritas materi alam semesta. Ia terbentuk saat jagat raya tercipta miliaran tahun lalu, dalam sebuah ledakan besar atau Big Bang.

Meski tak bisa dideteksi instrumen namun kehadirannya dapat dibuktikan dari efek gravitasi materi-materi.

Materi gelap kali pertama disadari keberadaannya oleh astrofisikawan Swiss keturunan Bulgaria, Frits Zwicky, yang meneliti gerak galaksi-galaksi anggota Gugus Galaksi Coma pada tahun 1930-an.

Sang ilmuwan menemukan, materi yang bisa kita lihat tak cukup banyak untuk menopang alam semesta. Tanpa materi yang tak terlihat galaksi niscaya akan binasa. Ia kemudian mencetuskan istilah 'materi gelap'.

Satelit Dark Matter Particle Explorer (DAMPE) bertujuan menguak misteri materi gelap

 

Seperti halnya Monkey King yang bermata tajam, satelit Wukong memiliki detektor paling sensitif dan akurat, khususnya terkait materi gelap.

"Ini adalah misi yang menarik," kata astrofisikawan teoritis dari Princeton University, David Spergel seperti dikutip dari situs Science.

Dia menambahkan, DAMPE punya kesempatan untuk menyelidiki produk anihilisasi materi gelap.

Peluncuran DAMPE atau Wukong dianggap menunjukkan komitmen Tiongkok terkait misi antariksa ilmiah. "DAMPE adalah misi angkasa luar pertama China terkait astronomi dan astrofisika," kata Yizhong Fan, astrofisikawan dari CAS yang bermarkas di Nanjing.

Sementara, Philipp Azzarello dari University of Geneva, Swiss yang berkolaborasi dalam desain detektor DAMPE menyebut, "Kami yakin, DAMPE akan berkontribusi pada pencarian materi gelap."

Chang Jin, kepala ilmuwan DAMPE sekaligus wakil direktur Purple Mountain Observatory mengatakan, Wukong telah mengumpulkan lebih dari 100 juta partikel berenergi tinggi, termasuk proton, alfa, partikel sinar kosmik, dan nuklida (nuclide).  

Para ilmuwan akan mencari elektron dan sinar gamma berenergi tinggi -- yang mungkin adalah residu dari proses anihilisasi atau peluruhan materi gelap.

Chris Impey, distinguished professor di bidang astronomi dari  University of Arizona mengatakan, meski tak tahu apa gerangan materi gelap, para ilmuwan menyadari keberadaannya.

Sifat materi gelap menjadi salah satu pertanyaan yang paling mendasar bagi fisikawan dan astrofisikawan.

"Itu mengapa minat yang kuat dalam astronomi seperti yang dilakukan misi  DAMPE yang memiliki kesempatan menguak misteri materi gelap atau memberikan kita petunjuk tentang sifatnya," kata dia seperti dikutip dari situs gbtimes.

"Taruhannya sangat tinggi. Dan, itu adalah salah satu pertanyaan yang belum terjawab baik dalam bidang fisika dan astronomi."

Saksikan video satelit Wukong atau DAMPE di bawah ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.