Sukses

Awan 'Pelangi' Cantik Mirip Aurora Borealis di Langit Inggris

Semburat warna merah, kuning, hijau dan jingga itu membaur di langit kala itu. Cantik.

Liputan6.com, Edinburgh - Langit Inggris mendadak terlihat lebih cantik dari biasanya pada Selasa 2 Februari 2016 waktu setempat.  Awan-awan di angkasa menjadi penuh warna seperti pelangi.

Semburat warna merah, kuning, hijau dan jingga itu membaur di langit kala itu.

Lancaster University AuroraWatch UK mengatakan menerima laporan ada penampakan aurora borealis. Namun karena kondisi terbentuknya fenomena alam itu dianggap tak tepat, organisasi itu menduga apa yang dilihat orang-orang adalah awan nacreous.

Awan unik itu terlihat dalam beberapa hari terakhir di beberapa bagian Inggris.

Fenomena itu juga dikenal sebagai mother of pearl clouds, seperti yang terlihat di berbagai tempat di Skotlandia termasuk Aberdeen, Aviemore, Dundee, Dunfermline, Inverness dan Perth. Awan nacreous itu terbentuk di stratosfer bawah di atas daerah kutub, ketika matahari berada tepat di bawah cakrawala.

Presenter cuaca BBC Skotlandia Christopher Blanchett mengatakan, efek dari badai Gertrude dan Henry mungkin telah meningkatkan kemungkinan terbentuknya awan itu.

Semburat warna merah, kuning, hijau dan jingga itu membaur di langit mirip aurora borealis. (BBC/Gordon Brown)

"Awan warna-warni itu sangat menawan karena mereka jarang terlihat. Awan berwarna pelangi yang menarik perhatian itu terbentuk di stratosfer bumi sekitar 70 ribu kaki, jauh di atas di mana awan lainnya biasanya ditemukan dan di udara lebih dingin, sekitar minus 78 derajat Celcius," kata resenter cuaca BBC Skotlandia Christopher Blanchett 

"Biasanya kondisi pada ketinggian itu untuk pembentukan awan terlalu kering. Tetapi selama musim dingin, suhu kutub bisa turun cukup rendah dan memicu pembentukan awan itu," jelas Blanchett seperti dikutip dari BBC, Rabu (3/2/2016).

Blanchett juga menuturkan bahwa warna awan pelangi muncul akibat pembiasan kristal es oleh sinar matahari.

"Di sini, di Skotlandia, badai yang terjadi baru-baru ini mungkin menjadi salah satu pemicunya. Ditambah angin kencang yang membuat kelembaban ke stratosfer. Warna mereka berasal dari kristal es yang dibiaskan sinar matahari, yang memberikan efek pelangi."

"Mereka paling jelas terlihat sebelum fajar dan setelah matahari terbenam, karena mereka di bawah sinar matahari lebih lama di atas ketinggian. Mereka kadang-kadang disebut sebagai 'ibu dari mutiara' awan atau dikenal sebagai awan stratosfer kutub."

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.