Sukses

Keren, 'Tarian' Gelap-Terang Bumi dari Luar Angkasa

Melalui satelit Himawari-8, dibuat video yang menampilkan rekaman penampakan Bumi selama 24 jam.

Liputan6.com, Jakarta - Satelit cuaca Himawari-8 berada 35.400 km jauhnya dari Bumi. Ia mengorbit dengan kecepatan yang sama dengan putaran planet manusia.

Wahana buatan Jepang itu juga bisa menangkap penampakan permukaan Bumi setiap jam dalam satu hari, dari terbit hingga tenggelam Matahari.

Dari gambar-gambar yang ditangkap Himawari, seorang ilmuwan membuat film pendek berdurasi 12 detik berjudul 'Glittering Blue', yang menampilkan pergerakan gelap terang Bumi.

Film pendek itu menampilkan Bumi pada 5 Agustus 2015. Rekaman yang disusun oleh Charlie Loyd, analis gambar-gambar satelit untuk Mapbox memilih Jepang sebagai titik fokus.

Himawari-8 menangkap gambar permukaan Samudra Pasifik Barat, Australia, dan sebagian Asia, Antartika, dan Alaska.

"Saya mencoba membuat warna-warna dalam video terlihat persis seperti Bumi yang dilihat astronot yang berada di dekat Himawari-8," tulis Lloyd di situsnya, seperti dikutip Daily Mail.

Dalam waktu satu menit, di gambar terlihat matahari terbit di garis khatulistiwa Barat sebanyak lima kali, lalu bergerak menyebrangi daerah tropis dan sampai di bagian Timur.

Rekaman perputaran bumi ini diambil menyesuaikan dengan sudut pandang Himawari-8. (Charlie Lloyd)

Warna pirus di bagian tropis, terutama di sepanjang Papua Nugini Selatan dan Australia Utara menunjukkan perairan dangkal, di mana pasir berwarna terang bisa dilihat di balik lapisan tipis air laut.

"Di sekitar China, ada polusi udara dari tenaga arang, ditambah air berlumpur di sungai-sungai besar," ungkap Lloyd. "Sedangkan di Jepang ada pemekaran plankton minor."

'Pemekaran plankton' merupakan istilah untuk fenomena terkumpulnya sejumlah besar phytoplankton, tanaman laut mikroskopis. Ketika ada perkumpulan itu, terlihat perubahan warna pada air laut.

Sedangkan, badai yang terlihat pada gambar adalah angin topan Soudelor, yang terlihat ada di puncak intensitasnya ketika angin bertiup dengan kecepatan 180 mil per jam. 

Menurut Lloyd, tak ada satelit yang bisa menangkap permukaan Bumi se-mendetail Himawari-8. Satelit itu berfokus di ekuator, dekat Jayapura, Papua, Indonesia.

"Perspektifnya seakan-akan diputar-putar oleh seorang penari. Kita selalu melihat wajah mereka, namun kita melihat cahaya yang bergerak-gerak di atasnya."

Satelit Himawari-8 berjarak lebih jauh dari orbit Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), dan merupakan satelit dengan gambar beresolusi tinggi, yang ada di luar atmosfer.

"Video ini juga menunjukkan jumlah detail yang bisa Anda lihat dengan mata telanjang," ungkap Lloyd menutup percakapan.

Saksikan video pergantian hari di Bumi!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.