Sukses

Terkuak, Masa Depan Bayi-bayi yang Dilahirkan Saat Penerbangan

Apa warga negara mereka? Di mana tempat lahir mereka? Benarkah gratis terbang seumur hidup?

Liputan6.com, London - Banyak kisah heroik dan mengharukan saat seorang bayi dilahirkan di pesawat saat penerbangan melintasi benua. Namun, pernahkah terpikirkan apa yang terjadi bagi sang orok saat ia dewasa?

Kendati banyak kisah bayi dilahirkan di pesawat, adakah yang membuat statistik kelahiran mereka? Berapa banyak ibu yang melakukan proses persalinan di burung besi itu?

Benarkah mereka mendapatkan tiket gratis seumur hidup? Apa warga negera si bayi itu kelak?

Pertanyaan-pertanyaan itu menyadarkan betapa rumitnya jika seorang ibu melahirkan bayinya di penerbangan yang tengah melintasi antar benua. Namun, sedemikian apa rumitnya?

Berikut adalah kisah Shona Owen, salah satu bayi yang dilahirkan di penerbangan saat berada melintasi samudera seperti dilansir dari CNN, 30 Januari 2015

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Kisah di Udara

Bagi Shona, ternyata tak mudah untuk memperbarui paspor tiap 5 tahunnya. Pun tak mudah baginya tiap berkeliling dunia dan harus melapor ke imigrasi. Hal itu terjadi karena tempat kelahirannya yang tak 'biasa' yaitu... di ketinggian 36.000 kaki.

Karena kerap kali mengalami kesulitan di imigrasi cek, paspornya tertera,"pemegang paspor lahir di pesawat terbang."

Shona adalah salah seorang kelompok minoritas yang lahir di pesawat saat burung besi itu melintasi samudera.

Pada 1990, sang ibu, Debbie Owen, ditemani anaknya, Claire, yang berusia 4 tahun terbang dari Ghana di mana Debbie bekerja ke London naik penerbangan Britihs Airways.

Tak disangka, ia melahirkan anaknya.

Debbie langsung 'dilarikan' ke kelas satu yang saat itu sepi penumpang dan kru pesawat mengumumkan adakah orang yang punya pelatihan medis untuk membantu ibu melahirkan.

Beruntung, ada satu orang.

Terkuak, Masa Depan Bayi-bayi yang Dilahirkan Saat Penerbangan (Shona Owen/CNN)

Ada seorang dokter kebangsaan Belanda, Wym Bakker. Ternyata ia bukan hanya seorang dokter yang membantu kelahiran perempuan di semak-semak di Ghana, namun juga di pesawat terbang.

Debbie saat itu merasa takut apabila kelahiran anaknya membuat pesawat itu balik arah ke Afrika. Ia tak berani mengurus keluarga kecilnya sendirian. Ia bertahan menahan mules di burung besi itu, setidaknya hingga mencapai Eropa.

Untungnya, tidak. Saat mendekat Bandara Gatwick, London, sementara langit kekuningan matahari yang tenggelam, ditemani dokter dan kru, Shona Kirsty Yves-- disingkat SKY- lahir. Menambah daftar manifes penumpang.

"Aku selalu diberi tahu bahwa aku lahir saat ibuku melakukan perjalanan, dan kini aku bekerja untuk biro perjalanan pula," ujar Shona yang bekerja sebagai marketing executive di sebuah operator mewah pariwisata.

3 dari 5 halaman

Komunitas 'Lahir di Angkasa'

Kelahirannya yang unik membawa ketertarikan bagi Shona sendiri. Ia akhirnya fokus pada disertasi masternya ketika kuliah di Goldsmiths University di London.

"Tiap aku berkisah tentang kelahiranku, aku selalu tanya, seberapa langka? Ada berapa bayi yang lahir di angkasa? Dan aku tak punya jawaban," ujarnya.

"Jadi, saat aku melakukan riset master, kupikir ini kesempatan terbaik untuk menghabiskan waktu riset selama 6 bulan demi mengetahui ada berapa bayi seperti aku di luar sana."

"Sangat senang ternyata menemukan mereka dan berbicara satu sama lain," katanya lagi.

Sang ibu membantunya riset. Debbie bertemu seorang perempuan yang juga melahirkan bayi di pesawat.

"Aku juga berbicara dengan pilot, akhirnya, kami seperti membentuk satu komunitas," imbuh Shona.

Shona juga bertemu Debs Lowther yang melahirkan bayi Jonathan, 4 bulan sebelum Shona lahir.

Terkuak, Masa Depan Bayi-bayi yang Dilahirkan Saat Penerbangan (Shona Owen/CNN)

Keduanya sama-sama lahir di British Airways, dan memiliki kesamaan rute perjalanan, dari Malawi Afrika ke Inggris.

Kebanyakan maskapai tidak menyimpan catatan kelahiran bayi di pesawat. Akibatnya, sulit menentukan statistik. Namun, kisah Shona sunggu jarang karena maskapai punya peraturan ketat bagi ibu hamil.

Peraturan itu bervariasi, antara lain, usia kandungan maksimal 28 hingga 36 minggu. Juga harus ada tanda tangan dokter dan bidan yang menunjukkan due date atau rencana kelahiran sang ibu hamil.

Namun, tetap saja, itu kerap terjadi.

4 dari 5 halaman

Warga Negara Udara

Pada Mei 2015, Ada Guan dan Wes Branch terbang dari Calgary ke Tokyo, saat itu Guan melahirkan di atas samudera Pasifik.

Kelahirannya begitu mengejutkan pasangan itu, karena Ada tak pernah tahu dirinya hamil.

Guan telah sudah berkali-kali ke dokter sebelum mereka berlibur ke Jepang karena berat badannya yang melonjak. Pun tes kehamilan menunjukkan hasil negatif.

Saat melahirkan, beruntung ada beberapa dokter yang membantu persalinannya. Putrinya, mereka beri nama Chloe, lahir sebelum pesawat mendarat.

Terkuak, Masa Depan Bayi-bayi yang Dilahirkan Saat Penerbangan (Shona Owen/CNN)

Cara menentukan kewarganegaraan di tiap negara berbeda. Sebagai contoh, di Inggris kewarganegaraan tidak langsung diberikan otomatis apabila bayi lahir di negeri itu.

Berbeda dengan AS. Kalau ada bayi lahir di wilayah perairan, atau di pesawat udara milik AS, si bayi otomatis memiliki kewarganegaraan negeri Paman Sam itu.

5 dari 5 halaman

Penerbangan Gratis Seumur Hidup?

Ternyata itu adalah rumor belaka.

Hanya sebagian kecil maskapai memberikan, contohnya adalah Thai Airways, Asia Pasific Airlines, Air Asia, dan Polar Airlines.

Virgin Atlantic memberi penerbangan gratis bagi si bayi hingga mereka berusia 21 tahun.

Bagaimana dengan Shona? Ia mendapatkan penerbangan gratis kelas satu ke Australia saat ulang tahunnya ke-18. Saat itu ia berkesempatan bertemu sang nenek di Negeri Kanguru.

Shona pun jadi 'bintang iklan' maskapai British Airways yang mematahkan rumor penerbangan gratis seumur hidup.

"Aku tidak kecewa sama sekali kalau itu ternyata rumor. Memang akan menyenangkan kalau itu ternyata benar," katanya sambil tergelak.

"Tapi kita lihat dari kacamata maskapai, sangat berbahaya buat mereka yang melahirkan di penerbangan dan tentu itu bukan perayaan indah."

Namun ia beranda-andai bahwa seharusnya sang ibu yang mendapat keuntungan karena telah berhasil selamat melakukan persalinan di angkasa, bukan untuk anaknya.

"Ibuku yang melakukan itu semua, melewati rasa sakit dan takut. Mereka seharusnya memberikan tiket gratis untuknya, bukan untukku semata," tutup Shona.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini