Sukses

Gara-gara Tampil Beda, Jerapah Albino Jadi Target

Warna unik jerapah itu menjadikannya sasaran para pencuri satwa di Afrika.

Liputan6.com, Tarangire - Ada penampakan tak biasa pada jerapah di Tanzania ini. Warna tubuhnya terlihat lebih putih dari jenisnya.

Ternyata si jerapah mengalami kelainan genetik sehingga sel-sel permukaan kulit di hampir sekujur tubuhnya tidak dapat membuat pigmen.

Akibat keunikan si jerapah, seperti dikutip dari The Telegraph pada Selasa (26/1/2016), ia malah menarik perhatian para pencuri satwa liar di sana.

Dr. Derek Lee, pendiri Wild Nature Institute (WNI) yang melakukan penelitian ilmiah terhadap spesies liar yang terancam punah, yang mengambil sejumlah foto mengagumkan di Taman Nasional Tarangire itu.

"Omo itu albino, artinya banyak sel yang tidak mampu membuat pigmen. Ada sebagian yang masih bisa, jadi hewan itu pucat, tapi tidak putih sepenuhnya dengan mata berwarna merah atau biru sebagaimana albino pada umumnya," jelas Dr. Derek Lee.

"Omo adalah satu-satunya jerapah pucat yang kami ketahui, tapi kami juga pernah melihat sejumlah antelop Afrika, kerbau, dan burung unta albino di Tarangire. Omo sepertinya bergaul dengan jerapah-jerapah lain, ia terlihat bersama dengan kelompok besar jerapah berwarna biasa yang tampaknya tidak peduli dengan perbedaan warna."

Ia juga mewanti-wanti bahwa warna unik si jerapah menjadikannya sebagai sasaran para pencuri satwa di taman Afrika.

"Omo sekarang berusia 15 bulan. Ia melewati tahun pertamanya sebagai anak jerapah, yang merupakan masa paling berbahaya untuk seekor jerapah muda karena adanya singa, leopard, dan hyena yang mengincar mereka."

"Kemampuannya bertahan hidup hingga dewasa cukup baik. Jerapah dewasa seringkali dicuri untuk dagingnya dan warna tubuhnya dapat menjadikannya sasaran."

"Kami dan para rekanan melakukan pelestarian jerapah dan anti pencurian untuk membantu Omo dan kelompoknya berkesempatan lebih baik untuk bertahan hidup. Kami berharap ia memiliki umur panjang dan suatu hari memiliki keturunan," tutur Dr. Derek Lee.

"Kami beruntung dapat melihatnya lagi pada Januari lalu, hampir setahun (setelah temuan pertama). Kami senang melihatnya masih hidup dan sehat. Seorang pemandu lokal menamainya Omo, sesuai dengan nama sabun deterjen di Afrika," demikian dijelaskan blog WNI.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini