Sukses

Israel Rampas Ratusan Hektar Tanah Palestina

Perampasan tanah tersebut merupakan yang terbesar kedua sejak Agustus 2014 lalu.

Liputan6.com, Yerusalem - Ketegangan Israel dan Palestina kembali naik. Hal ini terkait rencana Israel mencaplok seluruh sebagian besar wilayah Tepi Barat dekat dengan Yeriko, yang tak jauh dari perbatasan Yordania.

Wilayah itu sampai saat ini masih disengketakan kedua negara. Meski demikian, rencana Israel tersebut langsung mendapat kecaman komunitas internasional.

Bukan tanpa alasan. Pasalnya, negara-negara dunia menyebut tindakan negeri zionis sebagai bentuk perampasan hak.

Parahnya lagi, Israel berencana menyerobot tanah Palestina sebesar 154 hektar. Perampasan tanah ini pun merupakan yang terbesar kedua sejak Agustus 2014 lalu.

Rencana Israel ini juga sudah disampaikan langsung melalui salah satu unit di Kementerian Pertahanannya. Mereka menyatakan keputusan itu sudah bulat dan tak bisa digugat.

"Keputusan sudah kami ambil dan tanah itu sudah kami deklarasikan sebagai tanah kami," sebut keterangan resmi Israel seperti dikutip dari Reuters, Jumat (22/1/2016).

Menurut Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon aksi Israel ini tak bisa diterima. Pria asal Korsel itu pun menyatakan siap mendorong diimplementasikan resolusi PBB untuk mencegah rencana Israel itu.

"Pembangunan pemukiman (Yahudi oleh Israel) merupakan pelanggaran hukum internasional dan telah melawan dukungan publik yang mendukung two state solution sebagai jalan keluar dari masalah ini," ucap Ban.

Kemarahan pun ditunjunkan oleh Palestina. Mereka bahkan menghina keputusan sepihak dari Israel tersebut.

"Israel sudah mencuri tanah kami terutama di wilayah lembah Yordania, mereka telah mengeluarkan dalih untuk mengambil tanah kami," sebut anggota senior Organisasi Pembebasan Palestina, Hana Asharawi.

"Mereka tidak punya alasan kuat dan komunitas internasional harus mengambil langkah efektif demi mencegah pelanggaran keras Israel yang dapat merusak peluang perdamaian ini," sebutnya.

Tindakan sepihak Israel ini pun telah membuat kecewa Uni Eropa. Sebab, mereka beberapa bangunan yang dibangun oleh Lembaga Bantuan Kemanusiaan Uni Eropa di Tepi Barat sudah dihancurkan Israel.

Fondasi tersebut didirikan UE di wilayah sensitif antara dekat antara Yerusalem dan Tepi Barat. Daerah ini dikenal sebagai E1.

Israel Acuhkan Kemarahan UE

Walau UE Eropa naik pitam, Israel terlihat tak peduli. Beberapa pekan sebelum putusan ini PM Benjamin Netanyahu mengatakan bangunan UE di daerah itu ilegal.

"Mereka membangun tanpa izin," ucap PM Benjamin Netanyahu.

"Kami melawan karena mereka tak ikut aturan dan sudah jelas mereka mencoba mencipatakan situasi politik," sambung dia.

Tanah yang diambil Israel rencananya akan dipakai Palestina sebagai wilayahnya ketika merdeka nanti. Wilayah-wilayah yang dinginkan Palestina jadi bagian negaranya adalah Tepi Barat, Gaza dan Yerusalem Timur.

Israel merebut wilayah-wilayah itu pada 1967 seusai perang Timur Tengah.

Saat ini ada sekitar 55 ribu pemukiman ilegal Israel di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Sementara di dua wilayah itu lebih dari 3 juta hidup di daerah tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini