Sukses

19-1-1977: Presiden AS Gerald Ford Ampuni Propagandis Tokyo Rose

Ini kisah kuturunan Jepang yang lahir di AS dan terperangkap dalam propaganda Perang Dunia II.

Liputan6.com, Chicago - Pada hari ini, 39 tahun lalu, presiden AS Gerald Ford memberi ampun Iva Toguri, perempuan Jepang-Amerika ini terkenal dengan nama beken 'Tokyo Rose'. 

Iva disebut-sebut memainkan peran penting dalam menurunkan moral prajurit sekutu di Jepang. Suaranya yang mendayu-dayu membuat mereka yang mendengar akan hanyut. Sambil memutar lagu sedih, ia kerap kali memberitakan kekalahan sekutu.

Benarkan demikian? Benarkah ia adalah ia adalah orang di balik kekalahan AS di Jepang?

Iva lahir di Los Angeles, California pada Hari Kemerdekaan AS, 4 Juli pada 1916. Ayahnya adalahh seorang Jepang warga negara AS dan memiliki toko sabun. Mereka berasal dari kelas menengah. Hidup di antara dua kebudyaan, Iva lebih tertarik pada Amerika dibanding Jepang. Ia juga ingin menjadi dokter. Iva kuliah di UCLA dan lulus 1941. Dari sini nasibnya berubah.

Saudara perempuan ibunya sakit di Jepang. Sebagai hadiah kelulusan, ia dikirim keluarganya untuk ke Negara Matahari Terbit menengok sang bibi.

Sesampai di Jepang, ternyata ia tak suka makanannya dan merasa asing. Malangnya, saat berencana kembali ke AS, Jepang menyerang Pearl Harbor di Hawaii. Tensi antara kedua negara tinggi membuat ia sulit kembali ke negara tempat ia dilahirkan, seperti dilansir dari Biography.com

Kapal terakhir ke AS angkat sauh meninggalkan dia sendiri di Jepang. Ia terdampar. Saat itu, seorang polisi rahasia menghampirinya dan memintanya untuk mengganti warganegara da tunjukkan kesetiaan pada kaisar. Iva menolaklak, dan ia menjadi musuh sehingga tak punya kartu akses mendapatkan makanan.

'Zero Hour' Siaran Propaganda?

Pada 1942, pemerintah AS mengumpulkan orang Jepang warga AS dan menempatkan mereka di kamp khusus. Keluarga Iva salah satunya, namun perempuan itu tak pernah tahu. Yang ia tahu, surat-surat antara dia dan keluarganya berhenti.

Iva makin terasa asing dan butuh pekerjaan. Ia melamar ke sebuah surat kabar berbahasa Inggris dan bekerja mendengarkan radio bergelombang pendek lalu menerjemahkannya. Lalu, ia mendapatkan pekerjaan kedua di Radio Tokyo menjadi tukang ketik. Entah bagaimana produsernya meminta ia membawakan acara radio bertajuk 'Zero Hour' untuk menghibur tentara AS. Suaranya dan aksen Amerikanya diterima oleh para prajuritnya.

Namun, ia tak pernah mengklaim bahwa dirinya adalah perusak moral prajurit. Pun nama 'Tokyo Rose' bukan buatannya melainkan julukan para prajurit AS saat mendengarkan siaran 'Zero Hour'. Nama panggungnya adalah Orphan Ann.

Saat perang berakhir, pencarian besar-besaran terjadi pada dirinya. Iva ditangkap pada 1945 oleh pemerintah Jepang dikatakan sebagai pengkhianat karena dianggap menyelundupkan obat-obatan bagi prajurit AS, juga memberikan semangat bagi mereka. Iva dipulangkan ke AS.

19-1-1977: Presiden AS Gerald Ford Ampuni Propagandis Tokyo Rose (Biography.com)

Bak keluar mulut buaya masuk ke mulut harimau, ia ditangkap di AS. Di negeri tempat kelahirannya, ia ditahan selama 10 tahun dan denda US$10.000. Iva dilepas pada 1956 karena berperilaku baik, namun diminta kembali ke Jepang, namun ia berhasil menemukan bahwa keluarganya tinggal di Chicago. Ia berhasil tinggal selama 20 tahun di kota itu sebagai warga tak beridentitas.

Pada 1977, kisah hidupnya disiarkan oleh acara 60Minutes. Menguak cerita sebenarnya. Ia adalah kambing hitam dari peperangan ini.

Menonton acara itu, Presiden Gerald Ford menulis surat ekslusif memberi maaf kepada Iva sebelum ia lengser meninggalkan Gedung Putih.

Iva meninggal pada 26 September 2006, sebagai warga negara Amerika Serikat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini