Sukses

Ditemukan Buaya Langka Sebesar Bus

Binatang itu diberi nama yang tepat Machimosaurus rex, "fighting lizard-king" atau raja kadal tempur.

Liputan6.com, Tunis - Sebuah spesies baru buaya penjelajah laut ditemukan di Tunisia di Afrika utara. Mahluk itu hidup sekitar 130 juta tahun yang lalu, pada awal periode yang disebut Cretaceous -- masa ketika dinosaurus mendominasi daratan dan reptil raksasa menguasai lautan.

Binatang langka itu diberi nama Machimosaurus rex (M. rex) atau "fighting lizard-king" yang berarti raja kadal tempur.

Panjangnya lebih dari 10 meter sebanding dengan ukuran sebuah bus besar. Tengkoraknya saja memiliki panjang mencapai lebih dari 1,6 meter. Ini merupakan hewan jenis "thalattosuchia" terbesar yang pernah ditemukan.

Nama ini mengacu pada kelompok reptil laut yang sudah punah yang erat berkerabat dengan buaya. Hewan itu akan makan apa saja yang terlihat.

Buaya saat ini adalah predator oportunistik. Salah satu penemu buaya purba raksasa ini, Federico Fanti dari Università di Bologna, Italia mengatakan M. rex juga tampaknya punya sifat yang sama.

"Tidak diragukan bahwa hewan ini memiliki nafsu makan yang dahsyat. Giginya dirancang untuk menghancurkan benda keras," kata Fanti seperti dikutip dari BBC, Sabtu (16/1/2016).

"Apa pun berada terlalu dekat dengan rahangnya adalah santapannya -- dengan berbagai cara. Mengingat betapa dahsyatnya kekuatan gigitannya, dia tidak pilih-pilih," imbuh Fanti.

Penyisiran 7 Tahun

Hewan ini dipaparkan oleh Fanti dan rekan dalam jurnal Cretaceous Research. Tim mereka telah menyisir wilayah Tunisia selama 7 tahun.

Fanti terkejut ketika awalnya ia menemukan sejumlah tengkorak kuno, karena mereka biasanya hanya menemukan sisa-sisa tulang atau gigi dalam jumlah tak banyak.

"Kami bisa melihat garis tubuh di atas tanah dan jumlahnya lebih dari satu," kata Fanti. "Mungkin jumlahnya mencapai 4 spesimen."

Timnya lalu mengumpulkan dan mempelajari salah satu tengkorak. "Meskipun tulang belulang itu begitu jelas terlihat, tidak ada sebelumnya yang mencari fosil di kawasan itu," tutur Fanti.

Yang lebih penting lagi, penemuan itu bisa mengubah pemahaman kita tentang transisi antara zaman Jurassic dan Cretaceous. Sebelumnya dianggap bahwa terjadi kepunahan massal selama waktu transisi ini.

"Penemuan ini mengubah anggapan itu," jelas Fanti.

Anggapan itu muncul karena banyak reptil besar lainnya sudah punah pada akhir Jurassic. dan M. rex tampaknya mampu bertahan selama 20 juta tahun.

"Kami berpikir bahwa kita sekarang tidak lagi melihat suatu kepunahan global tetapi suatu kepunahan lokal dari spesies yang berbeda. Tergantung di dunia mana kita menggali, kita akan menemukan bahwa beberapa spesies selamat (dari kepunahan untuk suatu masa) dan yang lainnya tidak." 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini