Sukses

Kisah 'Rahasia' Korut Ala Mantan Koki Sushi Kim Jong-Il

Bekas koki sushi mendiang Kim Jong-Il ini mengaku sebagai teman main Kim Jong-un dan kakak tertuanya.

Liputan6.com, Jakarta - Seorang mantan koki sushi kini telah beralih profesi dengan menjual sudut pandangan dan opininya tentang pemimpin kontroversial Korea Utara, Kim Jong-un.

Seperti diketahui, belum lama ini Amerika telah memperlihatkan kekuatannya terhadap Korea Utara dengan menerbangkan pesawat pengebom B-52 dekat negara tersebut menyusul uji coba bom hidrogen yang mereka lakukan.

Menurut Washington Post, yang dikutip Kamis (14/1/2016), mantan koki mendiang ayah Kim Jong-Un yang bernama Kenji Fujimoto (nama samaran) mengatakan bahwa mereka sedang memamerkan teknologi terkini negara tersebut kepada calon pembeli seperti Iran.

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengadakan pertemuan darurat dengan pemimpin militer Korea Utara, Pyongyang, Jumat (21/8/2015). Kim Jong-un, telah memperingatkan militernya untuk siap perang dengan Korsel.. (Reuters/Kom Hong-Ji). (Reuters/KCNA)

Namun, informasi yang tidak meyakinkan itu tidak menjadikan Fujimoto sebagai ahli dari pemimpin dan negara tersebut. Karena hingga kini tak banyak yang diketahui oleh dunia tentang diktator Korea Utara itu.

Namun ada saja yang rela membayar tinggi untuk memberikan tanggapan dan sudut pandangnya.

Informasi yang tak menyeluruh tentang Kim Jong-un diketahuinya ketika masih anak-anak. Fujimoto bekerja sebagai koki sushi Kim Jong Il pada tahun 1990-an.

Ia pun mengklaim pernah makan siang bersama Kim Jong-un pada tahun 2012.

Fujimoto diduga menjadi satu-satunya wagra Jepang yang mengenal Kim Jong-Un. Sementara satu-satunya warga Amerika yang pernah bertemu dengan diktator itu adalah Dennis Rodman dan rekan-rekannya.

Meskipun begitu, ia telah menulis dua buku tentang Kim Jong-Un, selain tampil dalam acara TV untuk membahasnya.

Menurut laporan, ia mendapatkan bayaran sekitar US$ 1.000 (Rp 13,8 juta) untuk tampil, memberikan informasi yang kurang meyakinkan. Di samping itu ia juga mengklaim mendapatkan bayaran dari pemerintah untuk informasi tentang Kim Jong-un.

Kenji Fujimoto pamerkan bukunya di sebuah knfrensi pers. (Forbes)

Fujimoto mendapatkan pekerjaan sebagai koki sushi setelah ia melamar lowongan pekerjaan pada tahun 1982 di sebuah surat kabar Jepang. Lalu ia menuju Korea Utara dan dipekerjakan untuk mempersiapkan hidangan ayahnya Kim, Kim Jong Il.

Fujimoto mengaku menjadi teman bermain diktator Korea Utara sekarang ini dan kakaknya.

Kabur

Dilansir Daily Mail, setelah bekerja selama beberapa tahun, rasa takut akan dibunuh kapan saja terus menghantuinya. Hal itu membuatnya melarikan diri pada tahun 2001. Ia melakukannya dengan mengaku pergi ke Tokyo membeli landak laut, namun ia tidak pernah kembali ke Korea Utara sejak saat itu.

Ia meninggalkan seorang istri dan dua anak yang katanya dipaksa harus bekerja keras selama 6 tahun.

Pada tahun 2010, ketika Kim Jong-un diangkat sebagai pemimpin baru Korea Utara, Fujimoto mulai memunculkan dirinya ke masyarakat dengan menceritakan kisahnya kepada media tak lagi mengkhawatirkan resiko yang dihadapinya.

Ia pun mengisahkan ketika Kim masih berusia 8 tahun dan berusaha untuk masuk saat dirinya di dalam kamar mandi. Dan ketika ia berusia 17 tahun, ia meminjam album CD Whitney Houston padanya.

Tahun 2012, Fujimoto mengaku merasa dirinya akan mati ketika dikuntit oleh seorang pria yang diduga berasal dari Korea Utara. Namun, secara mengherankan pria tersebut memberikan sebuah undangan dari Kim, meminta dirinya untuk berkunjung.

Dalam pertemuan mereka, sambil menangis, Fujimoto mengaku Kim Jong-un telah memaafkannya.

Sambil menangis, ia mengaku Kim Jong-Un telah memaafkannya. (CNN)

Tak lama kemudian ia merilis buku tentang pengalamannya itu, berjudul 'Broken Promise'. Sebuah buku berisikan pengakuannya kepada Kim Jong-Un.

Namun Washington Post meragukan informasi dan keahliannya, meskipun begitu mantan koki itu mendapatkan penghidupan yang cukup layak dengan mengenakan jam besar dihiasi berlian dan mengemudi mobil sport.

Kredibilitasnya ia dapatkan ketika memprediksi bahwa Kim akan menggantikan ayahnya ketimbang kakak tertuanya.

Hingga kini Fujimoto bersikap defensif terhadap Kim dan rezimnya -- kendati selalu memakai ropi anti-peluru, karena merasa ia bisa dibunuh kapan saja.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini