Sukses

AS Minta Bos Narkoba Meksiko El Chapo Diekstradisi

AS menyatakan El Chapo harus segera diekstradisi ke negaranya.

Liputan6.com, Washington - Pemerintah Amerika Serikat segera angkat bicara usai Joaquin Guzman kembali tertangkap di Meksiko. Pria berjuluk El Chapo itu adalah salah satu bos narkoba paling dicari saat ini.

Jaksa Agung AS, Loretta Lynch mengatakan pihaknya menyambut baik penangkapan El Chapo. AS pun menyatakan El Chapo harus segera diekstradisi ke negaranya.

"Joaquin Guzman harus memberikan jawaban atas kejahatan yang sudah dia lakukan," ucap Lynch, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (9/1/2015).

"Kementerian Hukum AS juga tetap pada pendiriannya yang sudah disampaikan sebelumnya kami tetap meminta dia diekstradisi ke negara kami," sambung dia.

Selain Lynch pernyataan serupa juga disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Hukum AS, Peter Carr. Dia mengatakan, permintaan ekstradisi sudah disampaikan ke pihak Meksiko.

"Amerika telah mendaftarkan permintaan ekstradisi penuh kepada Pemerintah Meksiko," ucap Carr.

AS diduga terlibat dalam penangkapan El Chapo. Namun, sampai sekarang Otoritas AS menolak dugaan keterlibatan mereka.

Aparat dari kesatuan Angkatan Laut Meksiko menangkap El Chapo dalam sebuah operasi yang dilakukan mulai pukul 04.30 waktu setempat di kota pantai Los Mochis di negara bagian Sinaloa.

Sebanyak 5 orang orang terkait El Chapo tewas dalam penembakan tersebut, 6 lainnya ditahan. Namun tak satu pun personel angkatan laut tewas, hanya 1 yang mengalami luka-luka.

Presiden Meksiko Enrique Pena Nieto mengungkapkan ditangkapnya kembali bandar narkoba internasional itu merupakan hasil kerja keras siang dan malam aparat gabungan dari badan intelijen, polisi, dan tentara.

Dalam dunia hitam Meksiko, Joaquin 'El Chapo' Guzman punya reputasi sebagai 'legenda'. Saking kuatnya posisinya, orang-orang beranggapan ia bisa menyuap siapa pun. Termasuk dalam pelariannya pada 2001 yang diduga melibatkan suap bernilai US$ 2,5 juta.

Sindikatnya adalah penyuplai ganja, kokain, dan heroin yang dijajakan di jalanan Amerika Serikat. AS mendakwa kelompoknya menggunakan para pembunuh bayaran dan tukang pukul untuk mempertahankan kontrolnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.