Sukses

Hati-hati, Video Ilusi Ini Bikin Mual dan Pusing

Saat Anda berfokus pada titik kuning selagi kotak-kotak di sekitarnya berotasi, ketiga titik kuning di bagian luar akan perlahan lenyap.

Liputan6.com, Jakarta - Coba pandangi titik kuning ini tepat di dalam video berikut ini. Ada sesuatu yang aneh?

Selain mungkin bikin mual, tampilan grafis tersebut akan menyebabkan fenomena yang tak terduga yakni kebutaan. Namun jangan buru-buru khawatir, itu cuma sekedar ilusi atau tipuan otak.

Saat Anda berfokus pada titik kuning selagi kotak-kotak di sekitarnya berotasi, ketiga titik kuning di bagian luar akan perlahan-lahan lenyap. Jika anda memalingkan mata dari titik di tengah-tengah tersebut, titik kuning itu pun akan muncul kembali -- akibat dari ilusi.

Fenomena ini disebut kebutaan akibat gerakan atau ‘motion-induced blindness.’ Ini adalah tipuan pada mata yang bisa menyebabkan seseorang tidak melihat benda atau stimulus yang mestinya tampak jelas dalam area pandangan.

Titik-titik kuning itu sebenarnya tak hilang, pikiran saja yang mempersepsikannya demikian. Walau kebutaan sementara ini tampak seperti kegagalan sistem pemrosesan visual, penelitian tahun 2007 di Yale University menunjukkan kalau motion-induced blindness bisa jadi adalah cara otak memisahkan rangsangan latar belakang yang tak berubah, dari artifacts of damage atau artefak kerusakan.

Joshua J. New dan Brian J. Scholl, peneliti dari Yale, menjelaskan dalam makalahnya kalau motion-induced blindness bukanlah kegagalan menanggapi input visual, namun respons fungsional, yang bertindak sebagai ‘logika persepsi.’

Berdasarkan definisi ini, fenomena ini sebenarnya tak bisa disebut kebutaan, sebab pikiran secara sadar menghilangkan benda-benda tertentu dari pandangan.

"Dalam motion-induced blindness (MIB), stimulus target dapat menghilang dari kesadaran dan muncul kembali saat disajikan bersamaan dengan pola gerakan global," tulis peneliti dalam makalah tersebut, seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (6/1/2016).

"Lenyapnya objek dari penglihatan ini dapat terjadi berulang-ulang, bahkan untuk objek paling jelas sekalipun dan walau si pengamat sepenuhnya sadar akan fenomena ini."

Para peneliti menyebut hal ini sebagai perceptual-scotoma atau hilangnya sebagian penglihatan akibat persepsi dari ilusi.

"MIB dalam pandangan ini adalah hasil penyesuaian diri dari sebuah kesimpulan bawah sadar tentang kemiripan input visual di dunia," jelas peneliti dalam makalah itu lagi.

"Dengan cara ini, kerangka perceptual-scotoma bertanggung jawab terhadap MIB melalui jenis proses penyimpulan bawah sadar yang sama yang telah diajukan untuk menjelaskan berbagai bentuk pemrosesan visual lainnya."

Penelitian sebelumnya mengajukan 4 pendekatan untuk menjelaskan MIB -- attentional competition, interhemispheric rivalry, boundary adaptation, dan surface completion.

Dengan pendekatan-pendekatan ini, MIB dianggap sebagai kegagalan pemrosesan visual akibat perhatian yang berlebih atau overstimulasi sensorik. Akan tetapi seperti ditulis oleh para peneliti, keempat pendekatan ini lebih menjelaskan tentang bagaimana cara kerja MIB dibanding menjawab pertanyaan kenapa MIB terjadi.

Dengan melakukan serangkaian pengujian yang menghubungkan teori perceptual-scotoma dengan MIB, para peneliti menyebut kalau hal ini mungkin membantu dalam menjelaskan kenapa MIB bisa terjadi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.