Sukses

Tim 'Operasi Khusus' Tewaskan Bos Pemberontak Suriah

Panglima militer Suriah menyatakan mereka sudah melakukan "operasi khusus" yang menewaskan Alloush.

Liputan6.com, Damaskus - Bos dan beberapa pemimpin salah satu kelompok pemberontak paling kuat di Suriah, Jaysh al-Islam dilaporkan tewas dalam serangan udara di timur Damaskus.

"Pendiri kelompok, Zahroun Alloush, 44 tahun, termasuk yang tewas dalam serangan roket yang jatuh di sebuah tempat pertemuan," kata kelompok pemberontak dan tentara Suriah seperti dikutip dari BBC, Sabtu (26/12/2015).

Kelompok yang didukung Saudi tersebut adalah salah satu faksi terbesar dan paling dominan di daerah pedesaan di Ghouta Timur.

Kelompok ini baru-baru saja bergabung dalam pertemuan tingkat tinggi kelompok oposisi di Riyadh, yang kemudian menghasilkan kerangka kerja untuk pembicaraan damai dengan pemerintah.

Menurut laporan stasiun televisi yang didanai Saudi, Al-Arabiya, 10 roket meledak di pertemuan komandan Jaysh al-Islam. Mereka juga melaporkan, wakil pimpinan kelompok tersebut tewas.

Dalam pernyataan yang disampaikan oleh televisi pemerintah, panglima militer Suriah menyatakan mereka sudah melakukan "operasi khusus" yang menewaskan Alloush.

Meski begitu, beberapa aktivis menyatakan, tewasnya Alloush disebabkan serangan udara Rusia. Namun sumber lain mengindikasikan, militer Suriah melakukan serangan menggunakan roket milik Negeri Beruang Merah.

Analis mengatakan, hal tersebut merupakan pukulan keras bagi kekuatan pemberontak, dan menjadi ancaman terhadap upaya yang sedang berlangsung untuk menemukan resolusi politik.

Rusia, sekutu penting buat Presiden Suriah Bashar al-Assad sudah melakukan serangan udara di Suriah sejak akhir September.

Moskow menegaskan, mereka menargetkan kelompok ISIS. Namun pemberontak dan pejabat Barat mengatakan, serangan Rusia dilancarkan pada kelompok lain.

Jaysh al-Islam, yang memiliki puluhan ribu pejuang, turut serta dalam konferensi di ibukota Saudi yang menyepakati pendekatan umum antara kelompok pemberontak dalam menghadapi perbincangan damai yang didukung PBB dan akan berlangsung Januari.

Suriah dan Rusia tak menganggap pertemuan tersebut. Menurut mereka, kelompok yang bertemu, tidak mewakili oposisi dan mereka yang hadir tak dapat diterima.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.