Sukses

Keren, Aksi Armada Elite Polisi Jepang Jaring 'Drone Liar'

Polisi Jepang mengerahkan armada elite untuk menangkap drone liar yang terbang di atas lokasi sensitif. Menyusul kejadian traumatis.

Liputan6.com, Tokyo - Kepolisian Tokyo bakal meluncurkan armada elite yang bertugas mencegat drone dan menangkap pesawat tak berawak mencurigakan yang terbang di atas lokasi sensitif.

Kesatuan polisi anti huru-hara mengendalikan drone pencegat yang dilengkapi kamera untuk mengejar pesawat tak berawak yang diduga memata-matai bangunan, termasuk kantor Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe.

Menggunakan jaring, drone liar akan dijerat dan diturunkan paksa jika operatornya mengabaikan peringatan yang diberikan.

Drone milik kepolisian memiliki diameter sekitar 1 meter. Sementara, ukuran jaring yang dipasang di bagian bawahnya adalah 2x3 meter.

Drone-drone tersebut baru akan mulai dikerahkan pada akhir bulan ini, kemudian disusul pengerahan lebih luas lagi pada Februari 2016.

Kejadian Traumatis

Sebelumnya, pada April 2015, insiden mengkhawatirkan terjadi di kantor PM Jepang. Kala Shinzo Abe sedang menghadiri Konferensi Asia Afrika (KAA) di Indonesia.

Sebuah drone atau pesawat tak berawak yang membawa jejak bahan radioaktif caesium ditemukan di atap gedung yang setara dengan Gedung Putih di Jepang pada Rabu 22 April 2015.

Drone radio aktif di kantor Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. (Reuters)

Kejadian itu meningkatkan kekhawatiran terjadinya teror di Tokyo, meski polisi menyebut, level radiasi gamma yang terkandung maksimal hanya 1 microsievert per jam yang tak berbahaya bagi manusia.

"Situasi tersebut menimbulkan kekhawatiran pemerintah Jepang, kantor perdana menteri, dan kami akan melakukan tindakan pencegahan yang dianggap perlu, termasuk investigasi menyeluruh oleh pihak kepolisian," kata kepala sekretaris kabinet, Yoshihide Suga seperti dikutip dari Telegraph, Sabtu (12/12/2015).

Di Jepang, adalah perbuatan ilegal menerbangkan drone di atas sejumlah lokasi, termasuk bandara, di atas jalan raya, atau pada ketinggian 150 meter di atas tanah.

Drone atau pesawat tak berawak termasuk teknologi yang kontroversial. Di satu sisi, peralatan itu menjanjikan peluang untuk industri retail, misalnya.

Sebaliknya, juga muncul kekhawatiran penyalahgunaan di bidang keamanan, dipakai secara ilegal dalam kegiatan mata-mata, atau bahkan dijadikan senjata mematikan.

Bagaimana cara armada drone beraksi? Saksikan videonya:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.