Sukses

Gedung Putih: Donald Trump Tak Penuhi Syarat Jadi Presiden AS

Ini kali pertama Gedung Putih meradang dan berkomentar atas calon kandidat presiden.

Liputan6.com, Washington DC - White House atau Gedung Putih bereaksi keras terhadap pernyataan calon kandidat Presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump yang melarang semua Muslim tak terkecuali Muslim-Amerika yang sedang di luar negeri untuk masuk ke Amerika Serikat. Juru bicara dari kantor Obama mengatakan, bahwa seharusnya Trump ditendang dari kancah pencalonan.

"Fakta bahwa Donald Trump berbicara seperti itu seharusnya ia tidak memenuhi syarat sebagai Presiden AS," kata Josh Earnest, juru bicara Gedung Putih seperti dilansir dari CNN Selasa 8 November 2015.

Ini kali pertama Gedung Putih meradang dan berkomentar atas calon kandidat presiden.

Earnest mengatakan seharusnya kriteria seorang presiden adalah mengerti bahwa meraka bakal disumpah untuk 'melayani, melindungi, dan membela' konstitusi AS, dan itu tidak ada Kandidat pertama partai berlambang gajah itu pada Senin 7 Desember mengeluarkan pernyataan kontroversial untuk menolak seluruh Muslim tak terkecuali Muslim-Amerika di luar negeri. Pernyataan Trump itu membuat banyak kritikan termasuk dari sesama kandidat Partai Republik.

Namun, Earnest juga ketus terhadap perjanjian antara peserta kandidat Grand Old Party (GOP)--nama lain Partai Republik, yang mengharuskan siapapun pemenang kandidat, harus didukung.

"Untuk kandidat Republik lainnya yang harus mendukung Trump itu sama saja mereka tak punya kriteria calon presiden," tambah Earnest lagi. Ia juga mengecam bahwa kandidat GOP kali ini kandiat paling tak bermutu sepanjang sejarah Partai Republik.

Kecaman juga datang dari Menteri Luar Negeri AS, John Kerry.

"Saya hanya ingin mengatakan bahwa non-diskriminasi dan perlakuan setara adalah pilar tak hanya untuk nilai AS namun juga pilar untuk imimigrasi serta kebijakan di negeri ini. Departemen Luar Negeri sangat komitmen untuk memperlakukan semua agama dan kepercayaan dengan hormat tanpa diskriminasi," kata Kerry.

"Karena saya berkeliling dunia, sangat jelas bagi saya betapa seluruh dunia mendengarkan dan memperhatikan apa yang terjadi di AS. Saya percaya bahwa komentar itu tidak hanya merusak, namun juga sangat mengganggu secara diplomatik," tambahnya.

Senada dengan Pentagon, kendati tak menyebut nama kandidat, komentar Trump dinilai berpotensi membahayakan keamanan nasional.

"Apapun yang mendukung ISIS serta menjadikan AS melawan Muslim tidak hanya bertentangan dengah nilai kita, namun juga bertentangan dengan keamanan nasional," kata jubir Pentagon Peter Cook.

"Ada banyak prajurit wanita dan pria yang juga Muslim dan sedang berbakti kepada negara ini," tambahnya lagi.

AS dan negara-negara Muslim kini sedang bekerja sama dalam memerangi ISIS.

"Saya tegaskan sekali lagi, AS dan negara muslim lainnya sedang bekerja sama untuk melibas ISIS," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.