Sukses

10 Tahun Desersi, Tentara Rusia Ditemukan Sembunyi di Hutan

Ia bertahan hidup dengan memulung, dan kerja di peternakan babi.

Liputan6.com, Moskow - Polisi Rusia temukan seorang pria yang diketahui ada disersi wajib militer negara itu. Prajurit itu ternyata selama ini bersembunyi dalam hutan selama 10 tahun, tak pernah mengabari keluarganya maupun melaporkan keberadaannya kepada pemerintah setempat.

Prajurit itu kini berusia 30 tahun namun identitasnya tidak dibocorkan ke publik. Pada usia 19 ia mengikuti wajib militer dan ditempati di daerah terpencil di Semenanjung Kamchatka selama satu tahun.

"Setelah satu tahun bertugas, tiba-tiba dia menghilang dari kesatuannya. Namun, selama ini dia tidak kemana-mana, hanya di Kamchatka saja, bersembunyi di hutan," tulis pernyataan pemerintah daerah Rusia Selatan, seperti dilansir dari The Guardian, Selasa (1/12/2015).

"Dia bisa bertahan hidup dengan bekerja sembarangan dan tak punya keinginan untuk menghubungi keluarganya," tambah laporan itu.

Pencarian prajurit itu desersi pernah dilakukan di kota-kota di Rusia Selatan, namun berhenti saat keluarganya menemukan jasad pria yang dianggap mirip dengannya. Lalu, keluarga menguburkan jenazah tersebut.

Si desertir itu dilaporkan membuat rumah sendiri dari barang konstruksi rongsokan di luar kota Kamchatka. Ia bisa bertahan hidup karena bekerja di peternakan babi, memulung dan kerjaan serampangan lainnya.

Menurut UU Rusia, prajurit pembelot bisa diancam tahanan penjara 7 tahun. Pada 2003, negara itu memberlakukan wajib militer selama dua tahun. Sebelumnya bahkan 3 tahun.

Valentina Melnikova, kepada Persatuan Ibu Prajurit mengatakan bahwa ia tak yakin si desertir kali ini akan dihukum penjara.

"Sudah banyak prajurit desersi yang terjadi pada masa itu saat penempatan di lakukan di timur jauh. Kami punya banyak kasus ketika mereka ditemukan di gudang bawah tanah untuk beberapa tahun. Namun, mereka diperiksa ke ahli jiwa lalu dibebaskan," ujarnya.

Sayangnya, kantor jaksa militer Rusia tidak mau berkomentar atas kasus ini. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.