Sukses

Sweater Ini Diduga dapat Menenangkan Atlet Sebelum Berlaga

Menurut penelitian, warna pepto--atau pink muda--diduga mampu menenangkan atlet sebelum dan setelah pertandingan.

Liputan6.com, London - Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Alexander Schauss pada tahun 1970'an-- memperlihatkan bahwa warna dapat menjadi indikator keadaan psikis seseorang. Sebaliknya, warna tertentu juga dapat mengubah keadaan psikologis dan emosional.
Dengan hasil penelitian itu, sepasang saudara kembar dari Inggris menciptakan sweater berwarna unik yang di duga dapat menenangkan atlet sebelum dan sesudah perlombaan.

Dilansir Wired, Selasa (24/11/2015), penelitian Alexander Schauss tersebut mengungkapkan bahwa warna pepto atau warna pink muda seperti permen karet— dihasilkan melalui perpaduan warna putih dengan warna merah.

Warna pink sangat muda ditengarai mampu menenangkan atlet sebelum dan setelah pertandingan. (Sumber wired.com)

Setelah sejumlah penelitian, Schauss menilai bahwa warna pink tertentu dapat menurunkan detak jantung dan bahkan mengurangi kecenderungan sifat agresif dan perilaku keras seseorang. Warna yang diberi nama Baker-Miller ini dipandang memiliki dampak yang menenangkan layaknya yoga atau meditasi.

Hal ini menarik para perancang dunia olahraga yang terus menerus mencari warna dan bahan yang memberikan manfaat kepada para atlet.

Perusahaan pakaian olahraga Vollebak menggunakan penelitian Schauss sebagai dasar pembuatan sweater bernama Miller-Baker Pink. Vollebak mengaku warna tersebut meberikan perasaan yang menenangkan terhadap pemakainya.

Warna pink sangat muda ditengarai mampu menenangkan atlet sebelum dan setelah pertandingan. (Sumber wired.com)

Upaya tersebut didirikan oleh saudara kembar Steve Tidball dan Nick Tidball. Setelah puluhan tahun berlaga dalam olahraga ekstrem, mereka menemukan hanya sedikit merek yang menggunakan rancangan cerdas untuk mengatasi permasalahan para atlet.

Menurut pengalaman mereka sebagai atlet, yang diperlukan adalah cara untuk menenangkan syaraf di malam hari sebelum berlaga. Tidball memulainya dengan mempelajari sistem syaraf parasimpatik-- bagian syaraf otonom yang bertanggungjawab atas keadaan seluruh tubuh.

Tak hanya warnanya yang aneh, jaring pada penutup kepala untuk melihat juga memberikan kesan pink terhadap apapun yang dilihat pemakainya.

Lalu bagaimana mereka bernafas? Bagian atas kepala dirancang agar sang atlet bisa bernafas melalui hidung dengan lubang-lubang kecil-- membuat irama pernafasan melamban.

Sementara saku celana dirancang agar tangan bisa dimasukan dan tidak mengalami pergerakan yang berlebihan.

Walau terkesan feminin dan memiliki bentuk yang tak biasa-- harganya cukup mahal, yakni US$330— atau sekitar Rp 4,5 juta rupiah. (Alx/Rcy)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini