Sukses

4 Tiang Listrik Diledakkan, Separuh Kota Crimea 'Mati'

Lebih dari 1,6 juta orang di Crimea tanpa listrik dan pasokan air; begitu juga dengan jaringan kabel internet.

Liputan6.com, Crimea - Tiga perempat dari populasi Crimea gelap gulita bak kota mati, setelah 4 tiang listriknya diledakkan. Generator bertenaga gas yang saat ini dikerahkan hanya mampu menyuplai pasokan listrik untuk kota-kota besar.

Berdasarkan gambar yang beredar di media sosial, terlihat bendera Ukraina pada beberapa tiang listrik yang rusak. Lambang Crimea Tartar juga tampak di sana.

Crimea Tartar adalah sebuah etnis pribumi di wilayah semenanjung itu, yang menentang kekuasaan Rusia. Kantor berita Rusia RIA melaporkan, mereka menggelar protes di lokasi kabel listrik yang rusak di wilayah Kherson. 

Dilansir dari BBC, Senin (23/11/2105), keadaan darurat telah diumumkan. Sementara teknisi yang bisa memperbaiki kerusakan itu dilaporkan menolak ke lokasi kerusakan. Mereka khawatir akan aktivis Ukraina yang membahayakan jiwa.

Pihak berwenang Crimea mengatakan mereka telah berhasil menyambung kembali aliran listrik menggunakan generator itu untuk sebagian kota seperti Simferopol, Yalta dan Saky. Namun lebih dari 1,6 juta orang tanpa listrik dan pasokan air, begitu juga dengan jaringan kabel internet dan mobile.

Sekitar 150 sekolah juga ikut terkena imbas pemadaman tersebut.

"Saya tak mendapatkan pasokan listrik sepanjang malam. Para pejabat tidak dapat bekerja, mereka masih belum membangun pembangkit listrik lokal," kata seorang warga Sevastopol.

"Ini bukan pertama kalinya Ukraina memutus aliran listrik ke Crimea, kami sudah terbiasa dengan pemadaman listrik dan bersiap dengan persediaan baterai," ucap yang lainnya.

Crimea bergabung dengan Rusia pada 2014, tetapi sejauh ini pihak berwenang Ukraina terus memasok listrik ke sana.

Wakil Perdana Menteri Crimea, Mikhail Sheremet mengatakan rumah sakit di semenanjung memiliki sumber daya cadangan dan tidak akan terpengaruh dengan pemadaman tersebut.

Menurut laporan media setempat, 2 dari 4 jalur utama pemasok listrik rusak dalam serangan sebelumnya pada Jumat 20 November.

Pemerintah Ukraina mengatakan mereka akan menemui aktivis yang memblokade situs kerusakan tiang listrik, ketika mereka mencoba untuk memperbaiki tiang yang rusak.

"Kerusakannya seperti akibat penembakan atau penggunaan alat peledak," kata perusahaan energi negara Ukraina Ukrenergo dalam sebuah pernyataan.

Ukrenergo memperkirakan perbaikan tersebut akan rampung dalam 4 hari. (Tnt/Rie)*

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.