Sukses

Tolak Pakai Selendang Miss China Taipei, Peserta Didiskualifikasi

Ratu kecantikan yang mewakili Taiwan didepak dari lomba karena menolak mengganti nama tulisan negara yang dipakainya.

Liputan6.com, Wina - Perwakilan Taiwan dalam kontes kecantikan Miss Earth 2015 mengungkapkan bahwa dirinya telah diskualifikasi dari perlombaan karena menolak menggunakan selendang bertuliskan 'Miss China Taipei' untuk menggantikan selendang 'Miss Taiwan ROC' yang dipakainya.

Dilansir ShanghaiistSenin (23/11/2015) Ting Wen-yin (22) menceritakan bahwa ia mendapatkan peringatan sebelum pergi ke lokasi perlombaan di Wina, Austria-- diduga karena tekanan politik Tiongkok.

Ratu kecantikan yang mewakili Taiwan didepak dari lomba karena menolak mengganti nama tulisan negara yang dipakainya. (Sumber Shanghaiist.com dan Facebook)

Weng-yin mengatakan, “Sudah 30.000 kali aku mengatakan kepada mereka, Taiwan adalah Taiwan. Aku dilahirkan di Taiwan, selendangku bertuliskan Taiwan, aku mewakili Taiwan, dan aku akan menggunakan nama Taiwan dalam pelombaan ini.”

“Namun tanggapan mereka, ‘ganti selendangmu atau pergi’. Hari ini, mereka tidak mengizinkanku berdiri di panggung sementara itu para jurufoto tidak diizinkan mengambil fotoku.”

Namun, Ting tidak merasa kecewa harus keluar dari perlombaan tersebut. Melalui laman Facebook, ia meminta para penggemarnya untuk tidak terganggu dengan kemilaunya dunia kontes kecantikan.

Penyelenggara tidak menyediakan makan siang peserta pada dua kesempatan, ataupun memberikan peluang kepada peserta untuk membeli makan siang, keluhnya.

Ratu kecantikan yang mewakili Taiwan didepak dari lomba karena menolak mengganti nama tulisan negara yang dipakainya. (Sumber Facebook)

Makan malamnya terkadang berupa roti atau pasta yang tak menarik. “Selama tiga malam terakhir, kami mengunjungi klab-klab malam, mengenakan pakaian indah hanya untuk berbincang dan berdansa dengan para pria. Aku merasa menjadi pramuwisma.”

“Sebenarnya ini menjadi keberkahan tersembunyi, didepak dari pelombaan di mana kami diperlakukan sedikit lebih baik daripada tawanan.”

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bukan Pertama Kalinya

Sejak perlombaan kecantikan ini digelar pada tahun 2001, peserta dari Taiwan disebut mewakili 'Miss Taiwan ROC'. Dan pada tahun 2007, lomba itu menjadi lomba kecantikan internasional pertama yang menerima delegasi dari Tiongkok, Hong Kong, Macau, Taiwan, dan Tibet, dengan segala kepekaan politiknya.

Dampaknya, peserta dari Tibet diminta memakai selendang 'Miss Tibet-Tiongkok.' Itu menjadi tahun terakhir kesertaan Tibet dalam perlombaan. Dalam beberapa tahun terakhir, Miss Hong Kong dan Miss Macau juga absen dari lomba tersebut.

Para peserta dari seberang selat mewakili wilayah mereka dengan menggunakan berbagai nama selama beberapa puluh tahun lamanya. Selama 1990-an, Taiwan ikut dalam sejumlah perlombaan kecantikan kelas internasional, seperti Miss World dan Miss Tourism, dengan menggunakan nama “Miss China.”

Untuk lomba Miss Universe, peserta dari Taiwan menggunakan selendang ‘Miss Taiwan ROC’ hingga awal 2000-an. Dan perdebatan dimulai ketika Beverly Chen pada 2003 tunduk terhadap tekanan untuk memakai memakai selendang “Miss Chinese Taipei”.

Kepada media ia mengatakan ketika disodori dua helai selendang bertuliskan “Miss Taiwan” dan “Miss Chinese Taipei”.

“Aku diminta mengenakan Chinese Taipei di hadapan media. Selendang ‘Miss Taiwan’ hanya untuk acara-acara khusus ketika media tidak hadir,” ungkapnya.

Ratu kecantikan yang mewakili Taiwan didepak dari lomba karena menolak mengganti nama tulisan negara yang dipakainya. (Sumber Shanghaiist.com)

Dalam satu kejadian lain yang menggambarkan perselisihan politik dalam lomba kecantikan internasional, Anastasia Lin, yang pernah menjadi Miss World Canada, mengatakan bahwa ia dilarang mengikuti lomba Miss World oleh pemerintah Tiongkok.

Ratu kecantikan kelahiran Hunan ini ternyata adalah penggagas hak asasi manusia dan pengikut Falun Gong. Ia juga mengatakan bahwa ayahnya, yang masih tinggal di Tiongkok, telah dihujani ancaman dari pihak keamanan Tiongkok terkait dengan kegiatan pendampingan hak asasi manusia yang dilakukan wanita tersebut. (Alx/Rcy)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.