Sukses

Kisah Hedy Lamarr, Artis Seksi dan Kontroversial Penemu Wi-Fi

Google Doodle hari ini didedikasikan untuk Hedy Lamarr, artis cantik dan seksi yang ternyata memiliki otak encer. Jenius berparas cantik.

Liputan6.com, Jakarta - Google Doodle hari ini didedikasikan untuk Hedy Lamarr yang lahir pada 9 November, 101 tahun lalu. Ia adalah artis Hollywood berjuluk 'perempuan tercantik di muka Bumi'.

Kecantikannya yang memancar dalam layar perak juga membuat perempuan itu menjadi artis paling populer di masanya.

Mengapa Hedy Lamarr dianggap istimewa sampai-sampai sebuah logo Google didedikasikan untuknya?

Sebab, tak hanya cantik dan seksi. Lamarr juga berotak encer. Jenius.

"Kami dengan senang hati menonjolkan kisah-kisah pencapaian perempuan dalam bidang sains dan teknologi. Ketika ada kisah bintang Hollywood tahun 1940-an yang menjadi penemu, yang mengembangkan teknologi yang kita gunakan dalam ponsel pintar (smartphone) saat ini. Jadi, kami ingin membagikannya pada dunia," kata pembuat Google Doodle, Jennifer Hom, seperti dikutip dari Telegraph, Senin (9/11/2015).

 

Google doodle yang didedikasikan untuk Hedy Lamarr (Google)



Doodle untuk Lamarr mengisahkan kehidupan sang bintang dan penampilannya pada 1940-an diiringi soundtrack yang diciptakan komposer Adam Ever-Hadani. Untuk menggarisbawahi kariernya di Hollywood, logo dibuat dalam format sinema.

"Lamarr memiliki status 'mistis' di Google. Dan saya merasa bahagia memiliki kesempatan untuk membagikan kisahnya dalam bentuk doodle," kata Hom.

"Untuk menunjukkan Lamarr dalam skrenario yang sangat berbeda, yakni siang sebagai bintang film dan penemu kala malam hari."

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Artis Sensual


Hedy Lamarr terlahir dengan nama Eva Maria Kiesler pada 9 November 1914 di Wina, Austria. Ia mendapatkan peran pertamanya pada usia 17 tahun dalam film Jerman berjudul Geld Auf Der Strase.

Film Jerman kemudian, Exstase, pada 1933 membuatnya menarik perhatian Hollywood. Kala itu Lamarr tampil kelewat berani, tanpa busana dan vulgar. Melecut kontroversi sengit di zamannya, film itu pun dilarang tayang di banyak negara, termasuk Amerika Serikat.

Karir Lamarr lalu berlanjut di Hollywood saat ia diikat kontrak dengan rumah produksi film terkenal, Metro Goldwyn Meyer (MGM). Lirikan matanya yang memikat membuatnya terpilih tampil di 18 film dari tahun 1940 sampai 1949. Lepas dari MGM, ia bahkan menikmati sukses terbesarnya lewat film Samson and Delilah.

Kehidupan pribadinya tak lepas dari sorotan. Sering berurusan dengan hukum, termasuk dua kali ditangkap polisi karena ketahuan mengutil di toko, menikah enam kali, dan kisah pelariannya dari suami pertamanya, Friedrich Mandl, orang ketiga terkaya di Austria kala itu.

 



Lamarr menikahi Mandl di usia 19 tahun. Meski berdarah Yahudi, ia dan suaminya punya hubungan bisnis dan sosial dekat dengan pemerintahan fasis Italia dan Jerman. Bahkan Adolf Hitler dan Benito Mussolini pernah menjadi tamu di pesta mewah yang diadakan rumah mereka.

Meski mengekang dan melarang sang istri berkarier di dunia keartisan, Mandl kerap mengajak Lamarr menemaninya ke pertemuan bisnis, berdiskusi dengan para ilmuwan, dan profesional yang berkecimpung di dunia teknologi militer.

Segala aktivitas itu mengenalkan Lamarr pada teknologi terapan dan membangkitkan bakat terpendamnya dalam bidang sains.

Hidup Hedy Lamarr memang tidak berjalan mulus. Ia yang lelah dengan status selebritinya, dengan penglihatan yang makin memburuk, memutuskan mengasingkan diri dari sorotan publik pada 1981.

Alih-alih kariernya sebagai artis, kontribusinya terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi justru memiliki kesan yang paling penting dan abadi. Pada  2003, pabrik pesawat Boeing meluncurkan serial iklan rekruitmen, yang menampilkan Hedy Lamarr sebagai ilmuwan.

Sama sekali tak ada referensi karier keartisannya di sana. Hedy Lamarr juga "dihidupkan kembali" lewat karakter Catwoman dalam film Batman tahun 2012.

3 dari 3 halaman

Ilmuwan Jenius

Temuan Hedy Lamarr sangat penting dalam bidang pertahanan nasional. Sampai-sampai pada masanya, pejabat pemerintah tidak mengizinkan publikasi secara detil.

Sebelumnya, Lamarr telah bereksperimen membuat kaldu rasa cola untuk membuat soft drink rumahan.

Idenya yang dirahasiakan itu oleh para pejabat hanya disebut, "terkait dengan teknologi pengendali jarak jauh yang digunakan di medan perang".

Siapa pun kala itu, bahkan Lamarr sendiri, mungkin tak pernah mengira inovasinya itu akan melintasi waktu, menjadi teknologi era modern yang menjadi dasar temuan telepon genggam, pager, Wi-Fi, satelit pertahanan, dan sejumlah besar perangkat spread-spectrum lainnya.

Ide itu muncul saat perhatian Lamarr tersita ke masalah pertahanan, menyusul tragedi tenggelamnya kapal penuh pengungsi yang disebabkan kapal selam U-boat milik Jerman pada 1940.

 

Hedy Lamarr, artis seksi Hollywood yang berotak encer (www.vidiocy.com)



Soal persenjataan ia jelas lebih tahu dari para artis lainnya. Saat masih menikah dengan Mandl, ia tak hanya belajar tentang teknologi rudal dan kapal selam terbaru, tapi masalah yang dihadapi: bagaimana caranya mengarahkan torpedo menggunakan teknologi radio dan melindungi sinyalnya dari sabotase musuh.

Gagasannya adalah bagaimana melindungi komunikasi nirkabel dari gangguan dengan cara menciptakan variasi frekuensi di mana sinyal radio ditransmisikan. Jadi, saat saluran beralih tak terduga, musuh tak akan tahu bagaimana harus memblokirnya.

Namun ide cerdik "loncatan frekuensi" baru terealisasi setelah Lamarr bertemu dengan komposer avant-garde sekaligus penemu amatir, George Antheil, dalam sebuah makan malam di Hollywood.

Tanpa sepengetahuan publik yang memujanya nya, duo penemu ini mendaftarkan paten karyanya yang diberi nama "Secret Communication System" atau "sistem komunikasi rahasia" pada 10 Juni 1941. Paten dikabulkan oleh Pemerintah AS pada 11 Agustus 1942.

Pada saat itu memang belum tercipta apa pun yang bernama Wi-Fi. Tapi sesungguhnya Lamarr menciptakan sesuatu yang disebut “teknologi komunikasi spread-spectrum”. Teknologi ini merupakan dasar dari semua teknologi nirkabel yang dikenal saat ini. (Ein/Rie)**

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.