Sukses

Rudal Nyaris Tabrak Pesawat Inggris di Lokasi Jatuhnya Jet Rusia

Pesawat milik maskapai Thomson nyaris dihantam rudal, 2 bulan sebelum kecelakaan pesawat Metrojet asal Rusia terjadi.

Liputan6.com, London - Pesawat milik maskapai Thomson berpenumpang 189 orang terbang dari London, Inggris menuju Sharm El Sheikh, Mesir.

Mendekati tujuan, pilot menjumpai hal luar biasa yang gawat: sebuah rudal yang melesat di langit yang sama. Jaraknya hanya 1.000 kaki atau 300 meter dari kapal terbang itu.

Sang penerbang lantas bermanuver, menghindari bahaya. "Kopilot saat itu sedang memegang kemudi. Sementara, pilot yang juga masih ada di kokpit melihat roket sedang menuju ke arah pesawat," kata seorang sumber, seperti dikutip dari Daily Mail, Sabtu (7/11/2015).  

"Ia memerintahkan pesawat bermanuver ke kiri, menghindari roket yang jaraknya hanya 300 meter."

Pesawat dengan nomor penerbangan TOM 476 pun mendarat dengan selamat, para penumpang yang bersiap menikmati liburan di kota tepi pantai tersebut keluar dari bandara, tanpa mengetahui mereka baru saja lolos dari bencana yang terjadi pada 23 Agustus 2015, 2 bulan sebelum kapal terbang Metrojet milik Rusia jatuh di Semenanjung Sinai dan menewaskan 224 orang yang ada di dalamnya.

 

Puing-puing pesawat komersial Rusia berserakan di Semenanjung Sinai (Reuters)


Sementara, 5 awak kabin lain baru mengetahui insiden tersebut setelah pesawat mendarat. Mereka pun terguncang sampai-sampai ditawari menginap di Mesir. Namun, memilih untuk kembali ke Inggris.

Insiden tersebut baru terkuak belakangan, pasca-kecelakaan yang menimpa maskapai Rusia itu. Dari hasil sadapan pembincangan online antarmilitan, yang menyebut 'hal besar' sebelumnya pernah terjadi di area jatuhnya pesawat Metrojet.

Departemen Transportasi Inggris mengonfirmasi bahwa insiden tersebut benar terjadi. Namun, mereka mengatakan rudal tersebut tidak menargetkan pesawat Inggris -- dan menyebut misil tersebut adalah milik militer Mesir.

"Kami menginvestigasi laporan insiden saat itu dan menyimpulkan itu bukan serangan yang ditujukan ke pesawat, melainkan diduga kuat terkait latihan rutin yang dilakukan militer Mesir," demikian pernyataan pihak Department for Transport (DfT), seperti dikutip dari Guardian.

Sementara, pihak Thomson Airways mengonfirmasi insiden yang terjadi jelang pendaratan pesawat TOM 476 di Sharm el-Sheikh. Kejadian tersebut juga telah dilaporkan ke pihak Departemen Transportasi.

"Setelah menelaah rincian kasus, penyelidikan menyimpulkan, tak ada alasan yang patut dikhawatirkan," kata mereka.

Rudal yang nyaris menerjang pesawat Thompson juga disaksikan pesawat lain yang melintas di lokasi yang sama. "Kru pesawat mengatakan, roket tersebut berasal dari latihan militer Mesir. Namun, yang terjadi saat itu sungguh mengerikan," kata sumber. (Ein/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini