Sukses

Mitos Keliru Tentang Babi

Babi punya reputasi sebagai binatang yang kotor, benarkah demikian? Berikut beberapa penjelasannya.

Liputan6.com, London - Babi punya reputasi sebagai binatang yang kotor, sering banjir keringat dan berkubang di lumpur. Selain itu binatang itu juga kerap diidentikkan dengan warna merah jambu, dan si jantannya disebut-sebut bisa orgasme selama satu jam. Benarkah demikian? 

Berikut ini beberapa hasil penellitian yang terkait mitos-mitos pada babi:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Binatang Kotor Vs Higienis

Babi kerap disebut sebagai binatang kotor sebenarnya hanyalah stereotip yang disebabkan oleh peternakan yang buruk. Padahal di alam bebas, babi liar tidak tidur dan berkubang dalam kotoran sendiri dan mereka bahkan makan tanaman.

Mereka kotor karena berkubang di lumpur karena hal itu adalah cara mudah untuk membuat suhu tubuh mereka tetap dingin. Ini karena babi tak punya kelenjar keringat.

Dengan kondisi tersebut, babi punya risiko besar kepanasan, dan air lumpur menguap jauh lebih lambat ketimbang air jernih.

"Babi, seperti binatang lain, akan selalu mencoba terus nyaman," kata Greger Larson dari Universitas Oxford. "Jika menjadi kotor adalah cara untuk tetap dingin, maka itulah yang akan mereka lakukan. Mereka mungkin bisa menemukan pemecahan lain tapi hal itu tak bisa dilakukan karena mungkin kita mengurung mereka di kandang yang sempit."

Lapisan lumpur di kulit mereka bisa berfungsi lain, bagai tabir surya yang melindungi kulit dari terbakar sinar matahari. Atau juga sebagai penangkal serangga seperti nyamuk dan sejenisnya.

Melumuri tubuh dengan lumpur bisa juga merupakan cara untuk mengusir kutu dan parasit lainnya. Ironisnya, mereka sebetulnya berkubang di lumpur untuk membersihkan diri, bukan untuk mengotori kulit mereka.

Binatang ini juga sebenarnya tak memakan sembarang makanan.

Babi hutan -- nenek moyang dari babi yang dipelihara di peternakan, adalah hewan pemakan segalanya atau omnivora dan tidak terlalu rewel apa yang mereka makan.

Namun 90% makanan mereka terdiri dari tumbuhan, dan mereka tak terlalu berminat makan kotoran sendiri.

Kalau babi peliharaan sesekali makan kotoran mereka sendiri, kemungkinan besar karena kandang yang sempit membuat mereka terpaksa melakukannya. Babi, seperti binatang lain, akan selalu mencoba terus nyaman.

Di sisi lain, satu kelompok babi liar di kebun binatang di Basel, Swiss, justru jadi terkenal lantaran makanan mereka yang higienis.

Hewan-hewan ini diberi sepotong apel yang tertutup pasir. Alih-alih memakannya, mereka membawanya ke pinggir kolam dengan air mengalir di dekat kandang dan mereka mendorong maju mundur buah itu sampai pasirnya rontok, baru memakannya.

Babi hutan itu tak melakukannya jika diberi apel yang bersih. Bahkan ketika mereka tampak sangat lapar, mereka tetap meluangkan waktu untuk mencuci makanan mereka.

"Saya tidak akan makan makhluk yang tak mengerti kotoran mereka sendiri," Kata Jules Winnfield, tokoh pembunuh bayaran dalam film Pulp Fiction, yang diperankan oleh Samuel L. Jackson ketika menjelaskan kenapa ia tak makan daging babi seperti dikutip dari BBC, Sabtu (7/11/2015).

Namun jika Winnfield berpikir sejenak saja, ia mungkin tak akan terlalu sinis terhadap babi.

Menurut penelitian, kelinci kerap memungut kotoran sendiri dan memakan lagi rumput yang belum tercerna dengan baik di dalam sistem pencernaan. Tapi tak ada yang rewel terhadap kelinci.

3 dari 3 halaman

Berwarna Merah Muda dan Ejakulasi Lama

Babi peliharaan sering berwarna merah muda tapi hanya karena peternaknya membuat mereka begitu. Perlu juga diingat bahwa warna merah jambu pada binatang nyaris tanpa bulu ini sebenarnya hasil kreasi manusia saja, sekalipun asosiasi warna itu yang muncul setiap kali kata 'babi' disebut.

Babi peliharaan, dan saudara mereka babi liar, hanya satu anggota saja dari seluruh keluarga babi yang disebut Suidae. Keluarga mereka terdiri dari lebih dari selusin spesies termasuk warthog, babi kerdil, babi rusa, babi hutan raksasa dan babi semak Afrika.

Bukti genetis menyatakan bahwa babi liar dijinakkan dalam dua jalur berbeda, di Asia dan Eropa. Babi purba ini mulai berbeda sejak sekitar satu juta tahun lalu -- jauh sebelum penangkarannya di mulai 9.000 tahun lalu.

Sekalipun terpisah jauh, babi liar Asia dan Eropa memiliki teknik penyamaran serupa.

Babi peliharaan tak bisa dikatakan sama. Pada babi ini, gen yang membentuk warna kulit amat beragam, maka beragam pula warna dan polanya.

"Kita mulai suka menciptakan perbedaan ini kurang dari 10.000 tahun," kata Larson.

Dalam makalah yang diterbitkan tahun 2009, ia dan rekannya menulis bahwa manusia telah memilih mutasi langka yang dengan cepat dihilangkan dalam alam liar.

Ada satu selentingan terakhir yang perlu disinggung, yaitu fakta yang kerap dikutip bahwa babi jantan bisa orgasme selama 30 menit.

Hal pertama yang perlu dikatakan, kita tak tahu seperti apa sensasi babi jantan, atau betina, ketika mereka kawin. Maka pembicaraan tentang orgasme mereka tentu jadi spekulatif.

Namun berdasarkan metode “sarung tangan” yang digunakan untuk mengambil sperma babi jantan, ejakulasi mereka memang bisa bertahan lama. Dalam sebuah penelitian tahun 2012 tentang "babi hutan yang kuat, durasi rata-rata ejakulasi adalah 6 menit.

Sulit untuk diketahui apakah ejakulasi dengan durasi seperti ini bisa terjadi tanpa bantuan, tapi tetap ada kemungkinan itu terjadi.

Menurut pengamatan terhadap babi jantan dalam pembuahan sesungguhnya, durasi orgasme biasanya 4-5 menit, tapi bisa juga sampai 20 menit.

Apapun kebenaran tentang orgasme babi, petunjuk dunia maya tentang bagaimana melakukan pembuahan artifisial terhadap babi memberi peringatan kepada para peternak untuk tidak menginterupsi babi jantan ketika mereka belum selesai melakukan pembuahan, kecuali jika mereka ingin menghadapi babi yang murka. (Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.