Sukses

Peringatan Konten!!

Artikel ini tidak disarankan untuk Anda yang masih berusia di bawah

18 Tahun

Verifikasi UmurStop di Sini

Tingkat Kelahiran Rendah, Pemerintah Kampanye 'Bikin Anak'

Dibayangi kekhawatiran menyusutnya angka kelahiran di Denmark, suatu kampanye digelar untuk meningkatkan kegiatan 'bikin anak'.

Liputan6.com, Copenhagen - Jika sebagian negara di dunia mengalami meledaknya jumlah penduduk, tak demikian dengan negara Denmark yang malah menghadapi menurunnya angka kelahiran secara drastis. Bahkan ada kekhawatiran bahwa penduduk negara itu akan habis karenanya.

Kampanye Spies di Denmark untuk menggiatkan ovulasi pasangan muda (sumber dari cuplikan video Spies Denmark)

Menyiasati gelagat itu, sebuah perusahaan wisata Spies di Denmark mencoba menawarkan solusi. Dengan kampanye 'bikin anak' bertajuk 'Do it for Mom'.

Perusahaan tersebut membujuk para kakek dan nenek, untuk menjadi sponsor wisata ke luar negeri untuk anak-anak mereka yang sudah dewasa.

Usulan ini diajukan karena adanya penelitian yang menyebutkan bahwa warga Denmark lebih banyak melakukan hubungan intim ketika mereka sedang berlibur.

"Kirimlah anakmu liburan secara aktif, dan dapatkan seorang cucu dalam waktu 9 bulan," tulis perusahaan tersebut seperti dilaporkan dalam Washington Post, yang dikutip Selasa (6/10/2015).

 

Kampanye Spies di Denmark untuk menggiatkan ovulasi pasangan muda (sumber dari cuplikan video Spies Denmark)

Pernyataan dalam video kampanye mereka juga menyebutkan kenyataan demografis negara makmur tersebut.

"Sistem kesejahteraan Denmark sedang tertekan. Memang masih ada kelahiran bayi-bayi, walaupun kemajuannya sedikit. Dan ini mengkhawatirkan kita semua."

Denmark memiliki sistem kesejahteraan paling tinggi sedunia, dan negeri itu memerlukan pekerja-pekerja muda untuk membiayainya.

Bjarne Christensen selaku ketua perkumpulan 'Seks dan Masyarakat' di Denmark mengatakan kepada Bloomberg pada tahun lalu, "Kami melihat banyak warga yang tidak berhasil mendapatkan anak-anak." Menurutnya, hal ini sudah mencapai tingkatan epidemik.

Secara perlahan, cara pandang warga Denmark tentang hal ini telah berubah. Bukan lagi sekedar membicarakan potensi bahaya suatu hubungan seks, tapi kaum muda Denmark mulai mempelajari manfaat sistem pendidikan di sana.

"Yang paling menderita kemungkinan adalah para ibu yang tidak akan pernah mengalami memiliki cucu," demikian petikan suara dalam iklan Spies.

"Perihal menghadirkan cucu, mungkin agak janggal kalau ikut campur untuk membantu. Tapi jangan sedih, kami memiliki solusi… orang biasanya lebih sering melakukan hubungan seks selagi liburan yang bermandikan cahaya matahari," sambung iklan itu.

Kampanye Spies di Denmark untuk menggiatkan ovulasi pasangan muda (sumber dari cuplikan video Spies Denmark)

Menurut Spies, liburan-liburan bermandikan cahaya matahari menghasilkan lebih banyak bayi, daripada liburan ke tempat-tempat yang dingin. Namun demikian, peringatan ini bukannya tanpa alasan.

Denmark adalah negara yang dekat dengan kutub utara. Liburan jauh ke selatan tentunya berbiaya lebih besar daripada liburan ke negara-negara sekitar, semisal Swedia atau Norwegia.

Kampanye ini sepertinya merupakan kelanjutan dari kampanye serupa tahun lalu. Waktu itu, perusahaan tersebut mengeluarkan iklan video dengan slogan "Lakukanlah untuk Denmark." Bahkan tersedia 'potongan harga untuk ovulasi' bagi para pasangan Denmark yang bersedia berlibur.

Dalam video itu, ada suatu penjelasan yang menyebutkan bahwa 10% pasangan Denmark mengalami pembuahan (ovulasi) ketika berlibur di luar negeri. Nadanya pun terdengar patriotik, "Dapatkah kita menyelamatkan masa depan Denmark? Sebanyak 46% warga Denmark melakukan lebih banyak keintiman pada saat liburan."

Kampanye Spies di Denmark untuk menggiatkan ovulasi pasangan muda (sumber dari cuplikan video Spies Denmark)

Sebagai bujukan tambahan, pasangan warga Denmark yang berhasil 'bikin anak' selagi liburan yang diatur oleh perusahaan itu, maka pasangan tersebut berhak mendapatkan hadiah popok gratis selama 3 tahun dan 1 liburan gratis ke luar negeri.

(Alx/Tnt)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.