Sukses

7 Hal yang Bisa Membuat Anda Takut Tidur

Tidur seharusnya menjadi waktu beristirahat total. Namun, kadang-kadang ada hal-hal seperti ini yang mengganggu.

Liputan6.com, Jakarta - Saat tidur sudah seharusnya tenaga dan pikiran kita beristirahat total.

Ketika sudah sepenuhnya terlelap, saat itulah kita memasuki fase REM (Rapid Eye Movement)-- yakni fase dimana kita sudah sepenuhnya terlelap dan bola mata mengalami pergerakan cepat dan acak, sehingga tercipta mimpi.

Namun dalam keadaan yang tidak sadarkan diri itu, kita terkadang terbangun dan tiba-tiba merasa takut-- dengan keringat dingin bercucuran dan terengah-engah seperti baru melakukan kegiatan yang menguras tenaga.

Sebenarnya, beberapa gangguan tidur lebih cocok menjadi bagian adegan dari film horor, dan bukan saat kita dalam keadaan relaksasi penuh. Dikutip dari Live Science, inilah 5 gangguan tidur paling meresahkan.

Tidur sambil berjalan

Mencapai 15 persen orang dewasa terbangun sesekali dan berjalan dalam keadaan terlelap-- bahkan pada anak-anak, persentasenya bahkan lebih tinggi.

Tidak ada yang mengetahui secara pasti penyebab orang yang tidur sambil berjalan, namun selain genetika, stres diduga menjadi faktor utama penderitanya. Dalam keadaan tidur sambil berjalan, Anda dapat bergerak dengan mudah ke mana saja, dan melakukan aktivitas seperti membuka pintu atau menggeser barang atau perabot.

Meskipun membangunkan orang yang berjalan sambil tidur tidak mengancam kesehatan mereka, namun tindakan ini memiliki resiko bagi penderitanya-- seperti kisah wanita Inggris yang tak sengaja mengendarai mobil dalam keadaan terlelap lalu saat terbangun panik dan mengalami kecelakaan.

Penelitian pada tahun 2003 dari Molecular Psychiatry jurnal membuktikan 19 persen orang dewasa tidur sambil berjalan mengalami cedera dalam 'petualangan' mereka. Terjatuh yang menjadi resiko terbesar. Jika di rumah Anda ada yang menderita berjalan sambil tidur, para ahli menyarankan untuk tidak membiarkan kabel listrik di lantai dan alihkan si somnambulist (penderita) dari tangga.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Teror pada malam hari

Sindrom 'kepala meledak'

Gangguan ini terjadi saat si pengidap terbangun dari tidur karena suara keras dan lantang, yang sesungguhnya tidak ada. Suara bisa bervariasi, dari benturan simbal hingga peledak. Bagi orang yang mendengarnya, suara seakan berasal dari dekat mereka, atau bahkan di dalam kepala.

Pun begitu, gangguan ini tidak berbahaya. Penyebabnya belum diketahui, namun menurut dokter, gangguan ini tidak ada kaitannya dengan penyakit serius.

Halusinasi bangun tidur

Kita mungkin sering menyaksikan hal-hal aneh dalam mimpi. Namun, jika saat kita tidak sedang bermimpi, bisa jadi itu disebut halusinasi hypnagogic --halusinasi yang terjadi dalam transisi dari tidur ke terjaga.

Penderita melaporkan mendengar suara-suara, sensasi adanya hantu, sentuhan, atau melihat orang asing dan objek aneh dalam ruangan. Serangga atau hewan merayap di dinding menjadi pemandangan umum, menurut Neil Kline, psikiater dan representatif ASA.

Halusinasi yang terkait dengan tidur pada umumnya ditemukan pada pengidap narcolepsy. Jadi, walau sensasi hantu tak perlu dikhawatirkan, jika Anda kerap mengantuk saat beraktifitas dan merasa lemas otot, Kline menyarankan untuk meminta nasihat ke dokter.

Teror malam

Gangguan 'teror malam' mendapat namanya dari pengalaman melihat pengidap dan mereka yang menyaksikan kejadian itu-- mengingat penderita kerap terbangun dan tiba-tiba menjerit-jerit atau membanting barang.

Tak seperti mimpi yang terjadi saat mengalami fase REM, teror malam terjadi di luar tahap itu-- umumnya terjadi saat akan terlelap. Lazimnya terjadi pada anak-anak. Pengidapnya sering kali tiba-tiba terduduk, dan membuka mata dengan pandangan kosong. Mereka menjerit atau berteriak-teriak, dan tak bisa dibangunkan.

Dalam beberapa kasus, teror malam terjadi bersamaan dengan berjalan sambil tidur.

Orangtua melaporkan anak-anak berjalan di sekeliling rumah dalam keadaan panik. Namun, setelah 10 sampai 15 menit, mereka kembali tidur. Menurut National Institutes of Health kebanyakan dari mereka tidak mengingat kejadian yang telah menimpanya.

Penyebabnya masih menjadi misteri. Namun, demam, jadwal tidur tidak teratur, dan stres diduga sebagai pemicunya. Teror malam biasanya berkurang seiring bertambah usia.

3 dari 3 halaman

Ketindihan

'Ketindihan'

Dalam istilah kedokteran, fenomena 'ketindihan' disebut sebagai sleep paralysis. Kelainan ini terjadi saat Anda terbangun dari tidur, dan tubuh tak bisa digerakkan, memberikan sensasi seakan ditindih.

Dalam tahap REM, aktifitas mimpi terjadi dan otot tubuh tidak bisa bergerak. Kelumpuhan menjaga kita agar tidak melakukan apa yang terjadi dalam mimpi sebagai pencegah kecelakaan.

Namun, sering kali, saat terbangun, otot tubuh masih belum berfungsi. Pengalaman inilah yang menjadikan seseorang sudah terjaga, namun tidak bisa bergerak atau disebut dengan 'ketindihan'.

Saat 'ketindihan', tidak jarang pengidap yang melaporkan melihat penampakan. Dalam satu studi yang diterbitkan Journal of Sleep Research tahun 1999, 75 persen dari mahasiswa mengalami halusinasi. Orang-orang melaporkan melihat sosok makhluk yang seakan dari alam lain, bersamaan dengan rasa dicekik atau ditekan.

Sensasi inilah yang membuat fenomena ini terkenal dalam dunia mistis secara global. Di China, disebut dengan "ditekan hantu", dan di Meksiko, dikenal dengan sebutian "subirse el muerto" atau "kematian menindih".

Gangguan REM

Jika 'ketindihan' merupakan contoh mobilitas tubuh yang tidak berfungsi, namun gangguan REM merupakan sebaliknya.

Otak terkadang tidak mengirim sinyal dengan jelas untuk tubuh 'tertidur' dalam fase REM. Sehingga, saat Anda terlelap, Anda mempraktekkan apa yang terjadi dalam mimpi. Seperti menendang atau mungkin juga pengidap yang ingat bermimpi, namun tidak ingat melakukan gerakan-- karena sifatnya, cedera yang terjadi pada fenomena ini umum.

Gangguan REM umum terjadi pada usia yang menua, dan bisa menjadi gejala Parkinson's.

Gangguan makan sambil tidur

Bisa jadi, walau Anda berhasil tidak tergoda oleh camilan saat terjaga, tidak menutup kemungkinan dalam keadaan tidur Anda mungkin saja tak kuasa untuk menahan dorongan itu.

Mereka yang mengalaminya makan dalam keadaan tidur, dan terbangun di pagi hari tanpa menyadarinya. Beberapa bahkan melakukan tindakan berbahaya, seperti memotong bahan makanan dan menyalakan kompor-- dan mengonsumsi makanan beku dan mentah.

Seperti tidur saat berjalan, kejadian berlangsung di tahap di luar REM. (Ikr/Rcy)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini