Sukses

70 Persen Prajurit Pria Korsel 'Dandan' Pakai Kosmetik?

Para produsen kosmetik Korea Selatan tak hanya menargetkan kaum hawa. Para pria juga jadi sasaran pemasaran, termasuk para anggota militer.

Liputan6.com, Seoul - Para produsen kosmetik Korea Selatan tak hanya menargetkan kaum hawa. Para pria juga jadi sasaran pemasaran.

Para pria di Korsel tak ragu mengeluarkan uang dalam jumlah besar untuk membeli produk-produk perawatan agar membuat kulit mereka makin kinclong dan meningkatkan  penampilan. Ini berlawanan dengan ide maskulinitas Barat.

Menurut Euromonitor, para pria di Korsel ada dalam daftar teratas konsumen perawatan kulit -- dengan pembelian 4 kali lipat daripada Denmark yang berada di urutan kedua.

Hal itu menjadikan industri kosmetik untuk pria berkembang signifikan di Korsel, yang nilainya mencapai lebih dari US$ 1 miliar dan diperkirakan tumbuh hampir 50 persen dalam waktu 5 tahun ke depan.

Lelaki di Korsel tak hanya membeli krim pencukur wajah dan lotion. Permintaan juga makin besar untuk produk antipenuaan (anti-aging), masker, dan penyegar (mist).

Alex Taek-Gwang Lee, analis kebudayaan dari Kyunghee University mengatakan, di negaranya para pria memakai lebih banyak kosmetik, sebab di Korsel penampilan adalah segalanya.

"Kami bahkan punya pepatah," kata Lee seperti dikutip dari CNN, Senin (5/10/2015). "Jika membeli sesuatu, pilihlah yang penampilannya paling baik."

Dalam masyarakat ultra-kompetitif di Korsel, hal itu juga berlaku saat memilih orang.

Misalnya, saat perusahaan memilih karyawan. Sejumlah kandidat mungkin sama-sama punya latar belakang dari universitas ternama dan kualifikasi serupa. Satu hal yang bisa menentukan seseorang terpilih adalah dari penampilannya.

"Jika seseorang ingin punya gaji lebih tinggi, yang harus dilakukan adalah meningkatkan 'modal' yang dimiliki, termasuk penampilan," jelas Lee.

 

Para pria di Korsel rajin menggunakan kosmetik, tak hanya krim cukur atau lotion



Chris Hong, seorang pebisnis eksekutif, adalah 'konsumen ideal' industri kosmetik. Tak hanya produk perawatan sehari-hari. Ia melakukan suntik botok 2 kali setahun. Juga perawatan laser untuk melembutkan kulit wajah dan memperbaiki ketidaksempurnaan muka.

Hong mengaku, ia menghabiskan lebih banyak waktu, uang, dan upaya demi menjaga 'kecantikan'. Lebih dari istrinya sendiri.

"Anda akan merasa lebih baik dengan melakukan perawatan lebih maksimal," kata Hong. "Aku tak mau terlihat tua."

Produk dari perusahaan kelas internasional semacam Lab Series dan Biotherm masuk dalam jajaran terpopuler. Namun, Minji Kim, analis di  Euromonitor mengatakan, perusahaan lokal Korsel agresif berkompetisi untuk membidik pasar kaum adam.

"Hampir semua pemain domestik meluncurkan rangkaian perawatan untuk pria," kata Kim. Ia lantas menyebut sejumlah perusahaan seperti AmorePacific dan LG Household & House Care.

AmorePacific bahkan meluncurkan produk perawatan pria khusus para anggota militer -- termasuk make up khusus kamuflase berbahan alami dan masker pendingin serta pemutih kulit pasca-latihan.

Menurut perusahaan tersebut, 70 persen anggota militer berjenis kelamin laki-laki di Korsel menggunakan kosmetik. Namun, tak dijelaskan apakah yang dimaksud termasuk prajurit karier atau termasuk wajib militer.

"Menariknya, produk kosmetik digunakan sejak awal -- mengingat banyaknya aktivitas di luar ruangan yang membutuhkan perlindungan dari sinar matahari dan perawatan kulit secara umum," kata perusahaan tersebut. (Ein/Tnt)*

Baca juga: Kisah Nenek-nenek Korea Selatan Menjadi PSK Saat Masa Tua 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.