Sukses

Biaya Hidup Bikin Tekor, Mahasiswa Kuliah Naik Pesawat

Biaya sewa tempat tinggal di London membuat Jonathan Davey tekor. Ia pun memiliki solusi untuk menghemat. Dengan tinggal di Polandia

Liputan6.com, Gdansk - Semua orang di dunia pada umumnya memiliki kebutuhan yang kurang lebih sama-- sandang, pangan dan papan. Namun, biaya kehidupan di setiap tempat bisa berbeda hingga terpaut jauh dengan kota lainnya.

London, ibukota Inggris, dinobatkan sebagai negara keempat dengan biaya hidup tertinggi di dunia, menurut survey dari Expatisan. Dibanding dengan kota-kota Polandia yang sama-sama terletak di Eropa, perbedaan harga sewa bisa berselisih hingga Rp. 18,8 juta!

Hal inilah yang membuat Jonathan Davey, seorang mahasiswa asal Inggris, merasa muak. Namun hal yang dilakukannya akan membuat Anda geleng-geleng kepala-- karena ia lebih memilih untuk melakukan penerbangan sejauh 1609 km untuk menghadiri kuliahnya setiap minggu.

Jonathan yang berasal dari Hampshire, menuturkan pada Independent bahwa untuk menyewa kamar di kampusnya ia perlu merogoh kocek sedalam 880 poundsterling (Rp. 19,5 juta) setiap bulannya.

Namun setelah jalan-jalan keliling Eropa tahun lalu, mahasiswa jurusan Antropologi ini menemukan solusi yang tak biasa. Sekarang ia hanya membayar ongkos transportasi ke kampus dan tempat tinggal dengan biaya 2100 poundsterling (Rp. 46,6 juta) per tahun, atau sama dengan 175 poundsterling (Rp. 3,9 juta) per bulan-- namun dengan satu kejutan, ia menetap di Polandia.

Biaya yang dikeluarkan Jonathan sudah termasuk biaya pulang-pergi, transport dari dan menuju bandara, serta sewa kamar mingguan dengan hanya 35 poundterling.

Jonathan terbang dari kota pelabuhan Gdansk menuju Luton pada pukul 6 pagi setiap Rabu. Mahasiswa ini menuturkan, ia akan tinggal di hostel murah atau menumpang temannya sampai hari Jumat-- untuk kembali ke Polandia pada akhir pekan.

Selain biaya hidup di London yang membuat tekor, Jonathan juga menganggap kualitas hidup di Polandia jauh labih baik ketimbang di Inggris. Bahkan orangtuanya menganggap dia sudah gila. Namun, menurut Jonathan: "Saya menunjukkan mereka detilnya, dan mereka bisa melihat saya menabung jauh lebih banyak dari sebelumnya.

Tindakan yang diambil Jonathan ini telah menekankan krisis biaya akomodasi di London. Baru-baru ini, Sutton Trust mempublikasikan laporannya yang menunjukkan bagaimana kaum muda, terutama dari latar belakang menengah ke bawah, tidak bisa mendapatkan tempat tinggal di dalam kota-- meskipun London dibanggakan sebagat tempat terbaik di negara untuk pekerjaan di bidang hukum, medis, media, dan keuangan. (Ikr/Rcy)

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini